Reportase Topik 1. Health Security

Sesi Presentasi Policy Brief 

Pembahas Sesi Policy Brief

Topik pertama Fornas JKKI XI tahun 2021 dibuka oleh presentasi tiga rekomendasi kebijakan (policy brief) terpilih seputar topik keamanan kesehatan (health security) yang di – review oleh dr Hendro Wartatmo, S.pB Konsulen Bedah Digestif dan Dr. dr Hanevi Djasri, MARS, FisQUA. Rekomendasi kebijakan diharapkan memenuhi kaidah – kaidah obyektivitas sehingga dapat memberikan bukti empiris kepada pengambil kebijakan untuk mempersiapkan kapasitas respon yang baik dimulai dari fase kesiapsiagaan dan juga mampu dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi.

Sesi Seminar Topik Health Security

Sesi Pemaparan Narasumber

Sesi selanjutnya sub seminar JKKI topik Health Security dipandu oleh Madelina Ariani, MPH dengan tiga pembicara yaitu dr. H. Mukti Eka Rahadian, MARS, MPH dari Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kemenkes, dr Yullita Evarini Yuzwar MARS dari Subdit Zoonotik – Direktorat P2PTVZ Kemenkes, dan dr Pandu Harimurti dari World Bank Indonesia. Sesi pembahasan oleh dr Bella Donna, M.Kes dari PKMK FK – KMK UGM dan Sri Sunarti Purwaningsih dari Pusat Penelitian Kependudukan, Deputi Keilmuan Sosial dan Kemanusiaan, LIPI.

Mukti mengelaborasi ketahanan kesehatan dengan memperhatikan geopolitik internasional melalui hasil dan rekomendasi JEE menjadi NAPHS. Kemudian diturunkan ke geopolitik pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota dengan mewajibkan pemerintah – pemerintah daerah memenuhi SPM – SPM kesehatan dan menyiapkan sub-national level NAPHS atau rencana aksi ketahanan kesehatan provinsi. Inti dari dokumen tersebut adalah detect-prevent-response baik secara nasional maupun provinsi. Kemenkes menerbitkan 31 regulasi baru terkait ketahanan kesehatan selama pandemi ini dan diharapkan tahun depan memulai resource mapping di 22 K/L yang diatur di Inpres.

Yullita Evarini menyampaikan kolaborasi lintas sektor dalam ketahanan kesehatan dengan konsep One Health merupakan pendekatan kolaboratif terpadu lintas sektor bersama masyarakat, khususnya untuk penyakit – penyakit yang bersumber dari hewan (zoonotik). Terakhir, Pandu mempertegas pada bagian pembiayaan yang terdampak karena pandemi. Meskipun Indonesia mengalami guncangan ekonomi tidak seburuk negara lain, ada keinginan investasi ke upaya – upaya ketahanan kesehatan. Salah satunya dengan inisiatif Kemenkeu menginisiasi Disaster Management Pooling Fund atau PARB – Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana menterjemahkan Perpres 75 Tahun 2021, yang sebetulnya tidak hanya untuk respons namun juga dapat digunakan pada masa kesiapsiagaan (pra bencana) maupun masa rehabilitasi (paska bencana). Kerancuan regulasi, mekanisme penyaluran dana yang beragam, dan besaran dana dapat menjadi penghambat dalam penggunaan dana ini, harapannya, tim review belanja bencana Kemenkeu dapat memberikan rekomendasi terkait penggunaan dana ini.

Sesi Pembahasan

Pada sesi pembahasan dr Bella mengawali dari terminologi health security yang masih rancu antara ketahanan kesehatan dengan keamanan kesehatan, kemudian menyampaikan konsep dari risiko bencana. Upaya – upaya pengurangan risiko ini perlu didokumentasikan dalam rencana kontingensi kesehatan di level sub-nasional yang terintegrasi lintas sektor dan masyarakat agar daerah mampu mewujudkan ketahanan di daerah sesuai dengan ancaman dan kapasitas di daerahnya masing – masing.

Sri Sunarti menyampaikan core dari ketahanan kesehatan adalah masyarakat, belajar dari pandemi ini terkaitan dengan pesan – pesan yang disampaikan narasumber adalah pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu kunci dalam peningkatan ketahanan kesehatan.

Pada sesi diskusi, menanggapi penyakit Zoonosis pada komunitas seperti Antrax, baik pada hawan maupun manusia, menggunakan konsep One Health, puskesmas di daerah sudah berkolaborasi dengan puskeswan dan potensi kesehatan lain di daerah untuk segera ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi di lapangan. Untuk ketahanan kesehatan juga perlu melakukan refleksi dari belanja kesehatan dari sektor non publik, mekanisme pelaporan yang tidak terstandar dan nomenklatur – nomenklatur yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang tergambar dari upaya national health account.

Skema public-private partnership (PPP) yang terukur dan dikelola dengan baik juga perlu memperhatikan aspek – aspek kesiapsiagaan yang berbasis pada pengurangan risiko bencana yang sebaiknya didokumentasikan dalam rencana kontingensi kesehatan yang operasional. Artinya sekedar dokumen saja, termasuk mekanisme yang mengatur pendanaan komunitas baik filantropi maupun charity agar mudah dilakukan tracking sebagai bentuk akuntabilitas dan efisiensi penggunaan dana kemanusiaan.

Reportase : Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt

 

  Agenda Terkait:

 

Topik 5 Kebijakan JKN Untuk Keadilan Sosial: Implementasi Pemenuhan Supply Side dan Cost-Sharing Berdasarkan Data Rutin Kesehatan dan DaSK untuk Penguatan JKN

  PENGANTAR 

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (PKMK FK – KMK UGM) dan Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) terus menjaga komitmennya untuk memonitor keberlangsungan dan keadilan penyelenggaraan program JKN dan pencapaian Universal Health Coverage (UHC). Bukan hanya keadilan antar segmen peserta tetapi juga keadilan antar daerah.

Kebijakan JKN di tengah situasi pandemi Covid-19 masih menjadi prioritas untuk seluruh pemangku kepentingan. Hal tersebut dikarenakan masih banyak penduduk Indonesia yang masih membutuhkan layanan kesehatan melalui JKN. Walaupun terjadi surplus arus kas pada BPJS Kesehatan dikarenakan rendahnya pemanfaatan JKN di tengah pandemi, pemerintah tetap perlu melakukan identifikasi untuk menemukan sumber pembiayaan baru. Sebagaimana data tahun 2014-2018 sebelum pandemi menggambarkan bahwa berturut-turut BPJS Kesehatan mengeluarkan biaya sebesar Rp 11,07 triliun, Rp 14,88, Rp 16,94 triliun, Rp 18,44 triliun, dan 2018 menjadi Rp 20,42 triliun. Untuk mengantisipasi kondisi yang akan kembali terjadi pasca atau ditengah pandemi Covid-19, BPJS Kesehatan perlu melakukan strategi dan program untuk menekan biaya pelayanan katastropik. Salah satu Langkah yang perlu dilakukan adalah dengan menetapkan kebijakan cost-sharing pada BPJS Kesehatan.

Tidak hanya itu, pemerintah juga perlu menetapkan kebijakan kompensasi JKN, karena masih terdapat segmen peserta (PBI APBN) yang di daerah dengan pelayanan kesehatan terbatas tidak dapat menggunakan BPJS Kesehatan. Masih adanya segmen peserta yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan menggambarkan bahwa kebijakan JKN belum terlaksana secara merata dan adil. Untuk membantu dan mendukung pemerintah melaksanakan cost-sharing dan kompensasi, maka PKMK FK-KMK UGM bersama JKKI menyelenggarakan diskusi dalam Fornas XI tahun 2021 dengan topik “Kebijakan JKN Untuk Keadilan Sosial: Implementasi Pemenuhan Supply Side dan Cost-Sharing Berdasarkan Data Rutin Kesehatan dan DaSK untuk Penguatan JKN”.

