Modul 2B.2. Key Steps in The Process of Health System and Policy Research : Design The Study. 13 - 15 Desember 2012

Tugas paling lambat dikirim tanggal 15 Desember 2012, jam 24.00

 Deskripsi

Rancangan penelitian yang mendefinisikan dengan jelas dasar, latar belakang dan tujuan riset akan menentukan keberhasilan sebuah riset. Seberapa baik desain penelitian dirancang, akan secara signifikan mempengaruhi pelaksanan riset. Proses penulisan rancangan riset seharusnya dilakukan sesegera mungkin dalam pengembangan ide dan isu riset. Setelah menetapkan fokus dan pertanyaan penelitian, langkah penting berikutnya adalah menyusun rancangan atau desain penelitian. Fokus dan pertanyaan penelitian perlu "diterjemahkan" dalam langkah-langkah operasional sebagai sebuah "projek" riset agar menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan. Bahasan dalam modul 2B.2 diharapkan dapat memperkaya wawasan peserta bahwasannya konteks penelitian sistem dan kebijakan kesehatan sungguh luas dan dapat diteliti dengan berbagai desain studi untuk meningkatkan manfaat hasil penelitian.

 

  Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran modul 2B.2 tentang desain penelitian adalah :

  1. Peserta dapat menjelaskan dasar-dasar dilakukannya penelitian dan cara merancang atau menetapkan desain penelitian itu sendiri.
  2. Melengkapi penulisan proposal penelitian dengan rancangan atau desain studi sesuai dengan tujuan penelitian serta menetapkan berbagai strategi pengumpulan dan analisis data

Mengingat pelatihan ini berfokus pada kebijakan dan sistem kesehatan, maka penetapan desain yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian diharapkan akan meningkatkan manfaat sebesar-besarnya bagi pemangku kepentingan terkait, sesuai dengan topik atau riset tersebut, baik berupa rekomendasi atas sebuah kebijakan yang telah diimplementasikan atau penyiapan untuk lahirnya sebuah kebijakan baru.

 

  Isi Modul :

Mendesain riset merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan peneliti untuk menyusun sebuah penelitian. Dalam suatu sumber disebutkan bahwa mendesain riset atau membuat rancangan riset adalah menyusun rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar sebuah riset atau penelitian dapat dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan riset. Namun demikian, merancang riset tidak hanya soal cara pengumpulan data, melainkan serangkaian langkah mulai dari penentuan tujuan riset sebagai pengarah bagi peneliti untuk membuat strategi pengumpulan dan analisis data. Selain penentuan tujuan, yang termasuk dalam lingkup rancangan riset adalah penetapan jenis penelitian, populasi, sampel, sampling, instrumen riset, cara pengumpulan dan pengolahan data, kemudian perlu-tidaknya mengunakan uji statistik, serta cara pengambilan kesimpulan.

Outline Desain Riset

  1. Penetapan tujuan sebagai dasar menentukan desain riset.
  2. Pertanyaan-pertanyaan tertentu yang harus dijawab
  3. Strategi pengumpulan dan analisis data
  4. Strategi sampling
  5. Teori yang digunakan dalam riset

Tujuan Riset dalam Desain Riset

Sebuah tujuan dalam penelitian akan menentukan strategi riset yang akan dirancang, meliputi pengumpulan data baru dan analisis data yang tersedia. Namun demikian, tujuan riset tergantung pada paradigma pengetahuan yang digunakan oleh peneliti. Sebagaimana telah dipelajari dalam modul sebelumnya, yang dimaksud dengan paradigma adalah sudut pandang peneliti terhadap riset atau penelitian yang akan dilakukan. Paradigma riset tersebut terdiri dari paradigm positivist dan relativist atau pula paradigm yang berada di antaranya, yaitu Critical Realism Berdasarkan tujuannya, rancangan penelitian kemudian dibedakan menjadi penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, analitik dan eksperimental, untuk setiap paradigma penelitian.

Paradigma Positivist:

Berdasarkan paradigma positivist, tujuan riset dibedakan dalam kelompok eksplanatori, deskriptif, dan eksploratori.

Dalam kelompok eksplanatori, tujuan riset adalah untuk memberikan eksplanasi atau penjelasan tajam tentang sebuah isu kebijakan atau sistem kesehatan yang diteliti. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan dengan eksperimen dan quasi-eksperimen, misalnya untuk studi pre-post (sebelum dan sesudah). Analisis yang digunakan pada umumnya adalah dengan menggunakan model simple dan multiple-variable.

