Penyakit Tak Menular Perlu Kontrol via Pengendalian Risiko

Prof. Agus Purwadianto, Staf Ahli Menteri Kesehatan RI Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Profesor saat memberikan keterangan (30/4/2013).Jakarta, PKMK. Pengendalian faktor risiko merupakan hal penting dalam mengurangi angka sakit dan kematian akibat penyakit menular. Estimasi juga perlu dilakukan terhadap beban akibat faktor risiko di Indonesia. Hal-hal ini terkait dengan diet tidak sehat, tekanan darah tinggi, merokok, obesitas, dan sebagainya yang perlu dikendalikan, ungkap Prof. Agus Purwadianto, Staf Ahli Menteri Kesehatan RI Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Profesor di Jakarta (30/4/2013).

Dalam seminar di Kementerian Kesehatan Agus menambahkan, saat mengobati penyakit tak menular, dokter sering langsung memberi obat. Seharusnya dokter menyarankan sejumlah aktivitas seperti banyak berolah raga dan diet darah rendah. "Berbagai riset dan data menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah penyakit tidak menular di Indonesia," kata dia. Hal itu membawa konsekuensi berupa diperlukannya sistem pelayanan yang lebih spesifik, kompleks, dan mahal. Pengendalian terhadap faktor risiko penyakit tidak menular memang mesti ditingkatkan, Agus menegaskan. Peningkatan pengendalian tersebut dapat mengurangi dampak negatif secara cost effective. Hal ini, sudah terlihat di banyak negara maju dan berkembang dalam beberapa dekade terakhir.

Berjalannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) di tahun 2014 juga mengharuskan Indonesia mengantisipasi kebutuhan akan pelayanan kesehatan penyakit kronik degeneratif di berbagai daerah. Hal itu, sejalan dengan upaya peningkatan pengendalian penyakit menular serta penyakit terabaikan yang masih banyak ditemui. Selanjutnya, penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan perlu terus dikuatkan. Pelayanan kesehatan oleh sektor publik ataupun swasta juga perlu terus ditingkatkan