  TUJUAN

  1. Mengkomunikasikan fakta dan bukti ilmiah pelaksanaan JKN periode 2014 – 2020.
  2. Mendorong pengambil keputusan untuk melakukan revisi pasal urun biaya (cost-sharing) dan kebijakan kompensasi dalam UU SJSN
  3. Mendorong Kementerian Kesehatan untuk melakukan revisi Permenkes 28/2014 terkait kebijakan kompensasi JKN.

  WAKTU PELAKSANAAN

Hari, tanggal   : Senin – Selasa, 25 – 26 Oktober 2021
Waktu              : 08.00 – 12.45 WIB dan 08.00 – 11.35 WIB

  PESERTA

  1. Mitra penelitian kebijakan JKN PKMK FK-KMK UGM
  2. Pengambil keputusan kebijakan JKN (Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, DJSN, Komisi IX DPR RI)
  3. Pusat penelitian kesehatan
  4. Asosiasi profesi kesehatan
  5. Asosiasi pelayanan kesehatan
  6. Mahasiswa S2 dan S3 kebijakan kesehatan masyarakat

  AGENDA

Pukul Topik
Hari ke-1, Senin, 25 Oktober 2021
Implementasi Pemenuhan Supply Side Sharing Berdasarkan Data Rutin Kesehatan dan DaSK untuk Penguatan JKN

REPORTASE KEGIATAN

08.00 – 08.05 WIB Pembukaan: Prof. Laksono Trisnantoro – Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan & Guru Besar UGM

MATERI    VIDEO

Sesi I Presentasi Policy Brief
08.05 – 08.30 WIB Presentasi Policy Brief

Akses Layanan Ispa masih rendah bagi PBI (Kelompok tidak mampu) di Provinsi Kaltim

VIDEO

Evaluasi Program JKN: Pada Tingginya Pembiayaan Klaim Operasi Caesar di Provinsi Jawa Timur

VIDEO

Dimensi Keadilan Berdasarkan Cakupan Kepesertaan BPJS Studi kasus Jateng

VIDEO

Menilik Account media sosial BPJS Kesehatan: Sejauh mana efektivitas dan manfaatnya bagi masyarakat ?

VIDEO

08.30 – 08.50 WIB Diskusi Policy Brief

VIDEO

08.50 – 09.00 WIB Sesi Istirahat
09.00 – 09.10 WIB Keynote Speech: Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, AAK – Direktur Utama, BPJS Kesehatan
Strategi BPJS Kesehatan di Era Pandemi COVID-19 Dalam Menyelenggarakan JKN Untuk Mencapai Keadilan Sosial

MATERI

Sesi II Pemenuhan Supply Side Untuk Penguatan JKN dan Mencapai Keadilan Bagi Seluruh Kelompok Masyarakat
09.10 – 09.46 WIB Narasumber:

Prof. Ascobat Gani, dr., M.PH., Dr.PH, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia– Pemenuhan Strategi Supply Side Pelayanan Kesehatan di Indonesia

MATERI    VIDEO

Tiara Marthias, MPH., PhD, Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM – Equity Dalam Penyelenggaraan Kebijakan JKN Berdasarkan DaSK (Dashboard Sistemn Kesehatan) 

MATERI    VIDEO

M. Faozi Kurniawan, SE., Akt., MPH, Peneliti Pembiayaan Kesehatan dan JKN PKMK FKKMK UGM – Pemenuhan Supply Side dalam Penyelenggaraan JKN Melalui Kebijakan Kompensasi

MATERI    VIDEO

09.46 – 10.36 WIB Pembahas

Rennova, Bappenas

VIDEO

Asosiasi Klinik Indonesia

VIDEO

Asosiasi Rumah Sakit Daerah

VIDEO

10.36 – 10.56 WIB Diskusi dan Tanya Jawab

VIDEO

10.56 – 11.00 WIB Penutupan
11.00 – 11.15 WIB Istirahat
Sesi III Mewujudkan Ekosistem dan Interoperabilitas Data Rutin Kesehatan dan JKN
11.15 – 11.39 WIB Narasumber:

Dr. I Made Wiryana, MSc, Dosen Universitas GunadarmaStrategi Ekosistem dan Interoperabilitas Data Rutin Kesehatan dan JKN

MATERI    VIDEO

Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc, Peneliti PKMK FK-KMK UGMData Rutin Kesehatan dan Data Sampel BPJS Kesehatan dalam DaSK untuk Penelitian dan Pengambil Keputusan

MATERI    VIDEO

11.39 – 12.09 WIB Pembahas

Ade Frihadi, S.Kom, MT – Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan, Kementerian Informasi dan Komunikasi

VIDEO

 dr. Donni Hendrawan, MPH – Direktur Teknologi Informasi, BPJS Kesehatan

VIDEO

12.09 – 12.29 WIB Diskusi dan Tanya Jawab

VIDEO

12.29 – 12.35 WIB Penutupan 
Hari ke-2, Selasa, 26 Oktober 2021
Keberlanjutan JKN Melalui Implementasi Cost-Sharing dan Penguatan UU SJSN – UU BPJS

REPORTASE KEGIATAN

08.00 – 08.05 WIB Pembukaan
Moderator: Tri Muhartini
Sesi I Presentasi Policy Brief
08.05 – 08.30 WIB Vini Restu Insani – Sinergisasi Tata Kelola JKN Dalam Penguat Peran Pemerintah Daerah

VIDEO

Juanita – Butuh Komitmen Pemerintah Daerah Dan Bpjs Kesehatan Dalam Menutup Disparitas Layanan Kesehatan Di Sumatera Utara

VIDEO

Tri Aktariani – Pada Ketimpangan Utilisasi Layanan Jantung & Tata Layanan Hipertensi yang Tidak Tuntas di FKTP Provinsi NTT

VIDEO

Sesi II Talkshow Cost-Sharing
09.00 – 09.45 WIB Pewawancara

Dr. drg. Julita Hendrartini, M.KesDosen Department Manajemen Kebijakan Kesehatan dan Peneliti Pusat KPMAK FK-KMK UGM

VIDEO

Narasumber:

dr. Yuli Farianti, M.Epid – Kepala Bidang Jaminan Kesehatan, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kementerian Kesehatan

VIDEO

dr. Mokhamad Cucu Zakaria – Asisten Deputi Bidang Pembiyaan Manfaat Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan – Strategi untuk pelaksanaan Cost-Sharing masa mendatang

VIDEO

Jefri, A.Md. Akt, SE, MH, AAK, AAAIJ, FIIS – Kepala Departemen Asuransi Kesehatan, PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Indonesia – Respons dan harapan Asuransi Swasta terhadap kebijakan Cost-Sharing dalam JKN

VIDEO

Dr. Daniel Budi Wibowo, M.Kes – Ketua Kompartemen Jaminan Kesehatan, Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) – Respons dan harapan RS terhadap kebijakan Cost-Sharing dalam JKN

VIDEO

09.45 – 10.05 WIB Diskusi dan Tanya Jawab Bersama Peserta

VIDEO

Sesi III Talkshow Prospek Revisi UU SJSN dan UU BPJS
10.05 – 10.50 WIB Pewawancara
Shita Listya Dewi – Ketua Divisi Public Health PKMK FK-KMK UGM

VIDEO

Narasumber:

Muttaqien, MPH., AAK – Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)

VIDEO

M. Faozi Kurniawan, SE., Akt., MPH – Peneliti Kebijakan Pembiayaan Kesehatan dan JKN PKMK FK-KMK UGM

VIDEO

10.50 – 11.10 WIB Diskusi dan Tanya Jawab Bersama Peserta

VIDEO

11.10 – 11.20 WIB Kesimpulan dan Penutupan

 

 

 

Topik 4.d Ketahanan Layanan Jantung: Tantangan dan peluang pelayanan jantung selama pandemi dan rencana pemulihan pasca pandemi COVID-19

  PENGANTAR

Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun dan menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap semua sistem kehidupan, terutama kesehatan. Baik dampak secara langsung seperti tingginya angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, maupun dampak tidak langsung seperti guncangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Dampak pandemi dalam sistem kesehatan memiliki lingkup yang luas dan bervariasi seperti telihat dalam gambar 1. Pandemi berpengaruh pada pemberian pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi penyakit di masyarakat.

sumber Beyond COVID-19: A Whole of Health Look at Impacts During the Pandemic Response, http://www.jstor.org/stable/resrep29614

Gambar 1. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sistem Kesehatan

Dalam menghadapi bencana pandemi ini, sangat diperlukan adanya ketahanan sistem kesehatan (health system resilience). Ketahanan sistem kesehatan merupakan kemampuan untuk mempersiapkan, mengelola (menyerap, beradaptasi dan mengubah), serta belajar dari guncangan. Guncangan di sini adalah perubahan mendadak dan ekstrim yang berdampak pada sistem kesehatan, seperti pandemi COVID-19. Hal ini berbeda dari tekanan sistem kesehatan yang dapat diprediksi dan terjadi terus menerus, seperti penyakit akibat penuaan pada populasi lansia.