Sementara, dalam kelompok deskriptif, dengan tujuan penelitian untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sebuah isu dan permasalahan kebijakan atau sistem kesehatan, maka pengumpulan data umumnya dilakukan dengan survei. Penyelenggaraan survei yang dimaksud adalah dengan menyebarkan kuesioner, melakukan wawancara, dan melakukan observasi langsung. Survei yang dilakukan berulang juga diperbolehkan dalam kelompok deskriptif ini untuk analisis kecenderungan (trend analysis) dalam periode waktu tertentu. Sedangkan, analisis data dapat dilakukan dengan cara analisis data sekunder (seperti data sensus dan catatan data yang telah terekam). Selain itu, analisis juga bisa dilakukan dengan analisis pendekatan kuantitatif dari berbagai sumber data semisal berita, artikel atau laporan yang telah dimuat di surat kabar, pidato, dan lain sebagainya.

Kelompok eksploratori, sesuai dengan tujuan eksplorasi, maka pengumpulan data dirancang untuk memenuhi tujuan tersebut, antara lain dengan desain survei, seperti pada pilot riset (pilot research)

Paradigma Relativist

Pada paradigm relativist, tujuan riset juga dapat terdiri dari riset ekplanatori, deskriptif, dan eksploratori.

Dalam kelompok tujuan riset ekspalanatori, pengumpulan data baru dilakukan dengan desain studi kasus dan dengan pendekatan teori Grounded (untuk membentuk atau membangun teori baru).

"Grounded theory methods consist of systematic, yet flexible guidelines for collecting and analyzing qualitative data to construct theories 'grounded' in the data themselves. The guidelines offer a set of general principles and heuristic devices rather than formulaic rules (see also Atkinson, Coffey, & Delamont, 2003). Thus, data form the foundation of our theory and our analysis of these data generates the concepts we construct. Grounded theorist collects data to develop theoretical analyses from the beginning of a project. We try to learn what occurs in the research settings we join and what our research participants' lives are like. We study how theyexplain their statements and actions, and ask what analytic sense we can make of them." (Charmaz, 2006)

Desain studi kasus yang dimaksud dapat merupakan pendekatan longitudinal. Pendekatan longitudinal/Time series adalah riset yang dilakukan pada periode waktu tertentu, untuk melihat perubahan yang terjadi mulai awal sampai waktu yang ditentukan secara berurutan Sedangkan analisis terhadap data yang telah tersedia dapat dilakukan dengan melakukan analisis isi (content analysis) secara kualitatif, misalnya dengan analisis diskursus yang berkembang (discourse analysis) dan analisis terhadap fakta sejarah (historical analysis). (Penjelasan tentang desain studi kasus akan didapatkan lebih terinci pada modul tersendiri)

Berikutnya, untuk mencapai tujuan riset deskriptif, pengumpulan data dapat dilakukan pula dengan studi kasus atau desain etnografi dengan fokus terhadap observasi secara langsung atau tidak langsung secara tidak terstruktur. Sebagai contoh, adalah narrative inquiry dan critical ethnography.

Secara selintas, Etnografi dapat dijelaskan sebagai bentuk kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, tradisi atau kebiasaan, hukum, seni, religi, dan bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok (Richards dkk.,1985). Penjelasan lebih lanjut tetang etnografi akan diperoleh pada modul berikutnya.

Adapun untuk riset yang bersifat eksploratif pada paradigma relativist, tujuan penelitian dicapai melalui metoda pengumpulan data yang disesuaikan dengan desain lapangan (field design) atau desain etnografi yang memberikan penekanan pada narasumber, sebagai contoh auto-etnografi, autobiografi, sejarah hidup seseorang. Artinya, narasumber dijadikan sebagai sumber ekplorasi dari kajian yang tengah diteliti. Pengumpulan data untuk membuat riset eksplorasi juga dapat dilakukan dengan studi kasus (sehingga menghasilkan kategorisasi dari berbagai data kajian yang baru ditemukan) dan studi dengan pendekatan kualitatif, antara lain melalui wawancara.

Strategi Riset

Strategi riset terbagi dalam dua kelompok utama berdasarkan karakteristik yang membedakan keduanya, yaitu : desain yang "tetap atau konstan" (fix) dan desain yang fleksibel (flexible) Desain yang konstan (fix design) dibangun sebelum data dikumpulkan dan berkembang selama riset dilakukan (Robson, 2002). Data yang dikumpulkan biasanya berupa angka sehingga pengolahannya menggunakan pendekatan kuantitatif. Sementara, yang dimaksud karakteristik fleksibel dalam metode penelitian adalah desain riset yang lebih "bebas, tidak kaku, dapat berubah", dan dapat mulai disusun pada saat data dikumpulkan, tergantung pada data yang berhasil dikumpulkan. Biasanya data bukan berupa angka sehingga proses analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Namun pada strategi fleksibel pun, data kuantitatif juga dapat digunakan sehingga riset berkembang menjadi riset multi-method.

