Studi ini menganalisis keterkaitan antara jenis keanggotaan asuransi kesehatan sebagai proksi status ekonomi dan tingkat keparahan diabetes melitus tipe 2 (T2DM) di Indonesia. Analisis dilakukan terhadap data klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS untuk 2.989.618 kunjungan rumah sakit antara 2018–2022. Tingkat keparahan T2DM diklasifikasikan menjadi empat level, dengan keanggotaan asuransi sebagai variabel utama: PBI (penerima bantuan iuran), PBPU & PPU (pekerja formal dan informal), serta BP (bukan pekerja).
Hasil menunjukkan bahwa pasien PBI memiliki proporsi tertinggi untuk kasus T2DM berat (6,9%) dibandingkan kelompok PBPU & PPU (4,9%) dan BP (5,5%). Regresi logistik menunjukkan bahwa anggota PBI memiliki kemungkinan lebih besar mengalami T2DM berat dibandingkan anggota non-PBI. Pekerja (PBPU & PPU) dan bukan pekerja (BP) menunjukkan odds ratio (OR) yang lebih rendah untuk keparahan penyakit dibanding PBI, masing-masing OR 0,74 dan 0,718. Temuan ini menggambarkan kurangnya akses yang optimal terhadap layanan kesehatan bagi pasien diabetes yang termasuk dalam kategori keanggotaan asuransi berpenghasilan rendah, serta tantangan dalam memperoleh pengobatan yang lebih baik di fasilitas kesehatan bagi pasien dari kelompok ekonomi rendah.
Selengkapnya https://bmjopen.bmj.com/content/15/5/e091115.abstract