Terkait pelayanan penyakit cardiovaskuler (CVD), dalam situasi normal saja, layanan CVD memiliki tantangan yang besar. Di antaranya terkait pelayanan yang belum merata dan juga andil CVD sebagai penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia. Dengan adanya pandemi ini, sudah dapat dipastikan bahwa hal tersebut semakin meningkatkan tantangan pada pemberian layanan CVD. Salah satu contohnya adalah tertundanya diagnosis awal dan pengobatan. Sehingga tidak menutup kemungkinan setelah pandemi ini berakhir akan terjadi lonjakan kasus CVD dan perburukan kondisi pada penderita CVD yang pengobatannya terhambat karena pandemi. Selain itu, serangan COVID-19 pada penderita CVD juga dapat memperparah keadaan penyakit.

Keadaan tersebut meningkatkan urgensi untuk dilakukan upaya pembangunan kapasitas-kapasitas tertentu untuk mencapai sistem kesehatan yang kuat (resilient). Misalnya, surge capacity dan rencana pemulihan pasca pandemi di level fasilitas kesehatan dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan dalam merespon pandemi di level pemerintah. Meskipun saat ini pandemi masih berlangsung dan belum diketahui kapan masuk ke fase pemulihan, namun ketahanan kesehatan perlu terus dipersiapkan dan ditingkatkan melalui penguatan pilar-pilar sistem kesehatan nasional (health system strengthening) agar tercapai ketahanan (resilient) dalam sistem kesehatan.

Berdasarkan kebutuhan di atas, Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (Fornas JKKI) tahun 2021 mengangkat tema tentang health resilience dengan salah satu sub temanya yaitu “Ketahanan Layanan Jantung: Tantangan dan Peluang Pelayanan Jantung Selama Pandemi dan Rencana Pemulihan Pasca Pandemi COVID-19”.

  TUJUAN

  1. Mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap pelayanan jantung.
  2. Mengoptimalkan upaya menciptakan ketahanan pelayanan jantung di masa pandemi dan setelah pandemi COVID-19.
  3. Merencanakan strategi pemulihan pelayanan jantung.
  4. Mendapatkan rekomendasi kebijakan terkait pemulihan pelayanan jantung.

  PESERTA

  1. Pengambil kebijakan kesehatan di Indonesia
  2. Pengelola sarana pelayanan kesehatan: pimpinan atau staf Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah maupun Swasta, Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) milik Pemerintah maupun Swasta, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan sarana pelayanan kesehatan lainya.
  3. Pelaku Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas: Organisasi Profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), Lembaga asuransi/Pembiayaan Kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), Lembaga Sertifikasi/Akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dan sebagainya), LSM Bidang Kesehatan,
  4. Akademisi dan Konsultan: dosen dan peneliti di perguruan tinggi, peneliti, konsultan dan sebagainya.
  5. Mahasiswa : S1, S2 dan S3 dari berbagai lintas ilmu

  PELAKSANAAN

Hari, Tanggal       : Jumat, 22 Oktober 2021
Pukul                   : 08.00 – 10.10 WIB

  AGENDA

REPORTASE KEGIATAN

Waktu (WIB) Kegiatan
08.00 – 08.05 WIB Pembukaan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

VIDEO

08.05 – 08.15 WIB Pemaparan singkat mengenai situasi pelayanan jantung berdasarkan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2017 – 2018 oleh PKMK UGM. – M. Faozi Kurniawan, SE, Akt., MPH

MATERI    VIDEO

08.15 – 08.55 WIB

Sesi 1

Dampak pandemi COVID-19 terhadap pelayanan jantung dan strategi pemulihan pelayanan jantung
Narasumber: Dr. dr. Pribadi Wiranda Busro, SpBTKV(K) – RSJP Harapan Kita

MATERI    VIDEO

Ketahanan layanan jantung di masa pandemi dan kapasitas yang diperlukan untuk mencapai ketahanan layanan jantung
Narasumber: Dr. dr. Nahar Taufiq, SpJP(K) – FK-KMK UGM

MATERI    VIDEO

08.55 – 09.35 WIB Sesi 2: Pembahas

Dr. dr. Yout Savithri, MARS – Dit pelayanan kesehatan rujukan, Kemenkes RI

MATERI    VIDEO

Pembahasan terkait situasi layanan jantung di beberapa wilayah

Dr. Juanita, SE, M.Kes. – Universitas Sumatera Utara

MATERI    VIDEO

Dr. Jon Hendri Nurdan, M.Kes – Unversitas Dehasen Bengkulu

MATERI    VIDEO

09.35 – 10.05 WIB Sesi 3 Diskusi

VIDEO

10.05 – 10.10 WIB Penutup

 

  NARAHUBUNG

Monita Destiwi
HP: +6285643450802
Email: [email protected]
Widy Hidayah
HP: +6282122637003
Email: [email protected]

 

Topik 4.c Ketahanan Layanan Kanker: Tantangan dan peluang pelayanan kanker selama pandemi dan rencana pemulihan pasca pandemi COVID-19

  PENGANTAR

Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun dan menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap semua sistem kehidupan, terutama kesehatan. Baik dampak secara langsung seperti tingginya angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, maupun dampak tidak langsung seperti guncangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Dampak pandemi dalam sistem kesehatan memiliki lingkup yang luas dan bervariasi seperti telihat dalam gambar 1. Pandemi berpengaruh pada pemberian pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi penyakit di masyarakat.

sumber Beyond COVID-19: A Whole of Health Look at Impacts During the Pandemic Response, http://www.jstor.org/stable/resrep29614

Gambar 1. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sistem Kesehatan

Dalam menghadapi bencana pandemi ini, sangat diperlukan adanya ketahanan sistem kesehatan (health system resilience). Ketahanan sistem kesehatan merupakan kemampuan untuk mempersiapkan, mengelola (menyerap, beradaptasi dan mengubah), serta belajar dari guncangan. Guncangan di sini adalah perubahan mendadak dan ekstrim yang berdampak pada sistem kesehatan, seperti pandemi COVID-19. Hal ini berbeda dari tekanan sistem kesehatan yang dapat diprediksi dan terjadi terus menerus, seperti penyakit akibat penuaan pada populasi lansia.

Terkait pelayanan penyakit kanker, dalam situasi normal saja, layanan kanker memiliki tantangan yang besar. Di antaranya terkait pelayanan yang belum merata dan juga andil penyakit kanker sebagai salah satu penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia. Dengan adanya pandemi ini, sudah dapat dipastikan bahwa hal tersebut semakin meningkatkan tantangan pada pemberian layanan kanker. Salah satu contohnya adalah tertundanya diagnosis awal dan pengobatan. Sehingga tidak menutup kemungkinan setelah pandemi ini berakhir akan terjadi peningkatan kasus kanker dan perburukan kondisi pada penderita kanker yang pengobatannya terhambat karena pandemi. Selain itu, serangan COVID-19 pada penderita kanker juga dapat memperparah keadaan kesehatan penderita.

Keadaan tersebut meningkatkan urgensi untuk dilakukan upaya pembangunan kapasitas-kapasitas tertentu untuk mencapai sistem kesehatan yang kuat (resilient). Misalnya, surge capacity dan rencana pemulihan pasca pandemi di level fasilitas kesehatan dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan dalam merespon pandemi di level pemerintah. Meskipun saat ini pandemi masih berlangsung dan belum diketahui kapan masuk ke fase pemulihan, namun ketahanan kesehatan perlu terus dipersiapkan dan ditingkatkan melalui penguatan pilar-pilar sistem kesehatan nasional (health system strengthening) agar tercapai ketahanan (resilient) dalam sistem kesehatan.

