Hasil Evaluasi

Blended Learning "Memahami Konsep Kebijakan Kesehatan dan Prosesnya"

Sebagai bagian dari evaluasi pelaksanaan kegiatan blended learning "Memahami Konsep Kebijakan Kesehatan dan Prosesnya" yang diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran UGM, dilaksanakan sebuah survei dalam menilai tingkat pemahaman peserta blended learning sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran. Survei ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai dampak kegiatan blended learning terhadap pemahaman peserta pembelajaran mengenai konsep kebijakan kesehatan dan prosesnya. Proses evaluasi ini dilaksanakan dengan format evaluasi per minggu berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Responden, yaitu peserta blended learning, diharapkan untuk mengisi kuesioner tingkat pemahaman tujuan pembelajaran untuk kemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan rataan data responden dan selisih rata-rata jawaban sebelum dan sesudah pelaksanaan blended learning.

Peserta pembelajaran yang memberikan respon terhadap survei ini berjumlah 24 orang, dengan analisis per minggu sebagai berikut:

Minggu ke-1

Dalam kegiatan blended learning minggu pertama, terdapat empat tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dipahami peserta pembelajaran terkait dengan konsep kebijakan, yaitu:

  1. Konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan
  2. Konsep analisis kebijakan
  3. Arti dan penggunaan dari segitiga kebijakan yang mengandung berbagai faktor: isi, konteks, proses penyusunan, dan para aktor yang terlibat
  4. Ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik.

Berdasarkan hasil survei, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Persentase jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-1 (n=24)

No.

Tujuan Pembelajaran

Sebelum Mengikuti Program

Sesudah Mengikuti Program

Minggu ke-1

1

2

3

4

1

2

3

4

1.1

Konsep Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan

37.50%

45.83%

16.67%

0.00%

0.00%

8.33%

75.00%

16.67%

1.2

Konsep Analisis Kebijakan

50.00%

41.67%

8.33%

0.00%

0.00%

8.33%

75.00%

16.67%

1.3

Arti dan penggunaan dari Segitiga Kebijakan yang mengandung berbagai faktor: Isi, Konteks, Proses Penyusunan, dan para aktor yang terlibat.

54.17%

37.50%

8.33%

0.00%

0.00%

16.67%

58.33%

25.00%

1.4

Ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik

66.67%

29.17%

4.17%

0.00%

0.00%

20.83%

66.67%

12.50%

Secara garis besar, terdapat peningkatan pemahaman responden terhadap tujuan pembelajaran minggu ke-1 setelah pelaksanaan blended learning. Pada tujuan 1.1, yaitu konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan, dapat dilihat bahwa 45,83% responden masih tidak paham dengan tujuan pembelajaran ini sebelum pelaksanaan blended learning. 37,50% dari responden bahkan tidak memahami sama sekali mengenai tujuan pembelajaran tersebut. Namun setelah pelaksanaan blended learning, didapatkan bahwa sudah tidak ada responden yang tidak memahami sama sekali terkait konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan. Sebagian besar responden (75%) telah memahami tujuan pembelajaran 1.1 dan 16,67% sangat paham akan tujuan pembelajaran tersebut paska kegiatan blended learning.

Hal tidak jauh berbeda didapatkan ketika melihat hasil rekapitulasi survei pada tujuan 1.2, 1.3, dan 1.4. Pada mulanya, sebagian besar responden para ketiga tujuan pembelajaran tersebut merasa tidak memahami sama sekali terkait konsep analisis kebijakan, arti dan penggunaan segitiga kebijakan, serta ideologi yang mendasari kebijakan publik. Angka ketidak pahaman diantara responden juga sangat tinggi. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui blended learning, dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang merasa tidak paham sama sekali terkait dengan tujuan pembelajaran yang telah diajarkan. Sebagian besar responden merasa terbantu dalam memahami tujuan pembelajaran minggu ke-1, yang dibuktikan dengan angka kepahaman yang tinggi (kisaran 58,33%-75% untuk jawaban memahami dan 12,50%-25% untuk jawaban sangat memahami). Hal ini menunjukkan bahwa proses blended learning minggu ke-1 meningkatkan tingkat pemahaman responden mengenai konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan, konsep analisis kebijakan, arti dan penggunaan dari segitiga kebijakan, serta ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik.

