Post Graduate Forum  Laporan Hari I Laporan Hari II

The 6th Postgraduate Forum on Health Systems and Policies
Melaka, Malaysia

Reportase :

Room 1 : Health Policy and Health Promotion
22 Mei 2012 Jam 11.00-13.00

  1. Paper : Alert Village Program and Health Promotion Regarding Healthy Behaviors

    From : Sriwijaya University
    Pembicara : Asmaripa Ainy

    Point: Desa Siaga yang merupakan program dari Kementerian Kesehatan tahun 2009 dengan 56,1% desa di Indonesia dijadikan desa siaga. Program desa siaga dalam tulisan ini diambil di Sumatra Selatan. Tujuannya implementasi kebijakan desa siaga. Dengan kualitatif studi di Ogan Hilir, Puskesmas Indralaya dan Poskesdes di desa Sakatiga. Yang hasilnya bahwa seluruh kegiatan promosi kesehatan di lakukan di poskesdes desa Sakatiga tersebut. Pemberdayaan masyrakat penting untuk optimalisasi poskesdes di desa siaga tersebut.

    Question from Thailand: Bagaimana desa mendapatkan dana untuk menjalankan aktifitas sebagai desa siaga?

  2. Paper : Prevention of Chronic Kidney Disease (CKD) in Khlong Khlung Hospital, Kamphaeng Phet Province, Thiland

    From : Naraseun University
    Pembicara : Vinai Leesmidt

    Point: Terdapat dua resiko penyakit yaitu DM dan HT dengan tujuan research yaitu mengembangkan screening strategi di CKD untuk DM dan HT pasien di comunitas/masyarakat. Studynya experimental dan membandingkan estimeted Glomerular Filtration Rate (e-GFR) pada populasi sebelum dan sesudah implementasi eGFR. Data terdiri dari 228 sampel yang dianalisis dengan t-tes statistik. Hasilnya dengan melalui terapi melalui end stage renal disease (ESRD) bisa menghemat 18 juta USD per tahun.

    Question:

    GMU: Bagaimana mendapatkan sampel pasien di komunitas karena masyrakat cenderung menutupi penyakit yang dideritanya apalagi di masyarakat miskin yang tidak terdapat banyak data atau sedikit data yang bisa diakses dari masyrakat miskin?

  3. Paper : Measurement of Health Literacy in Rural Malang: Stuy in Private Outpatient Care Provider

    From : Brawijaya University
    Pembicara : Asri Maharini

    Point: Pengetahuan masyarakat tentang level literatur kesehatan. Studi ini ada di klinik swasta di Malang yaitu Apotik Klinik Desa. Studi bertujuan untuk mengukur tingkatan pengetahuan kesehatan pasien swasta di daerah miskin. Ada tingkatan Very low, low dan adequete health literacy. Hasilnya ada korelasi antara pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan. Rekomendasi doktor memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada pasien selama ada terapi.

  4. Paper : An Exploration of Sexual Health Needs in Young Somali Muslim Women in the London Borough of Camden

    From : UNU-IIGH
    Pembicara : Sima Barmania

    Point: Paper ini membahas komunitas Somali di London yang berbeda dalam hal etnic minoritas yang ada di kota. Diterangkan bahwa sedikit data yang tersedia dimana kesulitan akses kamu minoritas terhadap pelayanan kesehatan sexual. Studi ini bertujuan mengungkapkan hubungan kesehatan seksual yang dibutuhkan bagi kaum muda wanita Somali. Studi dilakukan dengan grup diskusi dengan kaum muda wanita Somali. Hasilnya kaum muda ini memang membutuhkan informasi kesehatan seksual karena pendidikan sex yang mereka terima terkadang tidak cocok bagi mereka.

  5. Paper : Elderly Health Post Empowerment in Promoting Healthy Diets and Physical

    From : Sriwijaya University
    Pembicara : Afriyadi Cahyadi

    Point: Studi ini menekankan pada aktifitas manula di Indonesai. Studi dilakukan di Poslansia Silaberanti dan Poslansia Indralaya. Tahun 2012 ada 245 juta jiwa dengan manula 6.1%. manajemen empowerment sangat penting dilakukan.. Manajemen elderly healt post (EHP) pada promosi kesehatan untuk kaum manula sangat penting. Biasaya kaum manula di keluarga tidak mendapat pengetahuan yang cukup mengenai resiko kesehatan, kurang mengkonsumsi vitamin, makanan yang sehat seperti rendah kadar garam dan kolesterol. Juga bagaimana pos kesehatan desa untuk manula bisa menerangkan terapi kesehatan dan bagaiman aktifitas fisik yang seharusnya dilakukan manula. Hal ini juga terkait bagi kebijakan dinas kesehatan setempat sebagai pendidik dan advokasi. Dan sekarang hanya kader sebagai penghubung antara tenaga kesehatan dengan masyarakat.

    GMU: Karakteristik sampel adalah manula, pada manula biasanya mempunyai grup sopporting. Bagaimana dengan supporting grup disana untuk mendukung manula? Dijogja mungkin grup ini bisa digabung grup lain. Misal seperti posyandu balita dll.