Berdasarkan kebutuhan di atas, Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (Fornas JKKI) tahun 2021 mengangkat tema tentang health resilience dengan salah satu sub temanya yaitu “Ketahanan Layanan Kanker: Tantangan dan Peluang Pelayanan Kanker Selama Pandemi dan Rencana Pemulihan Pasca Pandemi COVID-19”.

  TUJUAN

  1. Mengetahui dampak pandemi COVID-19 pada pelayanan Kanker
  2. Mengoptimalkan upaya menciptakan ketahanan pelayanan kanker di masa pandemi dan setelah pandemi COVID-19.
  3. Merencanakan strategi pemulihan pelayanan Kanker
  4. Mendapatkan rekomendasi kebijakan terkait pemulihan pelayanan kanker.

  PESERTA

  1. Pengambil kebijakan kesehatan di Indonesia
  2. Pengelola sarana pelayanan kesehatan: pimpinan atau staf Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah maupun Swasta, Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) milik Pemerintah maupun Swasta, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan sarana pelayanan kesehatan lainya.
  3. Pelaku Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas: Organisasi Profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), Lembaga asuransi/Pembiayaan Kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), Lembaga Sertifikasi/Akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dan sebagainya), LSM Bidang Kesehatan,
  4. Akademisi dan Konsultan: dosen dan peneliti di perguruan tinggi, peneliti, konsultan dan sebagainya.
  5. Mahasiswa : S1, S2 dan S3 dari berbagai lintas ilmu

  PELAKSANAAN

Hari, tanggal       : Kamis, 21 Oktober 2021
Pukul                   : 10.00 – 12.30 WIB

  AGENDA

REPORTAS EKEGIATAN

Waktu (WIB) Kegiatan
10.03 – 10.13 WIB Pengantar Forum Nasional oleh Koordinator Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
Oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, Ph.D

MATERI    VIDEO

10.13 – 10.30 WIB Pemaparan singkat mengenai situasi pelayanan kanker berdasarkan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2017 – 2018 oleh PKMK UGM. – M. Faozi Kurniawan, SE, Akt., MPH

MATERI    VIDEO

10.30 – 11.13 WIB

Sesi 1

Dampak pandemi COVID-19 terhadap pelayanan kanker dan strategi pemulihan pelayanan kanker
Dr. Elfira, MARS – Bidang pelayanan RS Kanker Dharmais

MATERI    VIDEO

Ketahanan layanan kanker di masa pandemi dan kapasitas yang diperlukan untuk mencapai ketahanan layanan kanker
Narasumber: Dr. dr. Ibnu Purwanto, Sp.PD-KHOM – FK-KMK UGM

MATERI    VIDEO

11.13 – 11.50 WIB Sesi 2: Pembahas

Sub Koordinator pemantauan dan Evaluasi Rumah Sakit Pendidikan, Direktorat Pelayanan Rujukan, Kementerian Kesehatan RI – dr. Wiwi Ambarwati, MKM

MATERI    VIDEO

Pembahasan terkait situasi layanan kanker di daerah:
Dr. dr. Dedy Hermansyah Sp.B(K)Onk – FK Universitas Sumatera Utara

MATERI    VIDEO

11.50 – 12.13 WIB Sesi 3 Diskusi

VIDEO

12.13 – 12.15 WIB Pembukaan presentasi policy brief
12.15 – 12.25 WIB Sesi 4 Presentasi policy brief terkait kanker 

John Toding Padang (Universitas Cenderawasih)
Judul: Layanan Palliative Care pada penyintas kanker di masa pandemi

VIDEO

Dr. Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes (USU)
Judul: Gempar strategi pencegahan risiko keracunan pestisida

VIDEO

12.25 – 12.33 WIB Diskusi terkait policy brief 
12.33 – 12.35 WIB Penutup

 

  NARAHUBUNG

Monita Destiwi
HP: +6285643450802
Email: [email protected]
Widy Hidayah
HP: +6282122637003
Email: [email protected]

 

Topik 4.b Optimalisasi Upaya Penurunan Stunting di Masa Pandemi COVID-19

  PENGANTAR

Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun dan menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap semua sistem kehidupan, terutama kesehatan. Baik dampak secara langsung seperti tingginya angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, maupun dampak tidak langsung seperti guncangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Dampak pandemi dalam sistem kesehatan memiliki lingkup yang luas dan bervariasi seperti telihat dalam gambar 1. Pandemi berpengaruh pada pemberian pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi penyakit di masyarakat.

sumber Beyond COVID-19: A Whole of Health Look at Impacts During the Pandemic Response, http://www.jstor.org/stable/resrep29614

Gambar 1. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sistem Kesehatan

Dalam menghadapi bencana pandemi ini, sangat diperlukan adanya ketahanan sistem kesehatan (health system resilience). Ketahanan sistem kesehatan merupakan kemampuan untuk mempersiapkan, mengelola (menyerap, beradaptasi dan mengubah), serta belajar dari guncangan. Guncangan di sini adalah perubahan mendadak dan ekstrim yang berdampak pada sistem kesehatan, seperti pandemi COVID-19. Hal ini berbeda dari tekanan sistem kesehatan yang dapat diprediksi dan terjadi terus menerus, seperti penyakit akibat penuaan pada populasi lansia.

Pandemi COVID-19 membawa dampak signifikan pada berbagai sektor yang secara tidak langsung turut memengaruhi status gizi dan kesehatan seseorang. Populasi paling berisiko terhadap dampak ini adalah ibu dan bayi/balita. Apabila hal ini tidak segera diatasi, dapat meningkatkan prevalensi masalah gizi kurang, gizi buruk, stunting, anemia dan masalah gizi lainnya. Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 menyebabkan keterbatasan pelayanan kesehatan di puskesmas. Banyak sumber daya dialihkan untuk pencegahan dan penanganan COVID-19. Hal ini menyebabkan layanan kesehatan untuk ibu dan anak, termasuk manajemen terpadu balita sakit (MTBS) menjadi tidak maksimal. Situasi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan kematian ibu dan anak akibat penanganan yang tidak optimal. Pandemi COVID-19 telah terbukti memberikan dampak signifikan terhadap pelaksanaan program-program gizi untuk penurunan angka stunting. Apabila mitigasi bencana dan analisis risiko tidak dilakukan, akan terjadi masalah gizi dan kesehatan yang lebih buruk di masa mendatang.

Keadaan tersebut meningkatkan urgensi untuk dilakukan upaya pembangunan kapasitas-kapasitas tertentu untuk mencapai sistem kesehatan yang kuat (resilient). Misalnya, surge capacity dan rencana pemulihan pasca pandemi di level fasilitas kesehatan dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan dalam merespon pandemi di level pemerintah. Meskipun saat ini pandemi masih berlangsung dan belum diketahui kapan masuk ke fase pemulihan, namun ketahanan kesehatan perlu terus dipersiapkan dan ditingkatkan melalui penguatan pilar-pilar sistem kesehatan nasional (health system strengthening) agar tercapai ketahanan (resilient) dalam sistem kesehatan.

Berdasarkan kebutuhan di atas, Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (Fornas JKKI) tahun 2021 mengangkat tema tentang health resilience dengan salah satu sub temanya yaitu “Optimalisasi upaya penurunan stunting di masa pandemi COVID-19”

  TUJUAN

  1. Mengetahui dampak pandemi COVID-19 pada angka kejadian Stunting
  2. Mengoptimalkan upaya penurunan angka stunting di masa pandemi COVID-19
  3. Merencanakan strategi pemulihan upaya penurunan stunting.
  4. Mendapatkan rekomendasi kebijakan terkait pemulihan upaya penurunan stunting.

