The Correlation of Caloric Intake from Sugar-Sweetened Beverage (SSB) on Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) Risk in Indonesia

Penelitian ini menyoroti konsumsi minuman berpemanis (SSB) yang tinggi di Indonesia sebagai faktor risiko utama terhadap obesitas dan Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya Diabetes Melitus Tipe 2 (T2DM). Studi ini menganalisis pola konsumsi SSB, asupan kalori, dan karakteristik sosio demografis yang mempengaruhi prevalensi T2DM menggunakan data SUSENAS dan Riskesdas 2018. Dengan sampel sebanyak 699.959 individu, unit analisis difokuskan pada luaran kesehatan per individu.

Hasil deskriptif menunjukkan bahwa 76,49% responden mengeluarkan pengeluaran untuk setidaknya satu jenis SSB dalam sepekan terakhir. Minuman siap saji merupakan jenis yang paling sering dikonsumsi, sedangkan susu cair produksi pabrik memiliki tingkat konsumsi terendah. Analisis regresi probit menunjukkan bahwa peningkatan asupan kalori dari SSB secara signifikan meningkatkan kemungkinan diagnosis T2DM. Konsumsi SSB yang tinggi lebih umum terjadi pada rumah tangga berpendapatan lebih tinggi dan di wilayah tertentu. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi kebijakan yang ditargetkan untuk menurunkan konsumsi SSB sebagai upaya pencegahan T2DM.

Selengkapnya https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0277953625002862

 

Health Insurance Coverage, Healthcare Use, and Financial Protection Amongst People with Disabilities in Indonesia: Analysis of the 2021 National Socioeconomic Survey

disability

 Penelitian ini menganalisis cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan keterkaitannya dengan pemanfaatan layanan serta perlindungan finansial bagi penyandang disabilitas di Indonesia, menggunakan data Susenas Maret 2021. Sekitar 30 % penyandang disabilitas tidak memiliki asuransi, dan 35 % tidak terdaftar dalam JKN, terutama di kelompok berpendapatan rendah, pedesaan, dan pekerja mandiri. Meski lebih sering mengakses layanan kesehatan, mereka juga lebih rentan terhadap pembayaran langsung (OOP) dan pengeluaran kesehatan katastrofik (CHE). JKN meningkatkan akses layanan tetapi belum efektif melindungi dari CHE, bahkan bagi peserta JKN kelompok kontribusi. Mayoritas penyandang disabilitas terdaftar sebagai peserta subsidi, mencerminkan kondisi ekonomi yang rentan. Faktor penghambat kepesertaan meliputi lokasi pedesaan, pendidikan rendah, pekerjaan informal, dan kemiskinan. Temuan ini menyoroti pentingnya memperluas cakupan dan perlindungan JKN, termasuk penyediaan layanan rehabilitasi dan alat bantu, serta pendekatan pendaftaran yang lebih inklusif. Meskipun JKN merupakan skema pembayar tunggal terbesar di dunia, kesenjangan perlindungan bagi penyandang disabilitas tetap signifikan dan perlu menjadi prioritas kebijakan.

Selengkapnya https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC12274863/

Health Insurance Coverage Among Men and Women in Six Countries Within The Southeast Asia Region (2015-2022)

insurance

Penelitian ini mengevaluasi cakupan asuransi kesehatan di negara-negara WHO Southeast Asia Region dengan fokus pada faktor sosioekonomi dan demografis yang memengaruhi akses terhadap asuransi, menggunakan data Demographic and Health Surveys (2015–2022). Hasil menunjukkan adanya variasi besar antarnegara, dimana Indonesia mencatat cakupan tertinggi baik untuk wanita (58,2%) maupun pria (56,6%), sementara cakupan terendah ditemukan di Bangladesh (wanita) dan Myanmar (pria). Asuransi sosial tertinggi juga ditemukan di Indonesia, sedangkan asuransi swasta tertinggi di Indonesia dan terendah di Myanmar. Faktor-faktor seperti pendidikan tinggi, usia lebih tua, paparan media massa, dan tinggal di pedesaan berkorelasi dengan cakupan asuransi yang lebih tinggi. Selain karakteristik individu, faktor kontekstual juga berpengaruh terhadap pengambilan asuransi. India menunjukkan variasi komunitas tertinggi dalam pengambilan asuransi, sementara Indonesia dan Maladewa menunjukkan variasi terendah pada wanita dan pria. Studi ini menyoroti pentingnya intervensi kebijakan berbasis komunitas dan penguatan sistem kesehatan nasional untuk memperluas cakupan asuransi yang adil dan merata.

