Reportase Pelatihan Tahap II: Pelatihan Penulisan Penelitian Kebijakan Kesehatan Berbasis Data Sekunder di DaSK (Masalah Jantung dan Kanker)

Menyambung rangkaian pelatihan pengembangan kebijakan sebelumnya, di hari Selasa, 13 Oktober 2020 pukul 10.00-12.00 diadakan pelatihan tahap 2 hari kedua tentang Penulisan Penelitian Kebijakan Kesehatan Berbasis Data Sekunder di DaSK. Pelatihan online dengan media Zoom ini diikuti secara aktif oleh peserta yang berasal dari UGM maupun berbagai universitas dan instansi di Indonesia. Pelatihan dibuka oleh sapaan moderator, Tri Muhartini.

Sesi Pelatihan

Indri Dwi Apriliyanti, SIP, MBA, Ph.D

Di awal pelatihan, Indri menjelaskan tentang dasar dan pentingnya penggunaan teori dalam penelitian kebijakan. Menurut beliau, teori berperan sebagai “pisau analisis” yang akan membantu proses analisis data empiris dan membantu seorang peneliti untuk menjelaskan pertanyaan penelitian kebijakan. Sebelum menentukan teori yang akan dipakai, seorang peneliti perlu memiliki pertanyaan penelitian yang tepat serta mengenal jenis-jenis teori sosial politik yang ada. Contoh teori sosial dan politik yang bisa digunakan adalah stakeholder theory; transformational leadership theory; social cognitive theory; institutional theory; dan lain sebagainya

Pertanyaan yang sering muncul dari peneliti kebijakan pemula adalah: “bagaimana jika tidak ada teori?” Memang tidak semua fenomena sosial bisa dijelaskan dengan teori. Jika tidak ada teori, maka seorang peneliti bisa menggunakan konsep atau conceptual framework. Contoh-contoh konsep adalah public advocacy and policy process, policy network analysis, social capital, dan beberapa konsep lainnya yang dapat membantu peneliti untuk menjelaskan fenomena sosial dan politik, atau dalam konteks ini dapat menjawab pertanyaan penelitian.

Mengenai jenis penelitian, Indri menuturkan bahwa penelitian kualitatif banyak digunakan dalam penelitian kebijakan karena kemampuan metode ini dalam menjelaskan konteks dan fenomena yang kompleks dan detail. Penelitian kualitatif mampu menganalisis siklus kebijakan. Sebelum memulai penelitian kualitatif, seorang peneliti perlu menentukan konteks yang sesuai dengan kriteria variabel penelitian, menentukan kriteria sampel, dan alasan mengapa sampel tersebut dipilih.

Di sesi diskusi, Indri memberi tips untuk menghindari bias atau data yang tidak valid dalam proses penelitian kualitatif. Salah satunya adalah dengan cara mewawancarai beberapa subjek dengan konteks dan karakteristik yang sama untuk dapat membandingkan data antara subjek yang satu dengan subjek yang lain. Beliau menambahkan bahwa seorang peneliti mungkin punya pandangan tertentu terhadap suatu isu. Namun kualitas yang sangat penting untuk dimiliki seorang peneliti adalah netralitas atau posisi independen dari subjek penelitian.

Peserta penelitian diberikan motivasi untuk terus mengikuti rangkaian pelatihan agar di akhir proses peserta mampu melakukan analisis kebijakan.

Reporter: Nike Frans