  PESERTA

  1. Pengambil kebijakan kesehatan di Indonesia
  2. Pengelola sarana pelayanan kesehatan: pimpinan atau staf Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah maupun Swasta, Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) milik Pemerintah maupun Swasta, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan sarana pelayanan kesehatan lainya.
  3. Pelaku Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas: Organisasi Profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), Lembaga asuransi/Pembiayaan Kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), Lembaga Sertifikasi/Akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dan sebagainya), LSM Bidang Kesehatan,
  4. Akademisi dan Konsultan: dosen dan peneliti di perguruan tinggi, peneliti, konsultan dan sebagainya.
  5. Mahasiswa : S1, S2 dan S3 dari berbagai lintas ilmu

  PELAKSANAAN

Hari, tanggal       : Selasa, 19 Oktober 2021
Pukul                   : 10.00 – 12.45 WIB

  AGENDA

REPORTASE KEGIATAN

Waktu (WIB) Kegiatan
10.00 – 10.05 WIB Pengantar oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

VIDEO

10.05 – 10.15 WIB Pemaparan singkat tentang hasil e-monev gizi tahun 2020 – Maria Widyati

MATERI    VIDEO

10.15 – 10.55 WIB

Sesi 1

Tantangan dalam upaya penurunan stunting di masa pandemi COVID-19
Dr. Toto Sudargo, S.KM., M.Kes – Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM

MATERI    VIDEO

Upaya menjamin keberlangsungan upaya penurunan stunting selama pandemi dan prediksi pasca pandemi COVID-19
dr. Inti Mujiati, MKM – Direktorat Gizi, Kementerian Kesehatan

MATERI    VIDEO

10.55 – 11.25 WIB Sesi 2: Pembahas

Dr. Marudut, B.Sc. MPS – PERSAGI

MATERI    VIDEO

Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) – BKKBN

MATERI    VIDEO

Pembahasan terkait situasi gizi dan stunting di beberapa wilayah

Dr. drg. Dewi Marhaeni Diah Herawati, M.Si  – Universitas Padjajaran

MATERI    VIDEO

11.25 – 11.55 WIB Sesi 3 Diskusi

VIDEO

11.55 – 12.00 WIB Pembukaan presentasi policy brief
12.00 – 12.25 WIB Sesi 4 Presentasi policy brief terkait Gizi

Tri Siswati, Yustiana Olfah, Herni Endah, Widyawati, Anita Rahmawati, Agus Sarwo Prayogi
Judul: Posyandu Prakonsepsi: Pemberdayaan Remaja Dalam Mencegah Stunting Sejak Dini

VIDEO

Syarifah, Judul: Mengatasi Stunting dengan Social Chanel Lembaga Keagamaan

VIDEO

dr. Lucy Widasari, Judul: Layanan Terpadu Satu Pintu Bagi Calon Pengantin

VIDEO

Fadhli Fadhillah, Judul: Implementasi dalam Penanganan Stunting di Indonesia yang Belum Optimal

VIDEO

Dahril, Judul: Optimalisasi Pencapaian Open Defecation Free (ODF) Program STBM Pilar Stop BABS

VIDEO

12.25 – 12.40 WIB Diskusi terkait policy brief

VIDEO

12.40 – 12.45 WIB Penutup

 

  NARAHUBUNG

Monita Destiwi
HP: +6285643450802
Email: [email protected]
Widy Hidayah
HP: +6282122637003
Email: [email protected]

 

Topik 4.a Ketahanan Layanan KIA: Tantangan dan Peluang Pelayanan KIA di Masa Pandemi COVID-19

  PENGANTAR

Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun dan menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap semua sistem kehidupan, terutama kesehatan. Baik dampak secara langsung seperti tingginya angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, maupun dampak tidak langsung seperti guncangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan sistem kesehatan. Dampak pandemi dalam sistem kesehatan memiliki lingkup yang luas dan bervariasi seperti telihat dalam gambar 1. Pandemi berpengaruh pada pemberian pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi penyakit di masyarakat.

Beyond COVID-19: A Whole of Health Look at Impacts During the Pandemic Response, sumber http://www.jstor.org/stable/resrep29614

Gambar 1. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sistem Kesehatan

Dalam menghadapi bencana pandemi ini, sangat diperlukan adanya ketahanan sistem kesehatan (health system resilience). Ketahanan sistem kesehatan merupakan kemampuan untuk mempersiapkan, mengelola (menyerap, beradaptasi dan mengubah), serta belajar dari guncangan. Guncangan di sini adalah perubahan mendadak dan ekstrim yang berdampak pada sistem kesehatan, seperti pandemi COVID-19. Hal ini berbeda dari tekanan sistem kesehatan yang dapat diprediksi dan terjadi terus menerus, seperti penyakit akibat penuaan pada populasi lansia.

Pada tahun 2020, dilaksanakan suatu kajian elektronik monitoring dan evaluasi (e-monev) pemulihan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dari dampak pandemi COVID-19. Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan dan PKMK FK-KMK UGM yang melibatkan 13 perguruan tinggi mitra untuk mendampingi 120 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan e-monev merupakan inovasi monitoring untuk mengetahui bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap 8 indikator program KIA dan KB meliputi kunjungan pertama ibu hamil (K1), kunjungan keempat ibu hamil (K4), persalinan di fasilitas kesehatan, kunjungan Neonatal (KN) Lengkap, pemantauan tumbuh kembang balita (SDIDTK), pelayanan imunisasi dasar lengkap, kematian ibu, dan program KB. Berdasarkan kegiatan ini, Cakupan K4 merupakan indikator paling terdampak pandemi COVID-19 yaitu sebanyak 76 persen kabupaten/kota. Program KB adalah indikator dengan jumlah data paling sedikit terdampak yaitu 21 persen. Di beberapa daerah juga melaporkan adanya kenaikan angka kematian ibu dan bayi. Pelaksanaan Posyandu di beberapa daerah masih mengalami penutupan hingga saat ini. Selain Posyandu yang tutup, pembatasan jam pelayanan di fasilitas kesehatan berakibat pelayanan KIA tidak dapat terlaksana dengan optimal.

Hal lain yang menyebabkan cakupan indikator mengalami penurunan adalah karena keengganan masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Kekhawatiran akan tertular virus COVID-19 membuat ibu hamil menunda untuk memeriksakan kesehatannya. Selain itu, kekhawatiran tenaga kesehatan akan tertular dari pasien juga memberikan dampak terhadap pelaksanaan pelayanan KIA sehingga diperlukan kegiatan pemulihan akibat Pandemik COVID-19 yang sistematis. Padahal dalam situasi normal saja, pelayanan KIA di Indonesia masih menjadi tantangan yang besar dan sekarang diperberat dengan adanya COVID-19. Hal ini menyebabkan adanya batasan dalam hal akses dan kualitas layanan. Sehingga dikhawatirkan, terjadi peningkatan morbiditas dan mortalitas Ibu dan anak dan penurunan cakupan pelayanan KIA, KB, dan gizi.

Keadaan tersebut meningkatkan urgensi untuk dilakukan upaya pembangunan kapasitas-kapasitas tertentu untuk mencapai sistem kesehatan yang kuat (resilient). Misalnya, surge capacity dan rencana pemulihan pasca pandemi di level fasilitas kesehatan dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan dalam merespon pandemi di level pemerintah. Meskipun saat ini pandemi masih berlangsung dan belum diketahui kapan masuk ke fase pemulihan, namun ketahanan kesehatan perlu terus dipersiapkan dan ditingkatkan melalui penguatan pilar-pilar sistem kesehatan nasional (health system strengthening) agar tercapai ketahanan (resilient) dalam sistem kesehatan.

Berdasarkan kebutuhan di atas, Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (Fornas JKKI) tahun 2021 mengangkat tema tentang health resilience dengan salah satu sub temanya yaitu “Ketahanan Layanan KIA: Tantangan dan Peluang Pelayanan KIA di Masa Pandemi COVID-19”.

