Penelitian ini menyoroti konsumsi minuman berpemanis (SSB) yang tinggi di Indonesia sebagai faktor risiko utama terhadap obesitas dan Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya Diabetes Melitus Tipe 2 (T2DM). Studi ini menganalisis pola konsumsi SSB, asupan kalori, dan karakteristik sosio demografis yang mempengaruhi prevalensi T2DM menggunakan data SUSENAS dan Riskesdas 2018. Dengan sampel sebanyak 699.959 individu, unit analisis difokuskan pada luaran kesehatan per individu.
Hasil deskriptif menunjukkan bahwa 76,49% responden mengeluarkan pengeluaran untuk setidaknya satu jenis SSB dalam sepekan terakhir. Minuman siap saji merupakan jenis yang paling sering dikonsumsi, sedangkan susu cair produksi pabrik memiliki tingkat konsumsi terendah. Analisis regresi probit menunjukkan bahwa peningkatan asupan kalori dari SSB secara signifikan meningkatkan kemungkinan diagnosis T2DM. Konsumsi SSB yang tinggi lebih umum terjadi pada rumah tangga berpendapatan lebih tinggi dan di wilayah tertentu. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi kebijakan yang ditargetkan untuk menurunkan konsumsi SSB sebagai upaya pencegahan T2DM.
Selengkapnya https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0277953625002862