Skip to content

Is Obesity Associated with Depression in Low- and Middle-Income Countries? Longitudinal Evidence from Indonesia

Di negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan sering dikaitkan dengan peningkatan gejala depresi, namun hubungan ini belum jelas pada negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia. Sebuah studi meneliti menggunakan data longitudinal dari Indonesia Family Life Survey tahun 2007 dan 2015 dengan sampel remaja usia 14–19 tahun (N=3.360) dan dewasa ≥20 tahun (N=25.669). Gejala depresi diukur menggunakan CES-D-10, sementara status overweight/obesitas ditentukan berdasarkan BMI ≥23 melalui pengukuran antropometri. Analisis menggunakan model random effects dan fixed effects yang dipisahkan menurut kelompok usia dan jenis kelamin.

Hasil menunjukkan tidak ada asosiasi antara overweight dan gejala depresi pada remaja, baik pada analisis random maupun fixed effects. Sebaliknya, pada orang dewasa, overweight justru berhubungan dengan penurunan signifikan gejala depresi. Tidak ditemukan perbedaan bermakna berdasarkan jenis kelamin. Temuan ini berbeda dari negara berpenghasilan tinggi dan diduga dipengaruhi oleh rendahnya stigma overweight, potensi underestimasi gejala depresi, serta peran status sosial ekonomi di Indonesia. Dengan meningkatnya prevalensi overweight, kebijakan perlu difokuskan pada faktor struktural tanpa menambah stigma agar kesehatan mental tetap terjaga.

Selengkapnya https://www.nature.com/articles/s41366-025-01757-x

Mempelajari
UU No.17/2023 Tentang Kesehatan