  TUJUAN

  1. Mengetahui dampak pandemi COVID-19 pada pelayanan KIA
  2. Mengoptimalkan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di masa pandemi COVID-19
  3. Merencanakan strategi pemulihan pelayanan KIA
  4. Mendapatkan rekomendasi kebijakan terkait pemulihan pelayanan KIA

  PESERTA

  1. Pengambil kebijakan kesehatan di Indonesia
  2. Pengelola sarana pelayanan kesehatan: pimpinan atau staf Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah maupun Swasta, Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) milik Pemerintah maupun Swasta, Pimpinan Balai Kesehatan, dan Pimpinan sarana pelayanan kesehatan lainya.
  3. Pelaku Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas: Organisasi Profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), Lembaga asuransi/Pembiayaan Kesehatan (BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Kesehatan Swasta), Lembaga Sertifikasi/Akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dan sebagainya), LSM Bidang Kesehatan,
  4. Akademisi dan Konsultan: dosen dan peneliti di perguruan tinggi, peneliti, konsultan dan sebagainya.
  5. Mahasiswa : S1, S2 dan S3 dari berbagai lintas ilmu

  PELAKSANAAN

Hari, tanggal       : Senin, 18 Oktober 2021
Pukul                   : 10.00 – 12.45 WIB

  AGENDA

REPORTASE KEGIATAN

Waktu (WIB) Kegiatan
10.00 – 10.05 WIB Pengantar oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

MATERI    VIDEO

10.05 – 10.15 WIB Pemaparan singkat tentang analisis hasil e-monev KIA tahun 2020 oleh Monita Destiwi

MATERI    VIDEO

10.15 – 11.10 WIB Tantangan pelayanan kesehatan anak di masa pandemi COVID-19 – dr. Mei Neni Sitaresmi, Ph.D, Sp.A (K)

MATERI    VIDEO

Tantangan pelayanan kesehatan ibu di masa pandemi COVID-19 – Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap, SpOG(K)

MATERI    VIDEO

Upaya menjamin keberlangsungan pelayanan KIA selama pandemi dan prediksi pasca pandemic –
dr Nida Rohmawati, MPH (Direktorat Kesga, Kemkes RI )

MATERI    VIDEO

11.10 – 11.50 WIB Pembahas: Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH – POGI

VIDEO

Pembahasan terkait situasi KIA di beberapa wilayah:

Universitas Jember – Yennike Tri Herawati, S.KM., M.Kes

MATERI    VIDEO

Universitas Hasanuddin – Rini Anggraini, S.KM., M.Kes

MATERI    VIDEO

11.50 – 12.15 WIB Sesi 3 Diskusi

VIDEO

12.15 – 12.20 WIB Pembukaan presentasi policy brief
12.20 – 12.45 WIB Sesi 4 Presentasi policy brief  terkait KIA

Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH, Ph.D – Covid 19 bukan hanya pandemi, tapi bencana pada perempuan

VIDEO

Tuty Ernawati, SKM, M.Kes – Peran pemerintah daerah, Stakeholder dalam menurunkan kematian ibu dan anak melalui puskesmas mampu PONED di kabupaten Solok

VIDEO

Ni Wayan Sri Widyantari, SKM – Online antenatal care dan pendemi covid19

VIDEO

Sunaryo, SKM, MSc – Pendampingan satu Biyung satu Kader (Sabu Saka) untuk peningkatan status kesehatan ibu hamil

VIDEO

Hesty Tumangke, SKM, MPH – VCT pada ibu hamil di kabupaten Jayapura

VIDEO

12.45 – 12.55 WIB Diskusi terkait policy brief 

VIDEO

12.55 – 13.00 WIB Penutup

 

  NARAHUBUNG

Monita Destiwi
HP: +6285643450802
Email: [email protected]
Widy Hidayah
HP: +6282122637003
Email: [email protected]

 

Topik 3 Penguatan Sistem Kesehatan Nasional yang Tahan terhadap Berbagai Ancaman

  PENDAHULUAN

Sistem kesehatan yang kuat (Resilience) adalah yang mampu melakukan upaya pencegahan, kesiapsiagaan, beradaptasi, melakukan respons, serta mampu kembali bangkit/pulih dalam menghadapi berbagai macam ancaman baik bencana alam, non alam seperti pandemi, krisis dan kedaruratan kesehatan masyarakat serta ancaman global lainnya (WHO, 2021). Namun, sistem kesehatan Indonesia yang dalam situasi normal saja cukup kewalahan dalam menghadapi tantangan layanan kesehatan masyarakat yang merata, harus menerima fakta digoncang hebat oleh bencana pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 hingga saat ini. Dibeberapa daerah Indonesia lainnya bahkan harus berjuang untuk merespons bencana alam ditengah bencana non alam, COVID-19. Ketahanan sistem kesehatan nasional dan daerah (SKN dan SKD) benar – benar diuji oleh penanganan COVID-19. 

Ketahanan kesehatan menjadi sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang. Sistem kesehatan yang kuat sangat dibutuhkan untuk mewujud dalam keamanan kesehatan (health Security) baik kontribusi di tingkat global, regional, nasional dan sub nasional. Sulawesi Selatan salah satu provinsi di Indonesia yang mewakili daerah dengan kerentanan bencana alam, ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat dampak aktivitas transportasi, dan daerah yang terpilih untuk pengembangan kapasitas Public Health Emergency Operation Center/ PHEOC di daerah oleh PKMK FK – KMK UGM dan CDC sehingga menarik untuk melihat perkembangan upaya ketahanan kesehatan di sub nasional.

Melalui Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia XI (Fornas JKKI 2021), integrasi konsep ketahanan (resilience) dan keamanan (security) kesehatan akan dibahas selama dua hari. Dimulai sejak 12 Oktober 2021 yang membahas mengenai Health Security dan 14 Oktober 2021 membahas tentang ketahanan sistem kesehatan dan pengembangannya untuk rekomendasi sistem kesehatan nasional kedepannya yang kuat dan tahan untuk menghadapi semua ancaman (all hazard). Harapannya seminar ini akan menghasilkan satu pembelajaran dan praktik rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan kesehatan ke depannya. 

  TUJUAN

Tujuan seminar ini adalah untuk mendiskusikan integrasi keamanan dan ketahanan sistem kesehatan ke depannya.

  PROSES KEGIATAN

Kegiatan ini berlangsung dalam dua jam kegiatan, dimana narasumber akan menyampaikan paparan konsep, kemudian pembahas memberikan tanggapan, dan dilanjutkan dengan tanggapan umum dari seluruh peserta. Terakhir, steering person akan menyimpulkan poin penting untuk rekomendasi selanjutnya.

  PESERTA

Seminar ini terbuka untuk umum. Diharapkan stakeholder pusat dan daerah, pemerhati dan peneliti bidang bencana dan krisis kesehatan, epidemiolog, global health security, ketahanan kesehatan, sistem kesehatan indonesia, serta praktisi dan mahasiswa pasca sarjana kesehatan dapat terlibat dalam kegiatan ini.

  OUTPUT KEGIATAN

Peserta memahami integrasi konsep ketahanan (resilience) dan keamanan (security) kesehatan untuk sistem kesehatan nasional yang tahan dan kuat dalam menghadapi berbagai ancaman di segala situasi kedepannya. Kemudian dari hasil diskusi seminar ada pembelajaran  dan praktik rekomendasi yang mendukung peningkatan kebijakan ketahanan kesehatan ke depannya.

  WAKTU PELAKSANAAN

Hari, tanggal               : Kamis, 14 Oktober 2021
Waktu                         : 08.30 – 12.00 WIB

  AGENDA

REPORTASE KEGIATAN

PRESENTASI POLICY BRIEF
Waktu Materi / Kegiatan Narasumber/Moderator
08.30 – 08.35 WIB Pengantar Moderator :
Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
08.35 – 08.40 WIB Calling Penulis Policy Brief Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
08.40 – 08.45 WIB Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 1
“Perlindungan Hukum Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Medis dan Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19”

VIDEO

Penulis :
Dr. Abu Khoiri, S.KM, M.Kes
08.45 – 08.50 WIB Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 2
Aspek Etika dan Medikolegal dalam Regulasi Pandemi COVID-19 di Indonesia : Restorative atau Total Imunitas”

VIDEO

Penulis :
dr Fiska Tria Gusana
08.50 – 08.55 WIB Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 3
” Ancaman Beban Kesehatan Jiwa Pada Masa Pandemi COVID-19 di Provinsi Bali”

VIDEO

Penulis :
Putu Teguh Surya Pratama, S.KM
08.55 – 09.25 WIB Reviewer Policy Brief: Rimawati, S.H., M.Hum.