  6. Paper : Health System, Policies and Infant Mortlityin Developing Countries

    From : UNU-IIGH
    Pembicara : David Baguma

    Point: Pada situasi global, bagaiman meningkatkan manfaat kehidupan pada sistem kesehatan dan kebijakan untuk mengurangi resiko kesehatan karena perubahan cuaca dan lingkungan. Fokus studi ini pada status kematian bayi pada kelahiran di negara berkembang. Studi area negara di asian dan africa. Hasil nya ada penurunan kematian bayi lahir dan uur satu tahun di Afrika Timur sebesar 7%, Eropa barat 23% dan negara Asia selatan 15%. Untuk mengurangi kematian bayi dilakukan dengan pelatihan , perhatian gizi, program emergensi. Meningkatkan pengawasan air bersih karena berhubungan dengan malaria dan diare/kolera. Pada negara dengan penghasilan rendah kebijakan bisa difokuskan pada pengembangan kesehatan global.

  7. Paper : Obesity Among The Poor Women Living In Urban Slum Areas: Health System Respone

    From : Gadjah Mada University
    Pembicara : Digna Purwaningrum

    Point: Obesitas menjadi isu kesehatan dan merupakan resiko untuk penyakit tidak menular. Obesitas diderita banyak di keluarga miskin di Indonesia. Dan bagaimana sistem kesehatan bisa merespon kondisi seperti ini. Hasil studi menunjukkan dari 140 wanita 34% adalah obesitas dengan subyek keluarga dengan pendapatan 600.000 IDR per bulan. Ditemukan banyak faktor resiko untuk obesitas pada wanita miskin. Dari diskusi yang terjadi disimpulkan bahwa pemerintah perlu meningkatkan promosi kesehtan khususnya bagi populasi yang memang rentan terhadap obesitas.

    Question dari Sriwijaya : Pendekatan promosi apa yang dilakukan pada aktifitas sosial seperti halnya promosi untuk berhenti merokok menggunakan grup PKK sebagai media untuk promosi kesehatannya?

    GMU: Bagaimana mensosialisasikan obesitas ?

    Bagaimana pendekatan kualitatif data untuk mengurangi obesitas.

  8. Paper : Usage of Uygur Herbal Medicine Among the People in Hotan

    From : UNU-IIGH
    Pembicara : Maihebureti Abuduli

    Point: Studi ini tentang pengobatan dengan Uygur Medicine (UM) merupakan cara pengobatan tradisional di Turki. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan tentang penggunaan obat Uygur oleh komunitas Turki yang tinggal di provinsi Sin Jiang, district Hotan, China. kombinasi TCM, 80% populasi di dunia menggunakan utk PHC. Modern uygur pada medical hospital di adopsi oleh RS dan teknologi farmasi untuk memproduksi UM. Intinya penggunaan UM menjadi Uygur Herbal Medicine (UHM) di Hotan. Studi ini menunjukkan pemakain UHM pada orang kaya, orang tua, orang yang bekerja di pemerintahan lebih digunakan dari pada yang lain. Kesimpulannya bahwa orang tua lebih memahami UHM dan memiliki pengetahuan yang lebih mengenai UHM. Implikasi kementrian kesehatan mengembangkan promosi kesehatan bagi UHM.

    Qestion from Thailand: Biaya antara UHM dan obat biasa yang dipakai untuk mengatasi masalah kesehatan?

 

Reportase :

Room 3 : Disease Epidemiology & Burden
21 Mei 2012 Jam 11.00-13.00

  1. Paper: Burden of risk factors for non-communicable diseases: an epidemiological review of the evidence from INDEPTH Health and Demographic Surveillance System (HDSS) in Indonesia

    Pembicara: Dwidjo Susilo
    Dari: Universitas Gadjah Mada

    Penelitian epidemiologis ini merupakan telaah literature yang berfokus pada Non-Communicable Disease di Indonesia. Sebanyak 64% kematian di Indonesia pada akhir 2008 disebabkan oleh penyakit tidak menular. Kenyataan ini diperparah dengan fakta bahwa prevalensi merokok, diet tidak sehat dan aktivitas fisik yang kurang di Indonesia masih sangat tinggi.

    Penelitian ini menemukan bahwa jenis kelamin pria, usia tua dan rendahnya tingkat pendidikan berhubungan dengan risiko tinggi terkena penyakit tidak menular yang kronis. Sementara jenis kelamin wanita, obesitas dan usia tua berhubungan dengan risiko terkena hipertensi. Kebijakan yang perlu diambil harus mengarah pada intervensi tingkat laku dan pengawasan ketat terhadap efek tembakau serta promosi pola hidup sehat.

  2. Paper: Epidemiological pattern of acute respiratory infection among under-fives in Almazar Aljanoubi District -South Jordan

    Pembicara: Nedal Awod Alhawadeh
    Dari: Universitas Kebangsaan Malaysia

    Penelitian dari Jordania ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya infeksi saluran napas akut pada anak balita di Jordania. Latar belakang penelitian ini adalah tingginya angka kematian akibat infeksi saluran napas akut, yaitu sebesar 21% di populasi umum.

