Sesi 2: Workshop Perumusan Masalah

  Deskripsi

Di dalam modul jarak jauh diuraikan berbagai hal:

  1. Penyusunan proposal penelitian berangkat dari pendahuluan yang merupakan bagian pertamadan menentukan tahap – tahap selanjutnya dalam riset. Pendahuluan merupakan bagian tulisan yang memberikan informasi awal kepada pembaca tentang penelitian yang ditulis. Tujuannya menjelaskan suatu isu atau concern untuk membangun kerangka penelitian sehingga pembaca dapat memahami bagaimana penelitian tersebut berhubungan dengan penelitian - penelitian lain (Wilkinson, 1991). Selain itu, pendahuluan juga harus membuat pembaca tertarik pada topic penelitian, menjabarkan masalah yang dapat menuntun pada riset, meletakkan riset dalam literatur yang lebih luas, dan menjangkau audiens tertentu (Creswell, 2011).
  2. Pada umumnya, pendahuluan berisi masalah, lalu menjustifikasi alas an mengapa masalah tersebut harus diangkat dalam riset, itu sebabnya identifikasi focus dan pertanyaan penelitian disampaikan pada bagian pendahuluan. Mengidentifikasi dan menjabarkan masalah pada riset bukanlah perkara mudah. Ketika masalah penelitian tidak jelas terdeskripsikan, maka signifikansi riset menjadi sulit dipahami (Creswel, 2011).
  3. Masalah dalam riset merupakan problem atau isu yang menuntun pada kepahaman tentang urgensi atau keharusan dilaksanakannya riset tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber, antara lain data atau fakta riil yang ditemui dan dialami peneliti, perdebatan tajam dan meluas dalam berbagai literature atau perbedaan kebijakan di pemerintah atau antara para eksekutif dan pejabat public lainnya.

 

Di dalam modul jarak jauh disebutkan bahwa: Identifikasi masalah sebagai dasar menentukan focus dan pertanyaan penelitian. Lebih lanjut diuraikan: Langkah pertama dari HPSR adalah mengidentifikasi isu atau problem serta pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Berbagai isu atau permasalahan dalam pendahuluan dimunculkan dengan pertimbangan relevansi kebijakan serta ditujukan untuk memberikan informasi kepada pengambil kebijakan.

Semestinya penetapan prioritas isu senantiasa dikaitkan dengan aspek konteks, konten, dan actor pada skala lokal, nasional bahkan global. Keterlibatan para stakeholder atau actor kebijakan adalah penting untuk menerjemahkan permasalahan kebijakan dan system kesehatan menjadi sebuah pertanyaan penelitian, termasuk kemudian penetapan permasalahan berdasarkan urutan prioritas. Pertanyaan penelitian yang baik harus mampu kelola (feasible), misalnya ruang lingkup studi harus mempertimbangkan sumber daya dan waktu yang tersedia (Robson 2002; Varkevisser, Pathmanathan & Brownlee, 2003)

Dalam modul tatap muka ini akan dilakukan identifikasi masalah riset kebijakan yang lebih pragmatis. Mengapa? Pengamatan menunjukkan bahwa para peserta masih kebingungan untuk menentukan masalah penelitian kebijakannya. Oleh karena itu dalam tatap muka ini diusulkan dalam menentukan masalah penelitian kebijakan perlu memperhatikan gambar di bawah ini:

sesi3gbr

  Tujuan Kegiatan :

Setelah mengikuti kegiatan workshop ini diharapkan para peserta:

  1. Memahami apa yang disebut sebagai masalah penelitian kesehatan
  2. Memahami apa yang disebut sebagai masalah penelitian kebijakan kesehatan
  3. Memperbaiki perumusan masalah

  Jadual Kegiatan Workshop Sesi 2 : Perumusan masalah

 

10.00 – 10.20:
Membahas perumusan masalah peserta (sampel 2atau 3 peserta).

10.20 – 10.50:
Diskusi mengenai masalah penelitian kesehatan dan masalah penelitian kebijakan kesehatan. Apa persamaan dan perbedaannya?

10.50 – 11.20:
Perbaikan perumusan masalah penelitian masing-masing.

11.20 – 11.45:
Diskusi perbaikan dan menempelkan di papan.