Relieving or Aggravating the Burden: Non-communicable Diseases of Dual Users of Electronic and Conventional Cigarette in Indonesia
Prevalensi merokok konvensional (tembakau) dan rokok elektrik menjadi perhatian yang terus berkembang di Indonesia. Kondisi ini semakin memburuk karena rokok elektrik melengkapi rokok konvensional, yang mengakibatkan pengguna ganda, yang berpotensi menimbulkan beban tambahan dalam hal kesehatan. Sebuah studi dilakukan untuk menilai hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan konvensional tunggal dan PTM. Studi ini diambil dari Survei Kesehatan Dasar Nasional 2018. Sampel dibatasi pada responden berusia 15–64 tahun yang hanya menggunakan rokok elektrik, hanya menggunakan rokok konvensional, atau menggunakan rokok elektrik dan rokok konvensional dalam satu bulan terakhir (pengguna ganda).
Hasilnya, pengguna rokok ganda memiliki hubungan positif dengan laporan memiliki PTM, seperti gagal hati, diabetes, hipertensi, dan penyakit gusi dibandingkan dengan pengguna tunggal. Pengguna rokok elektrik tunggal memiliki hubungan positif dengan pelaporan PTM seperti asma dan diabetes, dan masalah gigi seperti gigi patah, dan mereka memiliki multimorbiditas penyakit dibandingkan dengan pengguna rokok konvensional tunggal. Pengendalian konsumsi rokok elektrik dan rokok konvensional secara bersamaan sangat penting. Selain itu, penting untuk mempromosikan kebijakan untuk meningkatkan harga rokok elektrik dan rokok konvensional guna mengurangi prevalensi merokok dan mencegah pengguna ganda. Akibat dari konsekuensi kesehatan yang negatif bagi pengguna tunggal atau pengguna ganda rokok konvensional dan rokok elektrik, alternatif yang paling efektif adalah berhenti merokok, bukan mengganti produk.