Nilai rata-rata Tujuan Pembelajaran dapat dihitung sebagai pertanda pemahaman awam dan akhir. Pada Minggu 1, Tujuan Pembelajaran yang paling tidak dipahami adalah mengenai Ideologi (1.38). Sementara itu yang paling tinggi adalah Konsep Kebijakan Publik. Secara perbandingan, didapatkan selisih rata-rata kegiatan minggu ke-1 Sebelum dan Sesudah pelatihan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Selisih rata-rata jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-1 (n=24)

No.

Tujuan Pembelajaran

Nilai Rata-Rata

Selisih

Sebelum

Sesudah

Minggu ke-1

1.1

Konsep Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan

1.79

3.08

1.29

1.2

Konsep Analisis Kebijakan

1.58

3.08

1.50

1.3

Arti dan penggunaan dari Segitiga Kebijakan yang mengandung berbagai faktor: Isi, Konteks, Proses Penyusunan, dan para aktor yang terlibat.

1.54

3.08

1.54

1.4

Ideologi yang menjadi dasar kebijakan public

1.38

2.92

1.54

Melalui perhitungan selisih rata-rata jawaban sebelum dan sesudah kegiatan blended learning didapatkan bahwa selisih rata-rata terbesar tujuan pembelajaran minggu ke-1 adalah pada tujuan pembelajaran 1.3 dan 1.4 dengan selisih rata-rata 1,54. Sementara itu, untuk tujuan pembelajaran 1.2 diperoleh selisih rata-rata sebesar 1,50 dan tujuan pembelajaran 1.1 sebesar 1,29. Dengan demikian terlihat bahwa pemahaman mengenai ideology sudah jauh membaik, walaupun tetap masih terburuk di Minggu 1.

 

 

  Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan blended learning "Memahami Konsep Kebijakan Kesehatan dan Prosesnya" meningkatkan tingkat pemahaman responden terhadap tujuan pembelajaran yang telah disepakati bersama. Memang ada beberapa peserta yang masih belum berhasil meningkatkan pemahamannya. Di samping itu, kegiatan pembelajaran menggunakan Blended Learning berbasis web ini terbukti mempunyai efek peningkatan pemahaman, walaupun angka drop-out cukup tinggi (sekitar 40%). Penggunaan pendekatan Problem Based Learning memberikan manfaat pada peserta.

  Saran untuk para Peserta

Selama 5 minggu pembelajaran, para peserta menjalani sebuah Proses Discovery Learning. Proses belajar ini mempunyai filosofi dimana sejak awal para peserta diharapkan mempunyai pola pikir: Saya sadar bahwa saya belum paham, dan berusaha untuk belajar bersama dan mandiri untuk mempelajarinya.

Proses Discovery Learning diharapkan tidak berhenti pada Minggu ke 5 Pembelajaran. Untuk menguji pemahaman berikutnya, para peserta akan dites dalam ujian yang akan dijalankan pada minggu ke 2 bulan Juli 2016. Dalam menghadapi ujian ini para peserta diharapkan terus mengembangkan kemampuan Learning. Diharapkan pula akan terjadi sebuah proses pembelajaran sepanjang hidup.

 PENGUMUMAN:

Ujian Blended Learning "Memahami Konsep Kebijakan Kesehatan beserta Prosesnya" akan diselenggarakan setelah Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Tanggal Kegiatan akan diumumkan kemudian. Para peserta akan mendapat pilihan waktu untuk ujian.

Tujuan Pembelajaran Blended Learning
Memahami Kebijakan Kesehatan dan Prosesnya

Dalam waktu 1 minggu ini sampai dengan hari Jumat, mohon dapat melakukan review dengan cara menilai diri sendiri apakah Tujuan Pembelajaran sudah dapat dipahami atau belum paham. Andai kata belum paham, dipersilahkan untuk mempelajari lebih lanjut.

Pada hari Jumat, mohon pengisian Pemahaman mengenai Tujuan Pembelajaran dapat ditulis kembali. Dengan demikian akan diketahui apakah dalam waktu 5 minggu ini anda mengalami perjalanan pembelajaran (Discovery Learning) yang lancar atau tidak.

Silahkan anda pelajari berbagai bahan dan diskusi lebih lanjut di web.

 

Sebelum mengikuti program

Sesudah mengikuti program

NO

TUJUAN PEMBELAJARAN

1

2

3

4

1

2

3

4

MINGGU KE 1

               

1-1

Konsep Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan

               

1-2

Konsep Analisis Kebijakan

               

1-3

Arti dan penggunaan dari Segitiga Kebijakan yang mengandung berbagai faktor: Isi, Konteks, Proses Penyusunan, dan para aktor yang terlibat.