    Penelitian ini menemukan bahwa faktor risiko terbesar untuk infeksi saluran napas akut adalah penggunaan kayu atau kerosin sebagai bahan bakar memasak dan penghangat rumah. Faktor risiko lain adalah ventilasi yang tidak baik, riwayat keluarga terkena infeksi saluran napas atas, serta rumah hunian yang terlalu padat.

    Faktor pelindung infeksi saluran napas akut adalah riwayat pernah menyusu dengan ASI serta interval kelahiran yang cukup panjang.

  3. Paper: Beta-thalassaemia major – a public health problem in Malaysia: Impacts, coping strategies and needs of parents with affected children

    Pembicara: Nursalihan binti Muhammad
    Dari: University of Malaya

    Penelitian dari Malaysia ini mengangkat topik penyakit thalassemia beta mayor yang prevalensinya di Malaysia saat ini cukup tinggi, yaitu sebesar 4.5%. Beban penyakit yang ditimbulkan tidak hanya dari sisi perawatan kesehatan tapi juga beban tidak langsung yang ditanggung orangtua atau pengasuh penderita, yang biasanya adalah anak-anak.

    Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dampak terhadap mental orangtua melalui metoda kualitatif pada populasi urban dan rural. Penelitian ini menemukan bahwa diseminasi informasi mengenai thalassemia cukup seimbang antar kedua populasi. Orangtua atau ibu di perkotaan mengalami masalah utama dalam pekerjaan karena sulitnya meminta izin dari kantor, sementara orangtua atau ibu di pedesaan tidak mengalami masalah ini. Karena ibu-ibu di pedesaan sebagian besar adalah ibu rumah tangga.

    Yang menarik adalah bahwa Pemerintah Malaysia telah meng-cover semua pembiayaan kesehatan dengan universal coverage. Namun, biaya transportasi masih belum di-cover. Hal ini tetap menjadi beban keluarga. Malaysia juga telah mengadakan program family support untuk keluarga yang memiliki anak penderita Thalassemia. Hal ini menjadi forum yang sangat mendukung diseminasi informasi, baik dari segi pengetahuan medis bagi keluarga tapi juga pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan apa saja yang tersedia dan dapat diakses oleh pasien.

  4. Paper: Incidence of bacterial meningitis in South East Asia region

    Pembicara: Namaitijiang Maimaiti
    Dari: University Kebangsaan Malaysia

    Telaah pustaka sistematis dari beberapa negara di Asia Tenggara ini menunjukkan bahwa pendataan atau registri penyakit meningitis masih sangat terbatas. Dan dari data yang ada, Indonesia adalah negara dengan indidensi meningitis tertinggi di Asia Tenggara, diikuti oleh Thailand dan Sri Lanka.

    Insidensi yang sebenarnya kemungkinan besar lebih tinggi, mengingat keterbatasan deteksi dan pendataan di negara-negara berkembang, serta rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan.

  5. Risk factors of HT in people living with HIV/AIDS: A Single-center experience

    Pembicara: Nazisa Hejazi (PhD cand.)
    Dari: University Kebangsaan Malaysia

    Dengan meningkatnya prevalensi penderita HIV/AIDS, termasuk di Malaysia, penyakit penyerta pun (termasuk NCD) berpotensi menjadi beban dalam sistem kesehatan. Hal ini disebabkan karena dengan semakin potennya pengobatan anti-retroviral yang ada maka harapan hidup penderita HIV/AIDS lebih tinggi, namun populasi ini tetap lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Penelitian ini memfokuskan pada hipertensi pada penderita HIV/AIDS dan hubungannya dengan faktor-faktor risiko.

    Ditemukan bahwa prevalensi hipertensi pada penderita HIV/AIDS jauh lebih tinggi daripada populasi umum, yaitu 44.7%. Faktor risiko yang ada hampir sama dengan populasi umum, yaitu obesitas serta umur tua. Pengobatan antiretroviral tidak berhubungan langsung dengan tingginya hipertensi pada penderita HIV/AIDS. Penelitian ini menegaskan perlunya pendekatan khusus untuk prevensi hipertensi pada populasi penderita HIV/AIDS.

  6.  A study on social determinants of infant mortality in Malaysia

    Pembicara: Dr. Amaluddin Ahmad
    Dari: Cyberjaya University College of Medical Sciences)

    Paper ini menggunakan pendekatan inequality atau kesenjangan berdasarkan social determinants of health pada mortalitas anak di Malaysia. Analisa indeks pendapatan dan koefisien Gini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan sosioekonomi dalam tingkat kematian anak di Malaysia. Faktor yang berhubungan erat dengan kesenjangan ini adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, perbedaan status ekonomi, akses ke pelayanan kesehatan, serta jenis tempat tinggal.

    Kesenjangan sosioekonomi dalam kesehatan anak perlu ditelaah lebih lanjut, terutama dalam hubungannya dengan kebijakan yang lebih terfokus pada populasi yang kurang beruntung.