Berdasarkan tipe desain studi yang menyeluruh, fix dan flexible design sama-sama dapat menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Pada fix design, pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan eksperimen yang secara umum lebih mengarah pada quasi eksperimental dan bukan eksperimen penuh. Bentuk pertanyaan penelitian pada kedua strategi inipun berbeda. Pada fix design, bentuk pertanyaan penelitian misalnya adalah : apa dampak dari sebuah kebijakan, serta mengapa dan bagaimana kebijakan dapat berdampak, dengan sebuah catatan bahwa peneliti memiliki "kontrol" terhadap kejadian atau pelaksanaan kebijakan tersebut selain memiliki pengetahuan dan data "riil" serta keterlibatan dalam mekanisme yang berlangsung, sehingga gambaran " Apa" yang ingin diketahui pun menjadi lebih definitif, meliputi ,misalnya, gambaran berapa banyak, siapa, dan dimana.

Pada flexible design bentuk pertanyaan penelitiannya akan lebih mengarah pada "bagaimana" dan "mengapa", dan peneliti hanya memiliki sedikit kontrol terhadap kejadian juga informasi atau data serta keterlibatan yang relatif lebih terbatas pada mekanisme riil yang berlangsung. Contoh metode pengumpulan data yang sering digunakan pada fix design adalah Interview terstruktur dan semi terstruktur (termasuk pertanyaan open ended), melakukan perekaman data atau informasi dan mereviewnya secara berkala. Sedangkan flexible design. Lazim dilakukan dengan wawancara mendalam atau diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion), selain observasi, dan juga telaah dokumen. Prinsip sampling dalam menetapkan sampel serta analisis dan interpretasi data dari kedua strategi ini juga menunjukkan perbedaan.

Metode Gabungan (Mix method):

Selain fix dan flexible design, terdapat pula metode riset gabungan yang memadukan kedua desain tersebut. Mix Method studies mengkombinasikan elemen-elemen pada fix design dan flexible design" untuk memperluas ruang lingkup dan kedalaman sudut pandang yang dibentuk (Sandelowski,2000).

Beberapa manfaat penggunaan metode gabungan pada riset kebijakan dan sistem kesehatan adalah sebagai berikut:

•  Untuk menangkap dimensi berbeda dari fenomena utama pada fokus penelitian
•  Menggunakan kombinasi sampling, pengumpulan data dan teknik analisis data untuk tujuan triangulasi,
•  Mengelaborasi hasil melalui data analisis yang lebih lengkap,
•  Mengembangkan penelitian dengan memperkaya identifikasi sampling, pengumpulan data dan analisis data

Riset dengan metode gabungan dapat digunakan antara lain untuk sebuah studi intensif skala kecil, dengan pendekatan kualitatif terlebih dahulu agar diperoleh pemahaman mendetil tentang fenomena yang ada. Kemudian dapat diikuti dengan survei terstruktur dalam skala lebih besar untuk membangun pemahaman yang lebih luas dari fenomena yang telah diperoleh secara kualitatif dan detil pada studi awal. Atau dapat pula dilakukan sebaliknya, survei awal terstruktur dengan pendekatan random sampling dilakukan lebih dulu untuk mendapatkan pengetahuan tentang fenomena yang ada pada populasi responden. Metode ini menyediakan data dasar untuk penggalian lebih lanjut melalui purposive sampling dari populasi yang sama, sehingga didapatkan penggalian mendetil dan pemahaman lebih mendalam dari hasil survei awal.

Apapun pendekatan yang digunakan, metode studi gabungan atau campuran berfokus pada fenomena khusus dan manfaat dari kombinasi metode untuk mencapai tujuan penelitian, Metode gabungan atau campuran ini dapat pula dilakukan dengan mengkombinasikan analisis data dan mengintepretasikan kumpulan hasil studi yang berbeda atau dengan merubah tipe data agar dapat dilakukan analisis statistik dari data kualitatif, misalnya.

Menyusun kerangka teori dalam menginformasikan kebijakan

Dengan kompleksnya fenomena dalam riset sistem dan kebijakan kesehatan, teori berperan penting dalam penetapan berbagai rancangan dan desain studi dalam sebuah penelitian (fix design, flexible design, mix method), atau pada fokus dan tujuan penelitian yang berbeda-beda, apakah implementasi, evaluasi kebijakan, atau lingkup analysis of policy atau analysis for policy). Dalam penelitian evaluasi sebagai contoh ada perkembangan pengetahuam mengenai theory driven inquiry yang bertujuan untuk menelusuri kausalitas yang kompleks (de Savigny & Adam,2009)

Fungsi Kerangka Teori Kebijakan

Modul ini juga membahas fungsi kerangka teori kebijakan. Sejumlah teori dapat ditangkap dari sebuah kerangka berfikir yang menawarkan penjelasan dan prediksi tentang perilaku, atau outcome yang secara sederhana mengidentifikasi elemen hubungan yang relevan. Kerangka berpikir untuk mengarahkan desain studi dapat dibangun dengan menelaah berbagai bukti empirik yang relevan serta literatur teoritis. Terlebih lagi sebuah kerangka konseptual dapat ditinjau ulang pada saat berlangsungnya analisis data temuan, atau dalam bentuk lain kerangka konsep dapat dibangun sebagai hasil dari proses analisis data.

