Laporan Sesi:
The Impact of Out-of-Pocket (OOP) Expenditures on Access
to Essential MNCH Services in Bangladesh and Opportunities
for Improving Coverage: Evidence from the ADB RETA-6515 Study

Chair: Patricia Moser (Asian Development Bank)


 

Abstrak 1: The Impact of Out-of-Pocket (OOP) Expenditures on Poverty and Inequalities in Use of Maternal and Child Health Services in Bangladesh.
(Chamara Anuranga, Institute for Health Policy – Sri Lanka)

Penelitian ini menganalisa tiga seri survei nasional Bangladesh Household Income and Expenditure Surveys dari tahun 2000-2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dampak pembayaran OOP terhadap kemiskinan dan kesenjangan dalam penggunaan layanan kesehatan ibu dan anak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga miskin terhalang oleh biaya kesehatan, sehingga penggunaan layanan menjadi sangat rendah pada populasi ini. Kualitas tidak menjadi alasan mengapa keluarga miskin tidak menggunakan layanan kesehatan. Namun, bagi keluarga kaya yang tidak mempermasalahkan biaya kesehatan, faktor kualitas adalah penentu utama dalam penggunaan layanan kesehatan ibu dan anak.

Biaya yang tinggi ternyata mayoritas disebabkan oleh biaya obat. Untuk OOP, ternyata keluarga miskin tidak terlalu mengeluarkan biaya yang tinggi, tetapi keluarga kaya membayar lebih banyak untuk OOP. Implikasinya adalah program pemerintah yang menggratiskan biaya pengobatan menjadi tidak efektif dalam meningkatkan akses bagi keluarga miskin. Sehingga, ranah prioritas kebijakan harusnya ada di restrukturisasi pengadaan obat dan fasilitas kesehatan pemerintah.
 

Abstrak 2: Out-of-pocket Payments by Patients at Ministry of Health and Family Welfare Facilities in Bangladesh and the Impact of the Maternal Voucher Scheme on Costs and Access of Mothers and Children.
(Tahmina Begum, Institute for Health Policy – Sri Lanka)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak pengeluaran OOP terhadap penggunaan layanan kesehatan publik ibu dan anak dan efek dari program voucher yang telah diperkenalkan oleh pemerintah Bangladesh.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa: (1) voucher tetap akan lebih digunakan oleh populasi kaya, tetapi (2) kesenjangan lalu akan menurun dan penggunaan voucher akhirnya juga turut dinikmati secara merata oleh populasi miskin. Namun, (3) ternyata voucher ini tidak mampu menurunkan angka OOP yang harus dikeluarkan oleh ibu dan anak yang menggunakan layanan kesehatan publik.

Abstrak 3: Changes in the operating performance and efficiency of MOHFW facilities in Bangladesh during 1997-2010, and the implications for financing expansions in coverage of MNCH services.
(Ravindra Rannan-Eliya, Institute for Health Policy – Sri Lanka).

Penelitian ini menggunakan Facility Efficiency Survey (FES) dari Bangladesh dan bertujuan untuk melihat apakah ada peningkatan efisiensi dari tahun 1997-2010 di fasilitas kesehatan publik Bangladesh.

Penelitian ini menunjukkan bahwa total penggunaan meningkat tinggi, di mana terdapat lebih banyak pasien, baik dari golongan miskin maupun kaya. Dan yang menariknya adalah, kualitas (yang dinilai dari tingkat mortalitas) juga membaik.

 

relevansi  Relevansi Untuk Indonesia

Ternyata economics of scale berlaku di bidang efisiensi pelayanan kesehatan. Semakin banyak populasi yang dapat menjangkau dan menggunakan fasilitas kesehatan, maka semakin efisien biaya fasilitas kesehatan tersebut. Kualitas dan efisiensi ini juga didukung oleh meningkatnya teknologi kesehatan yang digunakan di fasilitas. Misalnya, pada tahun 1997, layanan primer tidak mampu melayani operasi caesar. Namun, pada tahun 2010, fasilitas primer yang mampu melayani operasi caesar meningkat. Dan hal ini meningkatkan efisiensi biaya per pasien serta menurunkan angka kematian di fasilitas kesehatan tersebut.

Implikasinya adalah, perbaikan akses dan investasi di sisi population demand akan turut meningkatkan tidak hanya efisiensi, tapi juga kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan.

Penulis: Tiara Marthias