Imunisasi Anak Pada Masa Covid-19 dan Pandangan Orang Tua

Imunisasi Anak Pada Masa Covid-19 dan Pandangan Orang Tua

Layanan imunisasi sangat terpengaruh secara negatif karena  pandemi COVID-19. Beberapa data menyebutkan bahwa angka kunjungan ke fasilitas kesehatan hingga imunisasi menurun secara signifikan. Untuk imunisasi, sejak Maret 2020, cakupan imunisasi rutin seperti campak, rubela, dan difteri terus menurun. Data menyebutkan bahwa imunisasi difteri, pertusis, tetanus, campak, dan rubela menurun hingga 35% pada bulan Mei 2020. Riset yang dilakukan UNICEF Indonesia dan Kementerian Kesehatan RI menunjukkan sekitar 84% dari seluruh fasilitas kesehatan melaporkan bahwa layanan imunisasi terganggu (Puskesmas dan Posyandu) akibat pandemi. Hasil riset sebelumnya menyebutkan bahwa terganggunya layanan imunisasi ini disebabkan oleh kekhawatiran tertular COVID-19, petugas pengelola program imunisasi di alihkan ke tim penanganan COVID-19 daerah, dan tim tenaga kesehatan memiliki jumlah APD terbatas.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI dan UNICEF melakukan survei daring yang bertujuan untuk menangkap persepsi dan ekspektasi orang tua/pengasuh terhadap layanan imunisasi di masa pandemi. Secara khusus, riset yang dilakukan pada 4 – 13 Juni 2020 ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari ibu/pengasuh sebagai pengguna layanan imunisasi pada anak sehingga Kementerian Kesehatan sebagai stakeholder dapat meningkatkan cakupan layanan imunisasi. Riset ini melibatkan 7.558 responden yang tersebar dari 34 Provinsi di Indonesia.

Laporan riset yang dikeluarkan pada Agustus 2020 ini memberikan informasi dari ekspektasi orang tua/pengasuh terhadap perbaikan layanan imunisasi di masa pandemi. Untuk sumber informasi, 60% responden menilai bahwa kader kesehatan menjadi sumber informasi utama terkait dengan informasi protokol tata laksana imunisasi. Selain itu, ibu/pengasuh menggunakan media sosial (57,5%) untuk mengakses informasi tentang imunisasi dan pandemi. Terkait pemberi layanan, orang tua/pengasuh anak merekomendasikan bahwa layanan imunisasi dapat dilakukan melalui kunjungan rumah, pemberi layanan memberikan informasi imunisasi yang aman dari COVID-19, imunisasi dapat dilakukan di posyandu (jadwal fleksibel), dan anak mendapatkan makanan bergizi tambahan.

Berdasarkan hasil survei ini, Kementerian Kesehatan RI, Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional, WHO, dan UNICEF mengidentifikasi strategi dan solusi yang memungkinkan untuk meningkatkan layanan imunisasi yang aman di masa pandemi COVID-19, diantaranya:

  1. Layanan imunisasi dapat dibuka kembali dengan menjalankan pedoman imunisasi selama masa pandemi COVID-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
  2. Memastikan ketersediaan logistik untuk tenaga Kesehatan
  3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemberian layanan imunisasi yang aman
  4. Koordinasi dan kolaborasi antara pihak swasta dan publik

Selengkapnya

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *