Metodologi Ekonometrik

Kongres kali ini juga merupakan ajang para ahli ekonometri untuk menguji teori dan metode penelitian. Hampir sepertiga dari makalah yang disajikan adalah makalah tentang uji statistik dan metodologi. Sayangnya tidak banyak ahli di Indonesia yang mendalami hal ini. Padahal ini penting untuk pengambilan kebijakan di tingkat mikro maupun makro. Salah satu contohnya, untuk menentukan apakah pembayaran fee for service lebih memuaskan dokter dibanding pembayaran kapitasi? Logikanya bila pembayaran fee for service lebih memuaskan. Namun penelitian dari Canadian Health Service Foundation, salah satu sponsor acara ini, menemukan bahwa jumlah dokter yang lebih suka fee for sevice berkurang dari 50% di tahun 1995 menjadi sekitar 23% di tahun 2007. Untuk menentukan apakah hal itu betul perlu dibuat mathematical modelling yang tepat dengan memperhitungkan semua variabel yang dapat dikontrol atau dapat diperhitungkan. Dengan metode yang tepat dan modelling yang juga telah teruji, akan semakin sulit orang membantah temuan tersebut.

Metode ekonometrik juga penting untuk mengevaluasi kebijakan kesehatan yang telah dilakukan. Seperti laporan hari ke tiga kemarin, evaluasi Jamkesmas dan Askeskin sebenarnya telah dilakukan dengan uji yang cukup sahih. Dan hasilnya ketika bernama Askeskin, jumlah uang yang dikeluarkan ketika sakit lebih sedikit. Selain itu, metode ini penting juga untuk melakukan prediksi atau konsekuensi ekonomis ketika kebijakan akan dikeluarkan. Misalnya di Indonesia telah dikeluarkan kebijakan Jampersal (jaminan persalinan) namun sampai sekarang belum ada studi ekonometrik yang memprediksi berapa tahun akan dapat bertahan kebijakan tersebut? Faktor-faktor apa yang kemungkinan dapat berpengaruh sehingga orang memanfaatkan atau tidak memanfaatkan? Apakah anggaran yang direncanakan cukup? Modeling matematik-ekonometrik yang teruji untuk memprediksi hal-hal tersebut perlu diteliti. Namun salah seorang tokoh peneliti senior dari Indonesia meragukan studi semacam ini akan dilakukan di Indonesia. " Banyak kebijakan di Indonesia berdasarkan kepentingan sesaat " begitu katanya.

Makalah dari Indonesia

Hari terakhir dipresentasikan makalah dari DR Mardiati, dosen Universitas Indonesia yang mempresentasikan Tracking Expenditure on HIV-AIDS Program Intervention: Lesson Learned to Achieve Efficient and Sustainable Financing in Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat temuan menarik: program AIDS semakin berkurang ketergantungannya dari proyek asing. Dulu tahun 2006 pemerintah hanya berkontribusi 26,58%, namun pada tahun 2008 sudah menjadi 41,96%. Seorang wakil dari Kementrian Kesehatan yang ikut mendengarkan berbisik: "kalau dihitung saham, pemerintah kita berarti masih minoritas ya, jadi ngga punya kekuatan mengambil keputusan". Disarankan oleh Bu Mardiati: sebaiknya ketergantungan asing semakin dikurangi.

Kongress iHea akhirnya ditutup oleh Thomas Getzen, Executive Director IHEA, dan kongres ke 9 akan diselenggarakan dua tahun lagi di Sydney. Selama kongres website kebijakankesehatanindonesia.net mengalami kenaikan kunjungan seperti tampak pada di bawah ini. Hal ini menunjukkan ketertarikan dari pemerhati kebijakan kesehatan. Mudah-mudahan website ini dapat menyumbangkan perannya untuk menyebarkan informasi terbaru dan dapat menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan.

Statistik Web untuk Kegiatan Toronto dapat dilihat disini