Selengkapnya https://www.thelancet.com/journals/lansea/article/PIIS2772-3682(25)00105-2/fulltext

 

Digital Adaptation Kit for Self-Monitoring of Blood Pressure during Pregnancy: Operational Requirements for Implementing WHO Recommendations in Digital Systems

Digital Adaptation Kit for Self-Monitoring of Blood Pressure during Pregnancy: Operational Requirements for Implementing WHO Recommendations in Digital Systems

Publikasi ini memperkenalkan Digital Adaptation Kit (DAK) untuk pemantauan mandiri tekanan darah selama kehamilan, yang dirancang untuk mendukung implementasi rekomendasi WHO melalui sistem digital. DAK bertujuan meningkatkan penanganan gangguan hipertensi pada ibu hamil dengan memungkinkan pemantauan tekanan darah di rumah atau melalui layanan kesehatan berbasis komunitas. Kit ini menerjemahkan panduan WHO tentang intervensi swakelola menjadi format digital, memfasilitasi integrasi dalam aplikasi atau sistem kesehatan digital. Target pengguna utamanya adalah pengelola program di Kementerian Kesehatan, tim kesehatan digital, dan pengembang perangkat lunak. DAK menyediakan data dictionary, logika pendukung keputusan, serta persyaratan fungsional dan non-fungsional yang diperlukan. Ini merupakan DAK pertama di bidang kehamilan dan bagian dari serangkaian panduan WHO yang berpusat pada individu melalui SMART Guidelines. Dengan DAK, diharapkan tercipta keseragaman terminologi, struktur data, dan alur kerja digital dalam pemantauan mandiri bagi ibu hamil.

Selengkapnya https://www.who.int/publications/i/item/9789240110359

 

The Risk Factors of Dengue Shock Syndrome Among Indonesian Children

person holding white and gray digital device

Sindrom syok dengue (Dengue Shock Syndrome/DSS) masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas tinggi pada anak-anak di Indonesia. Namun, bukti terkait faktor risiko DSS pada populasi ini masih belum konsisten. Oleh karena itu, dilakukan sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang signifikan terkait DSS pada anak. Studi ini menganalisis 19 artikel ilmiah dengan total 3.086 anak yang diperoleh dari database PubMed, Google Scholar, GARUDA, dan ISJD, serta mengikuti pedoman PRISMA. Hasil analisis menunjukkan bahwa 36% anak di Indonesia mengalami DSS. Beberapa faktor risiko signifikan yang ditemukan meliputi obesitas/kelebihan berat badan, infeksi dengue sekunder, nyeri perut, hepatomegali, asites, efusi pleura, perdarahan saluran cerna, peningkatan hematokrit, trombositopenia, dan peningkatan kadar AST. Temuan ini menunjukkan pentingnya identifikasi dini terhadap tanda klinis dan parameter laboratorium tersebut dalam tata laksana kasus DSS pada anak-anak. Penelitian ini memperkuat urgensi pemantauan dan pencegahan berbasis risiko dalam penanganan dengue di Indonesia.

Selengkapnya https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213398425001848

 

The Obesity Pandemic and Its Impact on Non-Communicable Disease Burden

obesitas

Penelitian ini menyoroti hubungan kausal yang kuat antara obesitas dan berbagai penyakit tidak menular (PTM), berdasarkan tinjauan literatur komprehensif. Hasil analisis menunjukkan bahwa lebih dari 70% klasifikasi PTM memiliki asosiasi yang terdokumentasi dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Beberapa PTM dengan bukti paling kuat mencakup penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, berbagai jenis kanker, gangguan muskuloskeletal, serta penyakit hati dan ginjal. Studi ini juga mengungkap bahwa obesitas berkontribusi signifikan terhadap timbulnya, progresi, hingga peningkatan keparahan penyakit-penyakit tersebut. Tinjauan patofisiologis menunjukkan peran sentral dari proses inflamasi jaringan adiposa kronis, disfungsi metabolik, dan gangguan hormonal dalam memperburuk risiko PTM. Secara khusus, kondisi seperti resistensi insulin, tekanan darah tinggi, dan dislipidemia menjadi jalur utama yang menghubungkan obesitas dengan berbagai penyakit kronis. Temuan ini memperkuat urgensi untuk menjadikan pengendalian obesitas sebagai prioritas utama dalam kebijakan kesehatan masyarakat global. Upaya pencegahan obesitas diyakini akan memberi dampak besar dalam mengurangi beban PTM, menekan biaya pelayanan kesehatan, dan memperbaiki kualitas hidup populasi secara luas.

Selengkapnya https://link.springer.com/article/10.1007/s00424-025-03066-8

 

The Major Risk Factor of Stroke Across Indonesia; A Nationwide Geospatial Analysis of Universal Health Coverage Program

Hypertension

Penelitian ini mengkaji distribusi geografis dan hubungan spasial antara stroke, hipertensi, dan diabetes mellitus (DM) di Indonesia, mengingat ketiganya merupakan beban kesehatan utama dengan angka kejadian, morbiditas, dan mortalitas yang terus meningkat. Stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, sementara hipertensi dan DM dikenal sebagai faktor risikonya yang paling signifikan. Data diambil dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan antara 2017 hingga 2022, dengan menghitung angka kejadian kasar dan menggunakan analisis Moran global dan lokal untuk mengidentifikasi pola spasial. Hasil menunjukkan angka kejadian kasar sebesar 158,47 untuk stroke, 2.716,34 untuk hipertensi, dan 1.503,06 untuk DM per 100.000 penduduk. Ditemukan heterogenitas spasial yang signifikan, di mana beberapa provinsi secara konsisten menunjukkan risiko tinggi untuk ketiga penyakit tersebut. Analisis spatial autoregressive (SAR) mengungkap adanya hubungan spasial positif antara DM dan stroke, menunjukkan bahwa provinsi dengan tingkat DM tinggi juga cenderung memiliki beban stroke yang tinggi. Penelitian ini menegaskan peran krusial DM sebagai pendorong utama kejadian stroke di tingkat populasi. Temuan ini memberikan dasar ilmiah bagi intervensi kesehatan masyarakat yang lebih terarah, terutama di wilayah dengan insidensi tinggi, guna menekan angka stroke dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

