Forum Nasional XV

Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI)

Kebijakan climate resilient dan low carbon health system

Pendahuluan

Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar abad ini yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, bencana hidrometeorologi, kebakaran lahan dan hutan, dan penurunan kualitas udara berkontribusi pada meningkatnya risiko penyakit menular, penyakit tidak menular, malnutrisi, gangguan kesehatan mental, hingga ancaman kesehatan ibu dan anak. Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan masyarakat miskin menjadi pihak yang paling terdampak.

Selain terhadap kesehatan masyarakat, perubahan iklim juga berdampak terhadap sistem kesehatan. Dampak tersebut mencakup gangguan terhadap infrastruktur layanan kesehatan akibat bencana iklim, meningkatnya beban layanan karena lonjakan kasus penyakit terkait iklim, hingga tekanan terhadap ketersediaan sumber daya manusia, logistik, dan pembiayaan kesehatan. Misalnya, fasilitas kesehatan di wilayah rawan banjir dapat mengalami kerusakan sarana prasarana dan terhambat akses pelayanan, gelombang panas dapat meningkatkan kebutuhan layanan gawat darurat, serta wabah penyakit menular dapat menambah beban kerja tenaga kesehatan.

Tidak hanya sebagai penerima dampak, sektor kesehatan juga memiliki peran ganda sebagai kontributor terhadap emisi gas rumah kaca (GRK). Rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya menggunakan energi dalam jumlah besar, menghasilkan limbah medis, serta bergantung pada rantai pasok farmasi dan alat kesehatan yang memiliki jejak karbon yang signifikan. Selain itu, fasilitas layanan kesehatan berpotensi menghasilkan berbagai jenis limbah dan kontaminan lingkungan, baik berupa GRK maupun zat lain yang menular, beracun, atau bersifat radioaktif. Apabila tidak dikelola dengan baik, kondisi ini bukan hanya memperburuk krisis iklim, tetapi juga menjadi ancaman tambahan bagi kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan.

Situasi ini menegaskan kebutuhan akan transformasi sistem kesehatan yang mengintegrasikan ketangguhan iklim (climate-resilient) dan prinsip rendah karbon (low carbon health system). Upaya ini memerlukan riset yang relevan dan aplikatif, kebijakan publik yang konsisten, serta kolaborasi lintas sektor yang kuat. Indonesia telah memiliki berbagai komitmen nasional maupun internasional terkait ancaman perubahan iklim seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API), dan target Net Zero Emission 2060. Dalam sektor kesehatan, kebijakan yang secara spesifik mengatur integrasi adaptasi iklim dan transisi rendah karbon masih relatif terbatas. Namun, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan telah secara jelas memandatkan integrasi isu lingkungan dan iklim ke dalam sistem kesehatan nasional.

Tanpa langkah yang strategis, sistem kesehatan dikhawatirkan tidak mampu beradaptasi secara efektif terhadap perubahan iklim, sekaligus menambah beban terhadap agenda pembangunan rendah karbon nasional. Dalam rangka Forum Nasional JKKI 2025, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada akan menyelenggarakan seminar terkait kebijakan climate-resilient dan low carbon health system.

Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan komitmen pemangku kepentingan dalam mendorong transformasi sistem kesehatan yang tangguh terhadap perubahan iklim (climate-resilient) sekaligus mendukung pembangunan rendah karbon (low carbon health system) melalui kebijakan, riset, dan kolaborasi lintas sektor.

Tujuan Khusus

  • Membahas hasil riset dan praktik baik (best practices) nasional maupun internasional terkait integrasi adaptasi iklim dan transisi rendah karbon dalam sektor kesehatan.
  • Mengidentifikasi tantangan dan peluang implementasi kebijakan sistem kesehatan tangguh iklim dan rendah karbon di Indonesia.
  • Memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar pemangku kepentingan (akademisi, pembuat kebijakan, praktisi kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil).
  • Merumuskan rekomendasi strategis untuk penguatan kebijakan dan langkah implementatif dalam mendukung transformasi sistem kesehatan di Indonesia.
  • Mendorong jejaring kolaborasi lintas sektor guna mempercepat terwujudnya sistem kesehatan yang lebih berketahanan iklim dan berkontribusi pada target pembangunan rendah karbon nasional.
Waktu (WIB) Materi Narasumber
08.30 – 08.45

Sesi Pengantar:
Urgensi Transformasi Sistem Kesehatan di Era Krisis Iklim

Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH
(Dekan FKKMK UGM)
08.45 – 09.45

Sesi 1: Arah Kebijakan Nasional Menuju Sistem Kesehatan Tangguh Iklim dan Rendah Karbon

dr. Then Suyanti, MM – Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI

Pembahas:
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D – Guru Besar KMK FKKMK UGM

Moderator: dr. Ichlasul Amalia, MPH

09.45 – 10.45

Sesi 2: Sustainable Health System Benchmark from Australia’s Best Practice

Prof. Kathryn Bowen  – Deputy Director Melbourne Climate Futures

Pembahas:
dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D – Kepala Departemen KMK FKKMK UGM

Moderator: dr. Ichlasul Amalia, MPH

10.45 – 11.00 Coffee Break  
11.00 – 12.00

Sesi 3: Climate Action in Green Hospital: Mengurangi Jejak Karbon dalam Pelayanan Kesehatan

Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK (K), MM, MARS, FAMM – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

Pembahas: Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B.Subsp.onk. (K) – Direktur Utama RSA UGM

Moderator: dr. Srimurni Rarasati, MPH

12.30 – 13.00 Lunch Break  
13.00 – 13.45 Presentasi Peserta Call for Policy Brief (Subtema Kebijakan Climate-Resilient Dan Low Carbon Health System) Fasilitator:
  • dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D
  • Lusha Ayu Astari, SKM., MPH
13.45 – 14.00 Session Wrap Up & Penutup dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D