Modul 2B4. Aplikasi Prinsip-Prinsip Etika
Dalam Riset Kebijakan Medik

 

  Tujuan Pembelajaran
 

  1. Memahami prinsip-prinsip etika dalam Riset Kebijakan Medik
  2. Merumuskan upaya-upaya untuk menjaga etika dalam Riset Kebijakan Medik

 

  Isi Modul

Sebagaimana dalam penelitian-penelitian lain pada umummnya, prinsip-prinsip etika penting untuk dijaga dalam riset kebijakan medik. Meskipun fokus riset kebijakan medik berbeda dengan penelitian kesehatan lain, selalu terdapat isu kesenjangan kekuasaan antara peneliti dengan yang diteliti, sehingga ada potensi untuk perlakuan yang kurang adil atau kurang menghormati. Robson (2002) mengusulkan bahwa semua peneliti perlu mencermati sepuluh praktik dalam penelitian yang dapat dipertanyakan secara etis:

  1. Melibatkan orang tanpa persetujuan
  2. Memaksa/menekan orang untuk berpartisipasi dalam penelitian
  3. Menyembunyikan informasi mengenai esensi penelitian
  4. Mengelabui responden
  5. Mendorong responden untuk melakukan tindakan yang mengurangi rasa percaya diri
  6. Melanggar hak untuk memutuskan sendiri
  7. Memaparkan responden terhadap stress fisik ataupun mental
  8. Melanggar privasi
  9. Menahan manfaat bagi beberapa responden
  10. Memerlakukan responden secara kurang adil atau hormat

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berlaku untuk semua penelitian kesehatan. Tantangannya lebih besar dalam konteks penelitian lintas-budaya, misalnya saat peneliti dari negara maju menjalankan riset kebijakan medik di negara berkembang (Molyneux et al 2009). Sehingga salah satu dari delapan prinsip etika yang diajukan oleh Emanuel et al (2004) untuk penelitian klinis adalah kemitraan kolaboratif antara peneliti dan sponsor dari negara maju dengan peneliti, pengambil kebijakan dan komunitas di negara berkembang. (Box 1).

Box 1. Prinsip-prinsip etika penelitian klinis di negara berkembang (Emanuel et al, 2004)

Meskipun demikian, karena memang riset kebijakan medik secara esensial berbeda dengan penelitian kedokteran, terdapat beberapa perdebatan dan tantangan etis di area ini. Molyneux et al (2009) merumuskan empat upaya sebagai berikut untuk menerjemahkan delapan prinsip di atas dalam konteks riset kebijakan dan sistim kesehatan berdasarkan pengalaman di beberapa negara. Dengan demikian, kedelapan prinsip tersebut sangat relevan untuk dicermati oleh para peneliti kebijakan medik.

Dalam riset kebijakan peneliti harus menjaga:

  • Validitas ilmiah dan trustworthiness data – melalui pelatihan yang cermat dan detail untuk semua staf peneliti, termasuk tenaga lapangan, untukmembekali mereka dengan sikap dan ketrampilan komunikasi yang diperlukan untuk menjalankan wawancara yang berkualitas dan mengatasi perbedaan kebangsaan, gender ataupun pendidikan dengan responden; Memerlakukan tenaga lapangan sebagai mitra sejati dalam penelitian, mengingat pengaruh penting mereka terhadap kualitas data.
  • Nilai sosial dan rasio risiko-manfaat penelitian – dengan secara cermat mempertimbangkan risiko dan manfaat partisipasi dalam studi baik pada tingkat individu maupun komunitas, melalui interaksi dengan berbagai pemangku kepentingan di awal penelitian dan review serta refleksi secara terus menerus selama penelitian
  • Informed consent dan respek bagi semua responden dan komunitas – dengan mengupayakan agar semua anggota tim peneliti memahami pesan-pesan utama penelitian dan dapat meminta bantuan bila menjumpai permasalahan etis yang tidak terduga; dan dapat menujukkan sikap hormat terhadap responden dalam semua interaksi dengan komunitas; dan re-negosiasi pola hubungan bila diperlukan daripada semata menekankan pada prosedur konsen formal (yang bisa jadi tidak dimungkinkan dalam riset kebijakan atau berdampak negatif pada hubungan dengan responden yang sangat diperlukan untuk pengumpulan data).
  • Review independen – dengan membantu komite etis untuk mencermati proses penelitian dan interaksi antara berbagai pelaku dalam riset kebijakan, sehingga tidak hanya menekankan pada disain studi dan instrumen.

Pada intinya "Hubungan sosial yang terjalin antara para peneliti, tim lapangan dan anggota komunitas, sangat penting untuk memenuhi aspek moral dari panduan etika" (Molyneux et al 2009). Hubungan-hubungan tersebut akan selalu penting dalam riset kebijakan medik, baik dalam konteks responden dari penyelenggara layanan medik ataupun pengambil kebijakan medik.

 

  Bahan belajar

Emanuel et al (2004) What Makes Clinical Research in Developing Countries Ethical? The Benchmarks of Ethical Research.
Journal of Infectious Diseases, 189:930–937

 

  Kegiatan Pembelajaran

Pertanyaan

Bagaimana anda akan menjaga prinsip-prinsip etika dalam penelitian anda?
Jelaskan ini di dalam proposal penelitian Anda.