Potensi Kesehatan Traditional, Alternatif dan Komplementer (Tradkom)
dalam Pelayanan Kesehatan Modern

Dr. dr. Trihono M.Sc

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat alami. Dengan kelebihan ini, Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan pengobatan tradisional secara mandiri. Tidak bergantung pada produk impor. Sayangnya, saat ini hutan-hutan di Indonesia sudah mulai berkurang luasnya. Tanaman khas Indonesia juga sudah hampir punah dan sangat terbatas tenaga yang mampu mengolah tanaman tersebut menjadi produk obat. "Meskipun masih ada tanaman kandidat untuk obat modern, namun tidak ditindaklanjuti. Padahal kita mampu," tutur dr. Trihono yang merupakan Kepala Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Memang tidak mudah untuk mengolah tanaman obat hingga dapat dipergunakan oleh masyarakat. Ada alur alur yang harus dilakukan: mencari ekstrak, diaplikasikan langsung ke masyarakat dan scientifikasi jamu. Tahapan-tahapan ini bersifat penelitian berbasis pelayanan. "Jadi pasien yang dirawat menggunakan obat tradisional uji coba ini harus mendatangani informed consent untuk penelitian," terang dr. Trihono. Pengobatan tradisional cukup banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. Pemilihnya, sebanyak 72 persen adalah masyarakat lulusan SD. Dengan latar belakang ini, Kemenkes terdorong untuk merintis jenjang pendidikan S1 pengobatan tradisional. Tujuannya, pengobatan tradisional dapat diolah lebih baik oleh para lulusan S1 tersebut sehingga akan dilirik oleh kalangan masyarakat yang lebih luas. Sebagai bahan penelitian, baik untuk mahasiswa S1 tersebut maupun untuk lembaga penelitian lain, saat ini Kemenkes sudah punya daftar bahan baku obat yang mengantri untuk diteliti.

Ditulis oleh: drg. Puti Aulia Rahma, MPH