Modul 2.C.1 Perspektif potong-lintang

 

  Tujuan Pembelajaran
 

  1. Memahami prinsip perspektif potong lintang
  2. Memahami prinsip menjaga kualitas dalam strategi perspektif potong lintang

 

  Isi Modul

Studi-studipotong lintang dapat bertujuan untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan atau menjelaskan suatu fenomena pada suatu titik waktu. Karakteristik ini yang memdedakannya dengan studi longitudinal dan studi lain yang mendeskripsikan atau menganalisis perubahan seiring dengan waktu, dan studi eksperimental yang melibatkan suatu intervensi. Karena studi lintas potong pada umumnya memerlukan sumber daya yang lebih sedikit dibanding dengan strategi penelitian lain, maka strategi ini paling banyak digunakan dan dilaporkan dalam HPSR.

Studi potong lintang meliputi spektrum perspektif disiplin yang luas dan metode yang bersumber dari tradisi positivist maupun relativist. Dalam studi potong lintang, pengumpulan data dapat menggunakan metode tunggal (kuantitatif atau kualitatif) hingga mixed (kuantitatif dan kualitatif) ataupun multi—metode (misal dalam studi dimana pentahapan metode postivist dan realtivist memungkinkan triangulasi pendekatan pengumpulan data, triangulasi epistemiologis, dan juga penggunaan data sekunder). Studi potong lintang yang menggunakan mixed-method memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan studi kasus, namun tidak berarti akan selalu mengikuti prosedur analitik yang sama.

Mixed-method dalam HPSR dapat digunakan untuk memenuhi beberapa tujuan, antara lain:

  1. Dalam proses pengembangan instrumen, wawancara kualitatif dapat mendahului pengembangan instrumen kuantitatif dimana belum dijumpai instrumen yang standar ataupun dikarenakan kekhususan konteks fenomena yang dikaji menuntut pendekatan yang lebih spesifik.
  2. Survey kuantitatif dapat dilakukan untuk mendapatkan sampling frame bagi pemilihan kasus dalam suatu studi kualitatif.
  3. Untuk mengembangkan analisis dan interpretasi, beberapa studi dapat ditriangulasikan untuk menghasilkan beberapa perspektif terhadap satu pertanyaan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berbeda.

Tergantung pada tujuannya, pengumpulan data dalam penelitian mixed-method dapat bersifat konkuren ataupun sekuensial (Cresswel & Plano-Clark, 2007). Temuan dari studi tersebut dapat berupa serangkaian praktik yang terkait dan disatukan untuk menghasilkan solusi permasalahan dalam situasi yang konkrit (Denzin & Lincoln, 1998:3). Komponen-komponen studi memberikan insight yang berbeda terhadap suatu fenomena dan dipadukan untuk menjelaskan fenomena tersebut.

Sebagaimana dalam strategi-strategi penelitian lain, validitas penelitian/trustworthiness dan realibilitas sangat penting dalam stud potong lintang, baik yang berbasis positivist maupun relativist. Kepentingan tersebut terutama dalam konteks HPSR yang bertujuan untuk menjelaskan dinamika dan hubungan yang kompleks antara pelaku-pelaku dan dimensi-dimensi sistim.

Validitas studi potong lintang dapat dipengaruhi oleh (Robson, 2002:171):

  1. Deskripsi yang kurang memadai/mencukupi atas fenomena yang dikaji
  2. Interpretasi yang bermasalah dikarenakan penggunaan data yang selektif dan pemaknaan yang dipaksakan terhdap data
  3. Penjelasan dikembangkan tanpa mempertimbangkan alternatif atau fakta yang bertentangan
  4. Kegagalan dalam menggunakan konsep atau teori dari referensi yang ada

Validitas studi potong lintang dapat diperkuat dengan (Pope & Mays, 2009):

  1. Triangulasi data, observer, pendekatan metodologis dan teori
  2. Member checking (meminta responden untuk memvalidasi temuan dan hasil analisis)
  3. Deksripsi detail metode pengumpulan dan analisis data
  4. Refleksi penulis (refleksi tentang bagaimana bias pribadi ataupun intelektual dapat mempengaruhi studi dan analisis

 

  Bahan belajar

Blaauw Det al (2010) Policy interventions that attract nurses to rural areas: a multicountry discrete choice experiment. Bull World Health Organ.88(5):350-6.