               

1-4

Ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik

               

MINGGU KE 2

1

2

3

4

1

2

3

4

1-1

Arti Kekuasaan dalam sebuah sector dan 3 dimensi kekuasaan.

               

1-2

Pemegang kekuasaan atau pihak yang mempunyai kekuasaan untuk menetapkan atau menolak kebijakan.

               

1-3

Analisis stakeholders dan kemampuan advokasi-lobby.

               

1-4

Peran media dalam proses penyusunan kebijakan

               

1-5

Berbagai Teori pengambilan Keputusan

               

1-6

Peran negara, organisasi masyarakat, dan perusahaan swasta dalam penyusunan kebijakan

               

MINGGU KE 3

1

2

3

4

1

2

3

4

1-1

Penentuan Agenda Kebijakan dan Proses Menjadi Agenda.

               

1-2

Model Tiga Alur Penentuan Agenda Menurut Kingdon

               

1-3

Peran Badan Legislative dan Eksekutif Dalam Penentuan Kebijakan.

               

1-4

Partai Politik Dalam Proses Kebijakan

               

1-5

Berbagai Interest Group dan Proses Kebijakan

               

1-6

Strategi dan Aktifitas Interest Group Dalam Proses Kebijakan

               

MINGGU KE 4

1

2

3

4

1

2

3

4

1-1

Pelaksanaan kebijakan yang top-down vs bottom-up, dan alternatif berupa Principle-Agency relationship

               

1-2

Penelitian Kebijakan dan Siklus Kebijakan.

               

1-3

Evaluasi Kebijakan: Sumatif dan Formatif.

               

1-4

Penelitian Pelaksanaan (Implementation Research)

               

1-5

Analisis Kebijakan; retrospektif dan prospektif

               

1-6

Hubungan Peneliti Kebijakan dengan Pengambil Kebijakan

               

1-7

Strategi Perubahan Kebijakan

               

 

Hasil Evaluasi Blended Learning "Memahami Konsep Kebijakan Kesehatan dan Prosesnya"

klik disini

Hasil Rekapitulasi Blended Learning Memahami Kebijakan Kesehatan dan Prosesnya

klik disini

 

 

Beberapa hal ini merupakan masalah kebijakan di balik kasus 3

  1. Kasus ini merupakan sebuah contoh Kebijakan Pendidikan Kedokteran yang mempunyai pertentangan antar stakeholder sejak mulai dari Penyusunan Agenda sampai ke pasca pengesahan UU.
  2. RUU Pendidikan Kedokteran merupakan inisiatif DPR. Dalam prosesnya terlihat sikap dan koordinasi berbagai lembaga pemerintah yang belum baik dalam menyusun UU.
  3. Kasus ini menunjukkan adanya taktik dan strategi kelompok interest yang tidak tepat, yang terkait erat dengan aspek kekuasaan dalam menentukan kebijakan

 

Kemungkinan masalah dalam kebijakan kesehatan di kasus 2

  1. Proses penyusunan kebijakan Raperda di DIY ini tidak berjalan sesuai harapan karena pertentangan pelaku (aktor).
  2. Kelompok di masyarakat dan perusahaan swasta yang mempunyai kemampuan lobby canggih terlihat lebih berkuasa dalam menentukan kebijakan dibanding pemerintah yang terpilih secara demokratis.

Diskusi 1.1

Diskusi ini bertujuan membahas Tujuan Pembelajaran mengenai Konsep Kebijakan, Kebijakan Publik, dan Kebijakan Kesehatan. Pertanyaan pemicu dalam diskusi ini adalah: Apakah UU SJSN dan UU BPJS merupakan kebijakan kesehatan?

Silakan Anda aktif berdiskusi melalui form komentar dibawah

 Diskusi 1.1   |   Diskusi 1.2   |   Diskusi 1.3

 

Diskusi 1.2

Diskusi ini bertujuan membahas Tujuan Pembelajaran mengenai Konsep Segitiga Kebijakan yang mencakup aktor-aktor, Isi, Konteks, dan Proses.

Pemicu diskusinya adalah bagaimana kedua UU ini dilihat dari:

  • Aktor
  • Isi
  • Konteks
  • Proses

Apakah Evidence Based Policy sudah digunakan?

Silakan Anda aktif berdiskusi melalui form komentar dibawah

 Diskusi 1.1   |   Diskusi 1.2   |   Diskusi 1.3