Oleh karena itu HPSR tidak terpaku pada pembentukan bukti empiris dalam menyediakan informasi kepada pengambil kebijakan, namun lebih pada mengkombinasikan penelitian empiris dan teoritis atau mengutamakan teori namun tetap memelihara relevansinya. Kombinasi penelitian empiris dan teoritis membantu memahami norma, nilai, budaya atau tradisi yang mempengaruhi pembuatan kebijakan dalam sistem kesehatan, termasuk berbagai konteks khusus lainnya dalam kebijakan. (Riewpaiboon, et,al, 2005; Seikh and Porter. 2010). Kombinasi ini diharapkan memberi ruang yang lebih luas untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan dan pengaruh antar waktu dari perubahan kebijakan pada tingkat lokal, nasional maupun global .(Walt, Lush & Ogden, 2004).

Teory Driven Evaluation juga menjadi bahasan dalam bagian ini, untuk mendukung penelitian yang menjelaskan bagaimana kebijakan baru dan intervensinya mempengaruhi operasionalisasi sistem kesehatan(Marchal, Dedzo & Kegels, 2010) Kombinasi penelitian teoritis dan empiris juga dapat membangun pemikiran tentang bagaimana mempengaruhi agenda kebijakan (Shiffman, 2007: Advocacy in agenda setting) atau mengelola perubahan kebijakan (Walker & Zgilson, 2004; managing front line providers acting as street level bureaucrats).

Penelitian teoritis dapat membimbing pada cara baru dalam menggambarkan kompleksitas sistem kesehatan atau apakah pengaruhnya pada kinerja kebijakan serta dapat pula mengantarkan pada pemahaman tentang faktor pemicu bagi aktor dalam pengambilan kebijakan.

Dengan upaya tersebut HPSR memberikan informasi kebijakan dengan memperluas pemahaman tentang apakah yang tercakup dalam upaya penguatan sistem dan kebijakan kesehatan sebagai dasar identifikasi fokus, pertanyaan dan berikutnya rancangan penelitian.

 

  Bahan belajar

Charmaz, Kathy (2006) Constucting Grounded Theory: A practical Guide trough Qualitative Analysis. SAGE Published Ltd. California

Congdon, Justin.D, Dunham, Arthur E. 1999. Defining the Beginning: The Importance of Research Design. IUCN/SSC Marine Turtle Specialist Group Publication No. 4, 1999. http://mtsg.files.wordpress.com/2010/07/14-defining-the-beginning.pdf

Gilson Lucy. Health Policy and Systems Research: A Methodology Reader. WHO. 2012.

Buku ini dapat di download dari website WHO.

Robson C (2002). Real world research: a resource for social scientists and practitioner-researchers, 2nd ed. Oxford, Blackwell Publishing.

 

  Kegiatan pembelajaran

Pertanyaan-pertanyaan untuk Modul "Design Study"

  1. Jelaskan pernyataan berikut ini dengan menggunakan contoh langsung pada proposal penelitian yang anda susun : "The research purpose and question/s shape the research strategy".
  2. Setelah anda mempelajari tentang desain atau rancangan penelitian, cermati telah sesuaikah rancangan atau desain studi dengan tujuan penelitian dalam proposal penelitian yang anda ajukan ? Jelaskan
  3. Berikutnya, telah selaras dan sesuaikah dasar penelitian anda (permasalahan, paradigma yang digunakan dalam memandang permasalahan, fokus atau pertanyaan penelitian dan tujuan) dengan strategi pengumpulan dan analisis data penelitian) Jelaskan.

Jawaban dikirim ke pengelola dengan cara:
File ditulis dalam word dan diberi kode: XYYYM2b2.doc

Keterangan:

X        = nomor fasilitator anda.
YYY    = kode nama peserta
M2b2  = Modul2b2

 

  Kirim tugas ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it..

Jangan lupa memberi cc ke email setiap fasilitator yang telah ditunjuk untuk anda.

Tugas paling lambat dikirim tanggal 15 Desember 2012, jam 24.00