MENYOROTI GERAKAN REVOLUSI KIA DALAM MENINGKATKAN LINAKES DI FASKES,
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF, DAN PENIMBANGAN BALITA DI KABUPATEN KUPANG, NTT

1)Qomariah Alwi, Theresia Ili

1)Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemkes RI, 2)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang


 Latar Belakang

Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur adalah kabupaten yang relatif baru pecahan dengan kabupaten lain. Hasil Riskesdas 2007, Kabupaten Kupang termasuk salah satu Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) di antara 154 kabupaten di Indonesia. Dalam rangka mencapai target MDGs maka pada tahun 2009 pemerintah provinsi NTT mencanangkan Gerakan Revolusi KIA melalui PerGub NTT No. 42 tahun 2009 dan ditindaklanjuti dengan PerBup Kupang No.16 tahun 2010 tentang Percepatan Pelayanan KIA (PPKIA).
 

 Tujuan

Untuk mengevaluasi implementasi Kebijakan Revolusi KIA dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya terkait persalinan di fasilitas kesehatan, pemberian asi ekslusif dan penimbangan balita
 

 Metode

Riset operasional dengan pendekatan kualitatif dilakukan pada tahun 2012. Dari 25 puskesmas yang ada di Kabupaten Kupang, sampel ditetapkan 6 puskesmas secara klaster yaitu Puskesmas Tarus di kecamatan Kupang Tengah, puskesmas Oesao di kecamatan Kupang Timur, Puskesmas Baun di kecamatan Amarasi Barat, puskesmas Baumata di kecamatan Taebenu, Puskesmas Oekabiti di kecamatan Amarasi, dan Puskesmas Uitao di kecamatan (pulau) Semau. Cara pengumpulan data dengan wawancara mendalam, fokus grup diskusi, observasi, dan telaah dokumen. Informan adalah seluruh kepala puskesmas, bidan, TPG, dukun, kades, kader di 6 puskesmas.
 

 Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan Revolusi KIA dan PPKIA dinilai telah berhasil dalam upaya meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan meningkatnya jumlah puskesmas perawatan, poned, pustu, bidan, dan dukun. Namun untuk upaya meningkatkan pemberian Asi Ekslusif belum dilaksanakan secara serius dan baru akan dimulai. Sedangkan untuk upaya meningkatkan penimbangan balita di posyandu masih naik turun sesuai dengan keberadaan bantuan program pihak lain baik dari dalam maupun luar negeri. Faktor pendukung dari keberadaan kebijakan tersebut antara lain adanya sistem reward dan punishment sehingga pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik dari segala lini misalnya diaktifkannya papan bulin di kantor kades, bendera bumil, stiker bumil, tidak terjadi persaingan bidan dukun, kader aktif sebagai pendamping bumil bulin, dukun sangat kooperatif, ada Tabulin, Perdes, Pustu yang siap Linakes, dan bidan desa yang standby di Pustu.
 

 Kesimpulan

Gerakan Revolusi KIA dan PPKIA di Kabupaten Kupang dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan dengan memberdayakan masyarakat, namun belum berhasil dalam meningkat pemberian asi ekslusif dan penimbangan balita.
 

 Saran

Implementasi kebijakan agar dilanjutkan dalam upaya meningkatkan program pemberian asi ekslusif dan penimbangan balita di posyandu

Kata Kunci : Revolusi KIA, Linakes, Asi Ekslusif, Penimbangan Balita, Kabupaten Kupang.

Powerpoint