Studi ini meneliti tren prevalensi diabetes dan pradiabetes di Indonesia dari 2013 hingga 2023 serta faktor demografis dan sosial ekonomi yang terkait. Analisis dilakukan menggunakan data tiga gelombang Survei Kesehatan Nasional Indonesia (2013, 2018, dan 2023) dengan sampel nasional representatif usia ≥15 tahun yang menjalani pemeriksaan glukosa darah puasa (FPG) dan tes toleransi glukosa oral (OGTT).
Hasil menunjukkan prevalensi diabetes meningkat dari 10,7% pada 2013 menjadi 11,8% pada 2018, kemudian sedikit menurun menjadi 11,3% pada 2023. Sementara itu, prevalensi pradiabetes menurun dari 44,5% menjadi 39,2% dalam periode yang sama. Analisis kohort menunjukkan bahwa kelompok usia muda memiliki prevalensi diabetes lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya pada usia yang sama. Namun, prevalensi tetap tinggi di kelompok lansia, hal ini mengindikasikan peningkatan kasus terutama disebabkan oleh bertambahnya populasi usia tua, bukan peningkatan risiko individual. Faktor usia dan indeks massa tubuh (BMI) menjadi prediktor kuat untuk diabetes dan pradiabetes. Tingkat kekayaan berhubungan dengan risiko pradiabetes yang lebih rendah, meskipun hubungannya dengan diabetes tidak konsisten. Secara keseluruhan, penuaan populasi menjadi pendorong utama meningkatnya diabetes di Indonesia, menekankan pentingnya strategi pencegahan dan skrining yang disesuaikan berdasarkan usia dan kelompok kohort.
Selengkapnya : https://bmjopen.bmj.com/content/15/9/e098575.abstract