The Private Sector in Health

Pengantar
International Health Economics Association (iHea) saat ini sedang menyelenggarakan kongres dunia ke 8 di Toronto Kanada. Dr. Sigit Riyarto bersama dengan Shita Listya Dewi  MPH, dr Hafidz dan ibu Dyah Ayu M.Kes adalah utusan UGM dalam kongres tersebut. Kongres ini rutin di selenggarakan di berbagai belahan dunia tiap dua tahun sekali dan kali ini tema kongres adalah Transforming Health and Economics. Sebelum kongres terdapat beberapa symposium dengan topik-topik tertentu. Dr. Sigit Riyarto akan melaporkan hasil kunjungannya dalam beberapa seri tulisan sebagai berikut.

Simposium Pre Kongres, Sabtu 9 Juli 2011. Sheraton Center Toronto

“The Private Sector in Health”

Simposium ini membahas peran sector swasta dalam pembangunan kesehatan di berbagai negara. Dalam symposium ini Shita Listya Dewi dari PMPK UGM menyajikan makalahnya mengenai “Swastanisasi” RSUD di DKI Jakarta. Selain itu juga terdapat 22 presentasi lain dari berbagai negara mulai dari Ghana, Australia sampai Amerika Serikat.Abstrak dari symposium ini dapat di unduh disini

Secara umum symposium ini membahas berbagai kasus dan ingin menjawab bagaimana swasta dapat berperan dalam system kesehatan. Menarik untuk disimak bahwa beberapa sponsor acara ini adalah lembaga yang sering “dicurigai” mempromosikan system ekonomi pasar seperti USAID dan Rockefeller Foundation dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, salah seorang presenter dari negara Afrika sempat terkejut ketika ditanya “bagaimana anda menjelaskan posisi anda sebagai peneliti yang disponsori lembaga donor pro pasar dan anda menemukan bahwa sector swasta punya kontribusi positif terhadap system kesehatan anda”. Presenter tersebut menjawab bahwa walaupun penelitiannya disponsori USAID, namun ia berusaha seobyektif mungkin.

Sektor swasta ternyata sangat dominan di negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Menurut Dominic Montagu (University of California, San Francisco. Global Health Group), sector swasta merupakan mayoritas pemberi pelayanan kesehatan rawat jalan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, setengah PPK di Sub Sahara Afrika adalah dari swasta namun hanya minoritas di Amerika Latin serta Eropa. Selain itu, di negara berkembang memang sudah ada persepsi bahwa pelayanan swasta lebih baik. Sebuah penelitian di Zambia yang dilakukan oleh Ilana Ron dari Abt Associates Inc.. International Health, menemukan bahwa “kualitas” layanan HIV dan AIDS lebih baik sehingga dikunjungi lebih banyak orang. Nampaknya persepsi itu juga ada di Jakarta, sehingga tidak mengherankan bahwa di Jakarta pernah ada upaya “swastanisasi” RS daerah. Status RSUD Pasar Rebo, RSUD Cengkareng dan RSUD Haji Pondok Gere pada tahun 2005 menjadi PT berdasarkan peraturan daerah. Walaupun kemudian peraturan daerah tersebut dicabut dan kepemilikan RSUD kembali ke pemda DKI. Sayangnya menurut Shita Listya Dewi, yang melakukan penelitian tersebut, semua kebijakan perubahan status tersebut berdasarkan pertimbangan politis. Pada saat diputuskan untuk berubah menjadi PT, DPRD Jakarta mendasarkan keputusannya pada laporan-laporan media bahwa RSUD tidak responsive, tidak ramah, terlalu lama waktu tunggu dan lain-lain. Dan ketika diputuskan untuk kembali menjadi milik Pemda, salah satu dasarnya adalah karena tuntutan dari karyawan PNS yang terancam diminta pensiun dini. Belum terdapat bukti empiris yang cukup untuk mengevaluasi kinerja sebelum dan sesudah menjadi PT. Namun Shita menemukan bahwa “jumlah pasien tidak berubah banyak”.

Secara umum, presenter dari negara-negara lain menemukan bahwa sector swasta harus diikutsertakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pemerintah yang terlalu sibuk memberikan pelayanan tidak akan sempat melakukan “Pembinaan” (stewardship) yang baik. Namun peran swasta yang terlalu dominan akan mengorbankan kepentingan masyarakat. Oleh karena itu perlu keseimbangan peran (public-private mix) yang tepat. Demikian diungkapkan oleh Julio Frenk, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Harvard University, ketika memberikan kuliah penutup pada Simposium ini.(Power point dari Julio Frenk dapat diunduh di sini)