VIDEO

09.25 – 09.30 WIB Penutup Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
Sub Seminar “Penguatan Sistem Kesehatan Nasional 
Waktu Materi / Kegiatan Narasumber/Moderator
10.00 – 10.05 WIB Pembukaan Moderator
10.05 – 10.10 WIB Catatan Pertemuan 1: Health Security (Topik 1, 12 Oktober 2021)

VIDEO

Steering person
10.10 – 10.20 WIB Dr. H. Muhammadong, SKM, M.Kes – Pembelajaran: Pengembangan Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) di daerah

MATERI    VIDEO

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
10.20 – 10.30 WIB dr. Bella Dona, M.Kes – Rekomendasi: Integrasi Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Kesehatan untuk Ketahanan Sistem Kesehatan

MATERI    VIDEO

PKMK FK – KMK UGM
10.30 – 10.40 WIB dr. Yodi mahendradhata, MSc, Ph.D, FRSPH – Konsep Health System for Health Security

MATERI    VIDEO

Departemen Health Policy and Management, FK-KMK UGM
10.40 – 11.30 WIB Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc – Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan

VIDEO

Nani Rohani, SKM, MARS – Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kemenko PMK

MATERI    VIDEO

DR. dr. Rr. Brian Sri Prahastuti, MPH – Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas

VIDEO

Edy Purwanto, SKM, MEpid – Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan

VIDEO

11.30 – 11.45 WIB VIDEO DISKUSI Moderator
11.45 – 11.55 WIB Catatan pertemuan Steering person
11.55 – 12.00 WIB Penutupan Moderator

Topik 2 Ketahanan Sistem Kesehatan: Penguatan Sistem Kesehatan Menggunakan Pembelajaran dari Pandemi COVID-19

  PENDAHULUAN

Ketahanan sistem kesehatan terutama diuji selama terjadinya guncangan eksternal pada sistem kesehatan. Dalam konteks pandemi COVID-19 di Indonesia, tekanan dari beban kasus yang tinggi, dan masuknya pasien yang ekstrem, telah mengungkap tantangan utama dalam sistem kesehatan kita. Dampak COVID-19 pada beberapa intervensi dan program kesehatan utama juga menunjukkan bahwa sistem kesehatan Indonesia belum dianggap tangguh, terutama selama pandemi global dan bencana lainnya, alam atau buatan manusia. Untuk memperkuat sistem kesehatan dan untuk bersiap menghadapi guncangan sistem kesehatan di masa depan, ada kebutuhan untuk mendokumentasikan dan mengadaptasi pembelajaran dari pengelolaan pandemi COVID-19.

Topik kedua Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia ke-11 menyoroti pengalaman nasional dan internasional dalam menangani COVID-19. Forum ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi akademisi, praktisi kesehatan masyarakat, serta pembuat kebijakan untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam penguatan aspek sistem kesehatan. Forum ini akan mencakup pidato utama tentang pelajaran yang dipetik dari tingkat global tentang penanganan COVID-19 serta presentasi tentang bagaimana Indonesia mengelola tantangannya sendiri. Selanjutnya, beberapa pembuat kebijakan utama dan mitra pembangunan juga akan berperan sebagai pembahas untuk mempromosikan proses penerjemahan penelitian ke dalam kebijakan dan program kesehatan di Indonesia.

  TUJUAN

Seri seminar ini bertujuan untuk membahas pembelajaran yang dapat diambil dari respon – respon terhadap pandemi COVID-19 di Indonesia dan tingkat global, untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan di Indonesia.

  PESERTA

Seminar ini terbuka untuk umum.  Akademisi, pembuat kebijakan, dan mitra pembangunan diharapkan dapat bergabung dan berkontribusi dalam diskusi.

  WAKTU PELAKSANAAN

Hari, tanggal               : Rabu, 13 Oktober 2021
Waktu                         : 10.00 – 15. 40 WIB

  AGENDA

REPORTASE KEGIATAN

Pukul Topik
10.00 – 10.30 WIB  Registrasi Peserta
10.30 – 10.35 WIB Pembukaan
Sesi I: Presentasi Policy Brief

VIDEO

10.35 – 11.00 WIB Presentasi Policy Brief
11.00 – 12.00 WIB Makan siang dan Istirahat
Sesi II Paparan dan Diskusi: Pembelajaran Respons Sistem Kesehatan di masa Pandemi COVID-19
12.00 – 12.12 WIB Keynote Speech

Helena Legido-Quigley, Associate professor in Health Systems at Saw Swee Hock School of Public Health at the National University of Singapore – Strategic and Operational Responses to Prevent and Control COVID-19

VIDEO

12.12 – 12.30 WIB Narasumber:

Tiara Marthias, MPH., PhD, Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM – Respons Kesehatan Masyarakat dan Sistem Kesehatan Terhadap COVID-19 di Indonesia

MATERI    VIDEO

dr. Yodi Mahendradhata, MSc. Ph.D, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM – Memperkuat Respons Pemerintah Terhadap COVID-19 di Indonesia

MATERI    VIDEO

12.30 – 13.10 WIB Pembahas

Dra. Pretty Multihartina, Ph.D – Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan

VIDEO

dr. Widiana. K. Agustin, MKM – Subkoordinator Sub-Substansi evaluasi kepala pusat krisis kesehatan, Kemenkes

VIDEO

Dr. Arturo Pesigan, Deputy Head of WHO Indonesia Country Office

VIDEO

13.10 – 13.30 WIB Diskusi dan Tanya Jawab

VIDEO

13.30 – 13.35 WIB Penutupan dan Kesimpulan Sesi II
13.35 – 14.00 WIB Istirahat
Sesi III Pemaparan dan Diskusi: Community Surveillance Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia
14.00 – 14.40 WIB Narasumber

Professor Julie Bines, Deputy Head of Department of Paediatrics at the University of Melbourne – COVID in the gut in introduction to why you can detect in wastewater: Lessons Learned from Melbourne

MATERI    VIDEO

dr. Indah Kartika Murni, M.Kes., PhD, SpA(K), Dosen dan Peneliti di Center of Child Health-Paediatric Research Office (CCH-PRO), FK-KMK UGM – Surveilans SARS-CoV-2 menggunakan sampel air limbah rumah tangga dan lingkungan di Indonesia

MATERI    VIDEO

dr. Vicka Oktaria, MPH, PhD, Dosen dan Peneliti di Center of Child Health-Paediatric Research Office (CCH-PRO), FK-KMK UGM – Implikasi masa depan penggunaan surveilans berbasis sampel air limbah rumah tangga dan lingkungan untuk SARS-CoV-2

MATERI    VIDEO

14.40 – 15.10 WIB Pembahas

drg. Pembayun Setyaning Astutie, M.Kes – Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta

VIDEO

Endang Hastuti – Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI

VIDEO

15.10 – 15.30 WIB Diskusi dan Tanya Jawab

VIDEO

15.30 – 15.40 WIB Penutupan

 

 

 

 

 

 

Topik 1 Health Security

  PENDAHULUAN

Perjalanan panjang Indonesia dalam berpartisipasi dan mewujudkan keamanan kesehatan sudah sejak 2005. Komitmen, keikutsertaan dalam penilaian, menerbitkan regulasi hingga sosialisasi terus dilakukan. Namun, hingga saat ini ketahanan kesehatan belum sepopuler ketahanan pangan, khususnya di daerah. Upaya deteksi, kesiapsiagan dan respon seolah menjadi pekerjaan bagian tertentu saja dibidang kesehatan untuk mewujudkan ini. 

Terbukti dengan goncangan pandemi COVID-19 pada awal 2020, kesiapsiagaan keamanan kesehatan seperti diuji. Kapan harus siap dan mendeteksi masih terasa lemah. Apakah ini menjadi pekerjaan bidang surveilans, krisis kesehatan, atau lainnya. Kemudian akhirnya saling menunggu dan berkoordinasi, ditambah lagi penyakit ini adalah jenis baru yang proses penanganan dan penelitiannya dilakukan bersamaan, sehingga update dan perubahan terus terjadi hingga saat ini. 

