Meningkatnya biaya kesehatan dan penuaan populasi menjadi tantangan bagi keberlanjutan sistem kesehatan, terutama di kawasan Asia-Pasifik yang menghadapi fragmentasi layanan. Keterlibatan sektor swasta, termasuk Asuransi Kesehatan Swasta (PHI), mulai diakui sebagai strategi untuk mendukung pembiayaan dan akses layanan.
Regional Knowledge Event 2025, diselenggarakan oleh Asia-Pacific Network for Health Systems Strengthening (ANHSS) bersama The Chinese University of Hong Kong, menghadirkan dua kegiatan utama yaitu Policy Course (sesi pembelajaran mendalam seputar kebijakan sistem kesehatan) dan Regional Knowledge Event – diskusi bersama para pakar industri.
Pre- Hybrid Seminar
Sebagai bagian dari persiapan menuju kegiatan utama di Hong Kong, akan diselenggarakan pula Hybrid Seminar di Indonesia yang membahas implementasi Private Health Insurance (PHI). Seminar ini menjadi ruang awal berbagi gagasan dan memperluas jejaring peneliti serta pemangku kepentingan yang berminat dalam pengembangan asuransi kesehatan swasta. Rangkaian kegiatan selengkapnya dapat di akses pada link berikut
Evidence atau bukti ini dapat diartikan sebagai 'kebijakan berbasis bukti' (Evidence Based Policy) yang sering dianggap sebagai hasil evolusi dari gerakan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine / EBP). Pendekatan ini mengarahkan untuk setiap keputusan diambil untuk menyelesaikan suatu masalah kesehatan telah mempertimbangkan bukti atau evidence yang ada. Ada banyak bentuk Knowledge Translation Product yang menjadi prioritas materi pelatihan, dua diantaranya; Policy Brief dan Briefing Notes.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami tentang kebijakan kesehatan, analisis kebijakan kesehatan, menyusun policy brief dan memahami advokasi kebijakan. Pelatihan ini akan dimulai dari bulan Mei hingga Juli 2025. Narasumber berasal dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, FISIPOL UGM serta konsultan dan peneliti dari PKMK FK-KMK UGM. Informasi jadwal dan pendaftaran silahkan akses pada link berikut
Indonesia menghadapi tantangan dalam mencapai tujuannya untuk memberantas malaria pada 2030, dengan kasus yang stagnan antara 2015 dan 2019. Sebuah studi dilakukan untuk menganalisis tren epidemiologi regional dan perubahan demografis dalam kasus malaria dari 2010 hingga 2019, dengan mempertimbangkan perbedaan dalam pengawasan di seluruh negeri.
Hasilnya, setelah disesuaikan dengan peningkatan pengujian sejak 2015 dan seterusnya, peneliti memperkirakan penurunan kejadian malaria di enam dari tujuh wilayah Indonesia. Wilayah-wilayah ini menunjukkan pergeseran demografis ke arah kasus yang lebih tua, yang didominasi laki-laki, yang menunjukkan transisi dari penularan rumah tangga ke penularan pekerjaan. Sebaliknya, Papua mempertahankan penularan tinggi dengan kasus terkonsentrasi pada anak-anak. Meskipun hanya mencakup 2% dari populasi Indonesia, kontribusi Papua terhadap kasus malaria nasional meningkat dari 40 menjadi 90% (2010–2019). Pencapaian eliminasi nasional memerlukan peningkatan langkah-langkah pengendalian, peningkatan akses layanan kesehatan, dan penguatan kolaborasi multisektoral untuk mengatasi tantangan khusus wilayah ini.
Perawatan standar untuk pasien rawat jalan lanjut usia yang berisiko kekurangan gizi di Indonesia masih berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Geriatri Indonesia tahun 2017 dan tidak menyediakan suplementasi gizi seperti yang direkomendasikan oleh pedoman ESPEN 2019/2022. Sebuah studi membandingkan efek suplementasi minimal 400 kkal/hari termasuk 30 g atau lebih protein/hari sebagai intervensi gizi seperti yang direkomendasikan oleh Pedoman ESPEN dengan perawatan standar yang direkomendasikan oleh Perhimpunan Geriatri Indonesia, pada orang dewasa lanjut usia Indonesia yang berisiko kekurangan gizi.
Hasilnya, suplementasi nutrisi secara signifikan meningkatkan asupan harian energi, protein, lemak total, vitamin D, vitamin B12, kalsium dan karbohidrat pada pria dan wanita setelah 12 minggu. Kelompok intervensi menunjukkan peningkatan kadar vitamin D. Lebih jauh lagi, kelompok intervensi mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada kelompok kontrol, terutama pada wanita. Wanita dalam kelompok intervensi juga menunjukkan peningkatan massa otot rangka yang lebih banyak. Peningkatan kekuatan otot dan kinerja fisik tidak berbeda secara statistik antara kedua kelompok. Tidak ada efek samping yang signifikan yang dicatat. Suplementasi gizi efektif dalam meningkatkan asupan dan status gizi di antara pasien rawat jalan Indonesia dengan risiko malnutrisi, yang berpotensi untuk mendukung dan meningkatkan standar perawatan.
Indonesia telah melaksanakan serangkaian reformasi layanan kesehatan termasuk skema asuransi kesehatan nasional (JKN) untuk mencapai cakupan kesehatan universal. Namun, terdapat bukti pemanfaatan layanan kesehatan yang tidak merata di Indonesia, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa masyarakat miskin mungkin tidak memperoleh manfaat penuh dari subsidi pemerintah. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan di Indonesia. Metode Studi ini menganalisis data survei lintas sektor yang dikumpulkan oleh Studi “Ekuitas dan Pembiayaan Layanan Kesehatan di Indonesia” (ENHANCE).
Studi ini menunjukkan bahwa distribusi pemanfaatan layanan kesehatan di Indonesia sebagian besar merata karena faktor-faktor predisposisi (usia dan jenis kelamin) dan kebutuhan kesehatan ditemukan sangat mempengaruhi pemanfaatan berbagai jenis layanan kesehatan. Namun, faktor-faktor yang memungkinkan seperti status asuransi kesehatan juga ditemukan terkait.