Skip to content

Perhimpunan Filantropi Indonesia kembali mengadakan Filantropi Indonesia Festival (FiFest) pada 4-8 Agustus 2025 di Jakarta, Indonesia. Mengangkat tema “Budaya dan Ekosistem Filantropi untuk Dampak yang Lebih Baik: Membuka Potensi Filantropi untuk SDGs dan Agenda Iklim” , Fifest menjadi platform katalitik yang mempertemukan pemangku kepentingan lintas sektor guna memperkuat peran strategis filantropi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara inklusif dan berkelanjutan.

FiFest 2025 mencakup sesi plenary untuk pemimpin sektor filantropi, pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil, serta sesi paralel yang membahas isu prioritas seperti iklim, kesehatan, dan pendanaan strategis. Tersedia pula ruang whitespace bagi anggota untuk menginisiasi lokakarya, kunjungan, dan format interaktif lainnya. Informasi selengkapnya dapat diakses pada link berikut

Tahun ini, Bali menjadi lokasi diselenggarakannya International Health Economics Association (IHEA) Congress 2025. Kongress tersebut digelar rutin setiap dua tahun sekali dan mempertemukan ahli dari beragam stakeholders. Agenda diawali dengan pra kongres yaitu pada 19 dan 20 Juli, lalu diikuti dengan kongres yang digelar pada 21 hingga 23 Juli. Beberapa topik kongres tahun ini antara lain Demand & utilization of health services, Health beyond the health system, Economic evaluation of health and related care interventions, Evaluation of policy, programs and health system performance, Health beyond the health system, Health care financing & expenditures, Health, its valuation, distribution and economic consequences, dan Supply and regulation of health services and products. Peneliti PKMK FK-KMK UGM bersama dengan anggota InaHEA (Indonesian Health Economics Association) berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut dan melaporkan rangkaian kegiatannya melalui laman ini.

Evidence atau bukti ini dapat diartikan sebagai ‘kebijakan berbasis bukti’ (Evidence Based Policy) yang sering dianggap sebagai hasil evolusi dari gerakan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine / EBP). Pendekatan ini mengarahkan untuk setiap keputusan diambil untuk menyelesaikan suatu masalah kesehatan telah mempertimbangkan bukti atau evidence yang ada. Ada banyak bentuk Knowledge Translation Product yang menjadi prioritas materi pelatihan, dua diantaranya; Policy Brief dan Briefing Notes

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami tentang kebijakan kesehatan, analisis kebijakan kesehatan, menyusun policy brief  dan memahami advokasi kebijakan. Pelatihan ini akan dimulai dari bulan Juli hingga Agustus 2025. Narasumber berasal dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, FISIPOL UGM serta konsultan dan peneliti dari PKMK FK-KMK UGM. Informasi jadwal dan pendaftaran silahkan akses pada link berikut

Negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah (MIC) seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand tengah menghadapi tantangan besar dalam membiayai sistem kesehatannya. Beban penyakit yang semakin kompleks, seperti penyakit tidak menular, pandemi global, serta populasi yang menua, mendorong kebutuhan akan sistem pembiayaan kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Dalam menghadapi tantangan ini, berbagai negara mulai mengevaluasi kembali peran dan kombinasi antara sistem pajak, jaminan sosial kesehatan (SHI), dan asuransi kesehatan swasta (PHI). 

Melalui Policy Seminar on Health System Transformation in Financing, para peserta diajak untuk mendalami pendekatan kebijakan yang relevan, belajar dari studi kasus negara lain, serta merumuskan strategi implementasi dan evaluasi kebijakan pembiayaan yang inklusif dan berkeadilan. Simak informasi selengkapnya pada tautan berikut.

PP No. 28
Tahun 2024

Peraturan Pelaksanaan
UU No.17/2023 Tentang Kesehatan

Review

Publikasi