Skip to content

Are Quality Medicine Affordable? Evidence from a Large Survey of Medicine Price and Quality in Indonesia

Sejak Indonesia menerapkan sistem asuransi kesehatan nasional pada 2014, harga berbagai obat esensial mengalami penurunan drastis. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara harga, kualitas, dan keterjangkauan obat-obatan yang dibayar secara langsung oleh pasien. Lebih dari 1000 sampel lima obat resep umum—yaitu allopurinol, amlodipine, amoxicillin, cefixime, dan dexamethasone—dikumpulkan dari apotek, fasilitas kesehatan, dan toko daring di empat wilayah Indonesia. Kualitas obat diuji menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), dan hasilnya dibandingkan dengan harga serta upah minimum daerah. Obat yang dibeli melalui sistem pengadaan publik lebih jarang gagal uji kualitas dibanding merek lain (4,2% vs 8,3%), tetapi perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Tidak ditemukan hubungan antara harga dan kualitas, maupun antara status bermerek dan kualitas. Obat generik bermerek memiliki rentang harga sangat luas, dari 0,3 hingga 18,6 kali harga median. Sebaliknya, generik tanpa merek dijual dengan harga yang lebih seragam dan umumnya lebih murah. Meskipun wilayah dengan upah terendah memiliki harga obat tertinggi, obat generik masih sangat terjangkau. Bahkan di daerah tersebut, harga obat pada kuartil ke-25 hanya setara dengan maksimal 0,7% dari upah harian. Secara keseluruhan, pasien dengan upah minimum dapat memperoleh versi obat esensial yang terjangkau dan berkualitas baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harga tidak menjamin kualitas obat, dan kebijakan publik perlu lebih menekankan pengawasan mutu daripada hanya fokus pada harga.

Sumber https://www.proquest.com/openview/00c8939e60e743c859da5a4eab149f6e/1?pq-origsite=gscholar&cbl=5160721

 

PP No. 28
Tahun 2024

Peraturan Pelaksanaan
UU No.17/2023 Tentang Kesehatan