Health System Research Symposium

Beijing, 31 Oktober-3 November 2012

Laporan Hari I  Laporan Hari II Laporan Hari IIILaporan Hari IV

Laporan Hari III - 2 November 2012

beijinghari3Health System Research Symposium, Beijing (2/11/12)Simposium Global Health System Research telah memasuki hari ketiga. Besok (3 November 2012), symposium akan berakhir. Namun, masih banyak topik menarik yang diangkat. Hari ini, misalnya, sesi yang berjudul "Universal health coverage: Easier said than done?" yang menyajikan pengalaman dari beberapa negara seputar universal health coverage (UHC), termasuk dari Indonesia.

 

 

Pembicara dan moderator sesi ini adalah:  

Chair : Hong Wang, Senior Program Officer, Bill and Melinda Gates Foundation, USA

Speakers:

  1. David Collins, Director, Finance and Accounting, Management Sciences for Health, USA
    'What will it cost to scale up basic packages of primary healthcare services to cover everybody?'
  2. Zina Jarrah, Senior Technical Officer, Management Sciences for Health, USA 
    'Is it cheaper to treat child pneumonia, diarrhoea and malaria in the community? Some answers from Malawi and Rwanda'
  3. Dyah Erti Mustikawati, NTP Manager, Ministry of Health, Indonesia
    'Achieving universal health coverage after donors leave: What are the funding options and challenges? Lessons from Indonesia'
  4. F. Sabine Musange, Lecturer, National University of Rwanda, School of Public Health, Rwanda
    'Universal health insurance: Some implementation challenges and solutions from Rwanda'

Beberapa point menarik dari sesi ini adalah pertama bahwa OOP (out-of pocket payment) masih sangat tinggi di negara-negara yang diteliti kedua, Subsidi pemerintah tidak serta-merta bisa ditranslasikan ke dalam pengurangan OOP dari kantong masyarakat sendiri, karena investasi yang dimasukkan oleh pemerintah (melalui APBN untuk kesehatan, misalnya) belum tentu seefektif yang diharapkan. Selain itu, banyak sekali dana/subsidi ini akan masuk sebagai dana program atau pembangunan infrastruktur. Misalnya, apabila pemerintah menaikkan subsidi/jaminan sosial sebesar US$ 10/kapita, hasil yang akan ditunjukkan tidak akan berupa penurunan OOP sebesar US$ 10, tapi lebih kecil, karena alasan di atas. Ketiga, Indonesia masih dalam proses memetakan lagi dan menggabungkan jaminan kesehatan yang ada di Indonesia, namun menurut mandat presiden, maka UHC harus dilaksanakan pada tahun 2014 nanti.


Pendekatan Lucy Gilson (penyusun buku Methodology Reader untuk Health System and Policy Research-HSPR) dibahas di simposium ini dalam sesi yang berjudul "Teaching health policy and systems research: Current approaches and challenges".

Chair : David Peters, Professor, Associate Chair, Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health, USA

Speakers:

  1. Lucy Gilson, Professor, University of Cape Town, South Africa
    'Approaches and challenges in specialized health policy and system research courses : The experience from University of Cape Town'
    Discussant : Asha George, Assistant Professor, Johns Hopkins University, United States
  2. Dina Balabanova, Senior Lecturer, London School of Hygiene and Tropical Medicine, United Kingdom 
    'Approaches and challenges in teaching health policy and systems research (HPSR) in programmes without a specialized HPSR course : The experience from the London School of Hygiene and Tropical Medicine'
    Discussant: Göran Tomson, Head Health Systems Policy, Karolinska Institutet, Sweden
  3. Freddie Ssengooba, Senior Lecturer, Makerere University School of Public Health, Uganda 
    'Gaps, opportunities and challenges to starting new programmes and courses in health policy and systems research: The view from Makerere UUniversity College of Health Sciences'
    Discussant: Qingyue Meng, Executive Director, China Center for Health Development Studies and Dean of School of Public Health, Peking University, Chin

Sesi ini sangat menarik, karena selain pandangan dari Lucy Gilson (Cape Town University), juga ada pandangan dari Johns Hopkins University. Johns Hopkins juga telah mulai mengembangkan kurikulum seputar Health System and Policy Research (HSPR). HPSR secara relatif adalah ilmu yang masih terus berkembang, sehingga banyak pertanyaan menarik seputar pengembangan kurikulum untuk HPSR ini, seperti :

  • Apa yang seharusnya kita (sebagai pengajar) harapkan dari mahasiswa?
  • Apakah metode penelitian yang digunakan HPSR harus se-rigid penelitian biologis, misalnya Randomized Control Trial?
  • Jika HPSR melibatkan penelitian yang menggabungkan antara metode kualitatif, kuantitatif, mixed method, serta participatory action research dalam menjawab pertanyaan penelitian seputar kebijakan kesehatan dan sistem kesehatan, apakah universitas perlu mengajakan mata kuliah khusus untuk metodologi HPSR?

Berikut ini beberapa permasalahan yang juga muncul saat pengembangan HPSR terjadi di beberapa universitas adalah pertama, tidak adanya dana, kurangnya minat dari pihak fakultas. Kedua, kurangnya textbook yang memadai. Ketiga, kompetisi dari fakultas/ bagian lain. Menarik untuk melihat pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh Johns Hopkins University. Silahkan kunjungi website-nya: www.jhu.edu. Banyak sekali perkembangan yang terus terjadi di dunia pendidikan untuk penelitian sistem dan kebijakan kesehatan. Hal ini penting bagi semua institusi pendidikan (dan mahasiswanya) untuk terus mengikuti perkembangan ini.


 "Conceptualising and measuring progress towards universal coverage: A perspective from researchers at a national and regional leve

Chair: Marie-Gloriose Ingabire, Senior Program Specialist, International Development Research Centre, Canada

Speaker:

  1. Diane Mcintyre, Professor, University of Cape Town, South Africa
    'Confronting the confusion: Unpacking diverse conceptualizations of universal coverage'
  2. Ravindra Rannan-Eliya, Director, Institute for Health Policy, Sri Lanka
    'Translating concepts into metrics : An approach to assessing a health system's status from a universal-coverage perspective'
  3. Chiu-Wan Ng, Associate Professor, University of Malaya, Malaysia
    'Proof of principle : Applying universal coverage concepts and measurement framework to African and Asian countries'
  4. Felicia Knaul, Director, Harvard Global Equity Initiative, USA
    'The quest for universal effective health coverage: Applications to the Latin America and Caribbean region'

Beberapa point menarik dari presentasi panel ini adalah pertama, langkah pertama dalam mencapai dan mengukur universal health coverage adalah menentukan definisi UHC itu sendiri. Kedua, karena definisi UHC seharusnya berbeda antar negara. Misal, jika hanya menggunakan indikator cakupan jaminan kesehatan (tanpa melihat kualitas atau cakupan pelayanan), maka Bangladesh dapat terlihat lebih bagus daripada Sri Lanka. Ketiga, definisi ini masih dalam pengembangan, dan beberapa aspek yang perlu diingat adalah memasukkan kualitas pelayanan dan dampak dalam definisi itu (Tiara M).

Plenary sessions live webcast starting Wednesday, 31 October at 17:30 CST (Beijing local time)
Click here.
Starting 1 November, archived webcast plenary sessions Click here.