 Selengkapnya https://link.springer.com/article/10.1186/s13690-025-01613-4

 

Determinants of Healthcare Utilization Under the Indonesian National Health Insurance System

Determinants of Healthcare Utilization Under the Indonesian National Health Insurance System

Indonesia telah melaksanakan serangkaian reformasi layanan kesehatan termasuk skema asuransi kesehatan nasional (JKN) untuk mencapai cakupan kesehatan universal. Namun, terdapat bukti pemanfaatan layanan kesehatan yang tidak merata di Indonesia, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa masyarakat miskin mungkin tidak memperoleh manfaat penuh dari subsidi pemerintah. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan di Indonesia. Metode Studi ini menganalisis data survei lintas sektor yang dikumpulkan oleh Studi “Ekuitas dan Pembiayaan Layanan Kesehatan di Indonesia” (ENHANCE).

Studi ini menunjukkan bahwa distribusi pemanfaatan layanan kesehatan di Indonesia sebagian besar merata karena faktor-faktor predisposisi (usia dan jenis kelamin) dan kebutuhan kesehatan ditemukan sangat mempengaruhi pemanfaatan berbagai jenis layanan kesehatan. Namun, faktor-faktor yang memungkinkan seperti status asuransi kesehatan juga ditemukan terkait.

sumber: https://link.springer.com/article/10.1186/s12913-024-11951-8 

 

 

The Obesity Pandemic and Its Impact on Non-Communicable Disease Burden

obesitas

Penelitian ini menyoroti hubungan kausal yang kuat antara obesitas dan berbagai penyakit tidak menular (PTM), berdasarkan tinjauan literatur komprehensif. Hasil analisis menunjukkan bahwa lebih dari 70% klasifikasi PTM memiliki asosiasi yang terdokumentasi dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Beberapa PTM dengan bukti paling kuat mencakup penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, berbagai jenis kanker, gangguan muskuloskeletal, serta penyakit hati dan ginjal. Studi ini juga mengungkap bahwa obesitas berkontribusi signifikan terhadap timbulnya, progresi, hingga peningkatan keparahan penyakit-penyakit tersebut. Tinjauan patofisiologis menunjukkan peran sentral dari proses inflamasi jaringan adiposa kronis, disfungsi metabolik, dan gangguan hormonal dalam memperburuk risiko PTM. Secara khusus, kondisi seperti resistensi insulin, tekanan darah tinggi, dan dislipidemia menjadi jalur utama yang menghubungkan obesitas dengan berbagai penyakit kronis. Temuan ini memperkuat urgensi untuk menjadikan pengendalian obesitas sebagai prioritas utama dalam kebijakan kesehatan masyarakat global. Upaya pencegahan obesitas diyakini akan memberi dampak besar dalam mengurangi beban PTM, menekan biaya layanan kesehatan, dan memperbaiki kualitas hidup populasi secara luas.

Selengkapnya https://link.springer.com/article/10.1007/s00424-025-03066-8

 

Factors Associated with Decision-Making Autonomy in Healthcare Utilization Among Married Women from the Indonesia Demographic Health Survey 2017

pernikahan

Sebuah studi lintas sektoral menganalisis otonomi perempuan menikah di Indonesia dalam pengambilan keputusan perawatan kesehatan, menggunakan data dari 16.050 responden SDKI 2017. Hasil studi ini menyebutkan bahwa mayoritas perempuan (46,4%) mandiri dalam keputusan kesehatan, sementara 44,7% memutuskan bersama suami, dan hanya sedikit yang sepenuhnya bergantung pada suami. Faktor-faktor yang meningkatkan otonomi meliputi kepemilikan telepon seluler, tinggal di perkotaan, serta lokasi di Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Partisipasi perempuan dalam keputusan pengeluaran penghasilan dan pembelian besar rumah tangga juga berkorelasi positif. Studi ini menemukan bahwa tidak adanya hambatan finansial dan kemampuan mengunjungi pusat medis secara mandiri turut mendukung otonomi tersebut. Sebaliknya, tinggal di pedesaan cenderung mengurangi otonomi perempuan. Intervensi kesehatan publik diperlukan untuk meningkatkan otonomi pengambilan keputusan bagi perempuan yang kurang berpartisipasi dalam keputusan finansial dan yang tinggal di daerah pedesaan. Studi ini dipublikasikan pada Nature Scientific Report pada 21 Maret 2025

Selengkapnya https://www.nature.com/articles/s41598-025-94057-3