Reportase Pelatihan Topik 2: Analisa kualitas layanan ibu dan anak: time series analysis menggunakan data SDKI 2002 - 2017

Hari ke-1: 23 Februari 2021

Pada Selasa (23/02/2021) diselenggarakan Pelatihan Pengolahan, Analisis, dan Visualisasi Data Kesehatan hari pertama topik ke-2 tentang Analisis kualitas layanan ibu dan anak: time series analysis menggunakan data SDKI 2002 - 2017. Acara berlangsung pukul 13.00 – 15.00 WIB di Gedung Litbang, FK – KMK UGM dan disiarkan melalui zoom meeting.

Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK - KMK UGM bersama dengan World Health Organization (WHO) Indonesia dalam program penguatan dan pengembangan kebijakan Kesehatan. Beberapa data yang diolah dalam rangkaian pelatihan ini hingga Maret nanti antara lain data sampel BPJS Kesehatan, data SKDN, dan data - data KIA.

Outcome dari pelatihan ini diantaranya peserta dapat mengenali dan memahami berbagai data kesehatan yang ada dan mampu melakukan pengolahan, analisis, dan visualisasi data rutin berdasarkan contoh yang diberikan dalam pelatihan. Narasumber yaitu dr. Tiara Marthias, MPH, PhD (cand). Pelatihan dimoderatori oleh Muhammad Hafizh Hariawan, S.Gz, MPH.

Sesi 1 – Pengantar data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
dr. Tiara Marthias, MPH, PhD (Cand)

23feb 1Survei demografi kesehatan di Indonesia sudah berlangsung dari tahun 1987. Datanya tersedia free, open for public, dan meliputi banyak data tidak hanya Kesehatan Ibu dan Anak. Namun, pada pelatihan ini akan berfokus pada data Kesehatan Ibu dan Anak. Dua hal yang ingin dihasilkan dalam pelatihan hari ini dan Jumat nanti yaitu agar dua tujuan penelitian tercapai. Pertama, analisis penggunaan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) menggunakan framework “effective coverage” yang meliputi family planning, antenatal care, maternal delivery, dan child immunization. Kedua adalah melihat asosiasi antara implementasi JKN dan perubahan penggunaan layanan KIA

Tentang SDKI/ Demographic Health Survey sebenarnya sudah ada di di lebih dari 90 negara. Di Indonesia sejak 1987 hingga 2017, survey dilakukan setiap 5 tahun. Keterbatasannya adalah karena dilakukan setiap 5 tahun, kita perlu menunggu untuk dapat melihat data terbaru setiap 5 tahun. Topik data SDKI antara lain maternal health, child heath, nutrition, hygiene and sanitation, gender, mortality. Data set yang tersedia antara lain DHS, service provision assessment (SPA), malaria indicator survey, dan modul - modul spesifik seperti NCD, HIV, dan sebagainya.

Untuk mengakses data DHS dapat dilakukan melalui www.measuredhs.com. Data dapat diperoleh dengan bebas biaya dengan men - submit abstrak. Dalam abstrak, tujuan penelitian dan variabel yang akan diteliti harus disebutkan. Kemudian setelah diterima, akan dikeluarkan surat izin pemakaian data. Kita juga bisa submit untuk beberapa proyek.

Terkait struktur data, data DHS lebih simple dibanding data-data yang lain. Pengembangan survei yang terus menerus menyebabkan adanya perubahan atau penambahan data di tahun-tahun terakhir seperti sebagian data ada di 2017 namun tidak ada di survei tahun - tahun sebelumnya. Misalnya, pada survey DHS sebelumnya tidak ditanyakan terkait masalah - masalah family planning seperti menikah atau tidak menikah, yang bisa jadi ada kaitannya dengan alasan norma. Namum, di data tahun 2017 data -data tersebut sudah tersedia.

Sesi 2 - Pengantar Framework “effective coverage” untuk Kesehatan Ibu dan Anak
dr. Tiara Marthias, MPH, PhD (cand)

Tiara menjelaskan konsep effective coverage KIA dengan menggunakan the coverage cascade yang diadaptasi dari Amouzou et al. 2019. The cascade framework ini menggambarkan arah hipotetis dari potensi hilangnya manfaat kesehatan dari intervensi di antara populasi yang membutuhkan layanan kesehatan tertentu. Ada 7 komponen yang dibahas dalam framework ini. Pertama, target population yang meliputi semua orang yang membutuhkan layanan kesehatan. Kedua, service contact, yaitu proporsi dari orang-orang yang membutuhkan layanan kesehatan (dari target populasi) yang mengunjungi fasilitas layanan kesehatan. Ketiga, likelihood of services, yaity proporsi orang yang mengunjungi fasilitas layanan kesehatan yang memiliki kesiapan untuk memberikan layanan yang dibutuhkan.

Keempat yaitu crude coverage, yang merupakan proporsi dari target populasi yang menerima intervensi kesehatan yang dibutuhkan. Kelima quality-adjusted coverage, yakni proporsi dari target populasi yang menerima layanan kesehatan yang sesuai dengan rekomendasi standar atau dapat dikatakan pemberi layanan patuh terhadap standar yang sesuai. Keenam, user-adherence-adjusted coverage, yang merupakan proporsi dari target populasi yang menerima layanan yang sesuai dengan standar dan patuh pada protokol pengobatan atau perawatan. Ketujuh yaitu outcome-adjusted coverage, proporsi dari target populasi yang merasakan manfaat kesehatan dari layanan kesehatan. Ini juga dapat dikatakan sebagai effective coverage. Kerangka kerja ini mengusulkan penggunaan cakupan efektif hanya pada outcome-based coverage. Sedangkan pada tingkatan cakupan lainnya dapat menggunakan quality-adjusted measures of coverage.

Pelatihan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Peserta aktif memberikan pertanyaan melalui kolom chat di zoom. Pelatihan ditutup oleh moderator dengan membacakan kesimpulan pelatihan hari ini dan mengumumkan beberapa informasi seputar pelatihan selanjutnya. Untuk pelatihan di seri ini hari kedua akan dilaksanakan pada Hari Jumat, 26 Februari 2021 pukul 13.00-15.00 WIB dengan link zoom yang sama.

Reporter: Widy Hidayah (PKMK)

 

 

 

Tags: reportase,, 2021,