Hampir semua program kesehatan terganggu capaian dan layanan kesehatannya akibat pandemi COVID-19. Di beberapa daerah bahkan ikut diuji dengan terjadinya tanggap darurat bencana alam juga. Ancaman ganda seperti ini harus dapat diantisipasi penanganannya oleh sektor kesehatan, tidak saja untuk respon cepat, tetapi juga kesiapsiagaan. Perencanaan ketahanan kesehatan tidak lagi menjadi tanggungjawab satu bagian, melainkan harus dapat terintegrasi mulai dari analisis masalah perencanaan program – program dan indikator kesehatan oleh semua bidang di sektor kesehatan untuk mencapai keamanan kesehatan (gambar di samping).

Melalui Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia XI (Fornas JKKI 2021), integrasi konsep ketahanan (resilience) dan keamanan (security) kesehatan akan dibahas selama dua hari. Dimulai pada 12 Oktober 2021 yang membahas mengenai Health Security dan 13 Oktober 2021 membahas tentang ketahanan sistem kesehatan dan pengembangannya untuk rekomendasi sistem kesehatan nasional ke depannya yang kuat dan tahan untuk menghadapi semua ancaman (all hazard). Harapannya seminar ini akan menghasilkan satu pembelajaran dan praktik rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan kesehatan ke depannya.

  TUJUAN

Tujuan seminar topik 1 ini adalah untuk menggali lebih dalam mengenai konsep dan praktek program keamanan kesehatan untuk menghadapi berbagai ancaman ketahanan kesehatan.

  PROSES KEGIATAN

Kegiatan ini berlangsung dalam dua jam kegiatan, dimana narasumber akan menyampaikan paparan konsep, kemudian pembahas memberikan tanggapan, dan dilanjutkan dengan tanggapan umum dari seluruh peserta. Terakhir, steering person akan menyimpulkan poin penting untuk dibahas kembali di topik 3.

  PESERTA

Seminar ini terbuka untuk umum. Diharapkan stakeholder pusat dan daerah, pemerhati dan peneliti bidang bencana dan krisis kesehatan, epidemiolog, global health security, ketahanan kesehatan, sistem kesehatan indonesia, serta praktisi dan mahasiswa pascasarjana kesehatan dapat terlibat dalam kegiatan ini.

  OUTPUT KEGIATAN

Peserta memahami keamanan (security) kesehatan untuk sistem kesehatan nasional yang tahan dan kuat dalam menghadapi berbagai ancaman di segala situasi kedepannya. Kemudian dari hasil diskusi seminar ada pembelajaran  dan praktik rekomendasi yang mendukung peningkatan kebijakan ketahanan kesehatan kedepannya.

  WAKTU PELAKSANAAN

Hari, tanggal               : Selasa, 12 Oktober 2021
Waktu                         : 08.30 – 12.00 WIB

REPORTASE

  AGENDA

 PRESENTASI POLICY BRIEF
Waktu Kegiatan Narasumber / Moderator
08.30 – 08.35 WIB Pengantar Moderator :
Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
08.35 – 08.40 WIB Calling Penulis Policy Brief Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
08.40 – 08.45 WIB Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 1
“Urgensi Sinergi Antara Pemerintah dan Perguruan Tinggi Dalam Penanganan Pandemi dI Kabupaten Jember”

VIDEO

Penulis :
Dr. Dewi Rokhmah, S.KM, M.Kes
08.45 – 08.50 WIB Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 2
“Urgensi Pelibatan Masyarakat Dalam Mewujudkan Resiliensi Sistem Kesehatan  Daerah: Pembelajaran Pandemi Covid-19

VIDEO

Penulis :
Andhika Ajie Baskoro, S.Sos., M.A.
08.50 – 08.55 WIB Pemutaran Video Presentasi Policy Brief 3
” Strategi dan Kebijakan Penanggulangan COVID-19 dan Dukungan APBD Dalam Percepatan Pemulihan”

VIDEO

Penulis :
Dr. Rini Harianti, S.Si., M.Si
08.55 – 09.25 WIB Reviewer 1: Hendro Wartatmo, SpB.KBD

VIDEO

Reviewer 2: DrdrHanevi DjasriMARSFISQua

VIDEO

09.25 – 09.30 WIB Penutupan Sesi Policy Brief

VIDEO

Moderator :
Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
SUB SEMINAR TOPIK : HEALTH SECURITY
Waktu Kegiatan Narasumber / Moderator
10.00 – 10.10 WIB Pembukaan Steering person dan Moderator
10.10 – 10.25 WIB Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan Indonesia 2020-2024 : Update Goncangan Pandemi dan Berbagai Bencana Alam/ Krisis Kesehatan di Indonesia

MATERI    VIDEO

Narasumber:
Mukti Eka Rahadian, MARS, MPH
10.25 – 10.40 WIB Progres Workplan Program Peningkatan Kapasitas Ketahanan Kesehatan

MATERI    VIDEO

dr. Yullita Evarini Yuzwar
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan
10.40 – 11.05 WIB Jaminan Pembiayaan Health Security Nasional dan Sub Nasional

MATERI    VIDEO

Dr. Pandu Harimurti, MPPM
World Bank, Indonesia
11.05 – 11.25 WIB
  • Pembahas 1 : dr. Bela Dona, M.Kes – PKMK FK – KMK UGM

VIDEO

  • Pembahas 2 : Dr. Sri Sunarti Purwaningsih – Pusat Penelitian Kependudukan, Deputi Keilmuan Sosial dan Kemanusiaan, LIPI

VIDEO

11.25 – 11.45 WIB Diskusi Moderator
11.45 – 11.55 WIB Catatan poin untuk pertemuan ke 2, (Topik 3 tentang Penguatan Sistem Kesehatan Nasional yang Tahan terhadap Berbagai Ancaman : Kamis, 14 Oktober 2021)

VIDEO

Steering person
11.55 – 12.00 Penutupan Moderator

 

 

 

Pembukaan Forum Nasional XI

REPORTASE

Pukul Kegiatan
Moderator: Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes., MAS
09.00 – 09.10 WIB Perjalanan Forum Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
09.10 – 09.20 WIB

Pembukaan

  1. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
  2. Pengantar dari Ketua JKKI – Diseminasi Ilmu Pengetahuan Berbasis Website berdasar Evidence Policy

VIDEO

09.20 – 09.25 WIB

Sambutan Dekan FK-KMK UGM – Prof.dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K).,Ph.D

VIDEO

09.25 – 09.50 WIB Dialog Kebijakan Sebagai Pembuka Forum Nasional XI
Kebijakan Transformasi Kesehatan

Narasumber: Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., Menteri Kesehatan RI
Pewawancara: dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada

VIDEO WAWANCARA

09.50 – 10.20 WIB

Knowledge Management Sebagai Modal Untuk Transformasi Kesehatan

1. Jana Hertz, Team Leader, Knowledge Sector Initiative

MATERI    VIDEO

2. Dr. Mego Pinandito, M.Eng, Plt. – Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi, BRIN

MATERI    VIDEO

3. Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

MATERI    VIDEO

10.20 – 10.40 WIB Diskusi dan Tanya Jawab
10.40 – 11.00 WIB

Penggunaan Data Rutin Sebagai Evidence Untuk Kebijakan Kesehatan

1. dr. Lutfan Lazuardi, PhD – Kepala Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Universitas Gadjah Mada

MATERI    VIDEO

2. Karen Grepin – Associate Professor at the School of Public Health at the University of Hong Kong

VIDEO

11.00 – 11.20 WIB

Peran Analis Kebijakan untuk Evidence Based Policy

1. Sukantoro, SKM, M.Kes – Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia

MATERI    VIDEO

2. Dra. Pretty Multihartina, Ph.D – Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan

MATERI    VIDEO

11.20 – 11.40 WIB Diskusi dan Tanya Jawab
11.40 – 11.50 WIB Penjelasan Program Fornas XI
Ketua Panitia Fornas XI

VIDEO

11.50 – 11.55 WIB Penutupan