Modul Hari 1
Pendahuluan
Sesuai namanya, ringkasan kebijakan (policy brief) adalah sebuah dokumen yang memberikan informasi yang singkat namun adekuat agar pembaca dapat mengambil keputusan atau membuat kebijakan. Tujuannya adalah agar ada sesuatu yang dilakukan oleh pengambil kebijakan.
Penulisan policy brief biasanya didasarkan pada hasil penelitian empiris. Kita perlu memahami apakah penelitian ini berada dalam tahapan:
- Sebelum ada kebijakan. Dengan demikian policy brief diarahkan untuk memberi ide untuk penyusunan kebijakan yang relevan.
- Saat kebijakan berada dalam proses legislasi untuk menjadi sebuah kebijakan public. Dengan demikian policy brief diarahkan untuk membentuk persepsi atau menggalang dukungan untuk suatu kebijakan yang akan disahkan.
- Saat kebijakan dilaksanakan. Dengan demikian penelitian merupakan penelitian yang mengarah ke bagaimana pelaksanaan kebijakan (Implementation Research), dan policy brief diarahkan untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan di lapangan.
- Saat berada dalam fase Evaluasi Kebijakan. Dengan demikian policy brief diarahkan untuk menilai atau mengkritisi suatu kebijakan tergantung pada hasil yang dicapai.
Artinya, tujuan dari policy brief harus dinyatakan secara jelas di dalam naskah policy brief. Tujuan policy brief biasanya ditempatkan di bagian awal dari policy brief, yaitu di bagian Pendahuluan.
Selain tujuan, beberapa hal penting lain yang harus disebutkan di bagian Pendahuluan, yaitu kebijakan apa yang disorot. Nyatakan secara jelas apakah ini merupakan:
- Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, atau
- Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah propinsi, atau
- Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota
- Kebijakan yang ditetapkan oleh lembaga
Sebutkan nomor dan judul kebijakannya, jika ada. Dengan memperhatikan konteks tingkat pengambil kebijakan maka kita sebagai penulis Policy Brief dapat membayangkan siapa yang akan dituju. Hal ini sangat penting untuk pemberian rekomendasi nantinya.
Bagian Pendahuluanadalah tempat dimana kita meyakinkan pembaca bahwa isu yang dipilih memang penting dan menarik, oleh karena itu perhatikan hal-hal apa yang harus muncul di bagian ini, serta pilihan kata dan gaya penulisan yang digunakan:
- Nyatakan mengapa topik ini penting dan menarik
- Jelaskan seperti apa situasinya atau seberapa mendesak hal ini
- Nyatakan tujuan dari policy brief
- Secara singkat berikan gambaran mengenai hasil temuan dan konklusi
- Tulislah dengan gaya yang menarik perhatian, bukan dengan gaya penulisan laporan
Tergantung dari cara bagian Pengantar ditulis, pembaca dapat saja merasa bahwa:
- Isunya tidak menarik dan tidak penting
- Isunya menarik, tetapi tidak penting
- Isunya penting, tetapi tidak menarik
- Isunya memang penting dan menarik.
Mengingat sulitnya menulis sebuah policy brief, kami sarankan Anda untuk mempersiapkan hal-hal ini sebelum menulis:
- Identifikasi siapa audiensnya. Tanyakan pada diri sendiri: untuk siapa saya menulis, dan mengapa?
- Identifikasi pesan kuncinya. Tanyakan pada diri sendiri: apa yang harus pembaca saya ketahui?
- Susun kerangka menulis. Tanpa adanya kerangka, kita akan cenderung mengulang-ulang hal yang sama, atau menulis terlalu panjang tanpa fokus yang jelas.
Modul hari 2
Metodologi, Hasil dan Kesimpulan
Bagian ini membahas caranya bukti dan fakta-fakta dikumpulkan, dan ringkasan dari fakta-fakta yang ditemukan. Bagian ini terdiri dari 3 hal:
- Metodologi atau pendekatan. Uraikan bagaimana metode penelitian dilakukan, siapa yang melakukan penelitian, bagaimana cara data dikumpulkan dan teknik analisisnya.Harap diingat, jangan terlalu banyak istilah teknis yang sulit dipahami oleh pengambil kebijakan. Pengambil kebijakan tidak terlalu peduli tentang seberapa canggih metode yang Anda gunakan. Ingat, ini bukanlah ringkasan penelitian, dan bukan naskah publikasi.
- Hasil dan diskusi. Hasil yang didapat perlu ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami. Hasil disajikan mulai dari yang umum ke hal spesifik. Apa isu dan konteks fakta perlu digambarkan dan dianalisis. Kalimat yang dipergunakan diharapkan tidak terlalu teknis (misalnya menyebutkan confidence interval). Nilai tambah Policy Brief bukan hanya pada adanya data, tetapi kemampuan untuk memaknai data menjadi informasi yang penting dan berguna untuk kebijakan.Jadi, dalam menyajikan temuan, selalu jelaskan kepada pembaca: "apa artinya". Beri contoh, bila perlu. Batasi agar tidak terjebak dalam detil yang rumit, cukup sajikan apa yang perlu diketahui pembaca.
Sebenarnya, setidaknya ada dua tipe policy brief.
- Tipe pertama adalah policy brief yang meng-advokasi pembaca untuk mengambil langkah tertentu untuk mengatasi suatu masalah.
- Tipe kedua adalah policy brief yang obyektif, yang menyajikan berbagai alternatif kebijakan yang berbeda untuk mengatasi suatu masalah.
Ini menentukan seperti apabagian hasil dan diskusi ditulis. Untuk tipe pertama, hasil dan diskusi harus diarahkan untuk membuktikan argument dari penulis. Berikan argument yang kuat sehingga pembaca sampai pada kesimpulan yang sama dengan penulis. Untuk tipe kedua, penulis harus menyajikan berbagai perspektif yang berbeda dalam melihat masalah dan memaknai hasil temuan. Seluruh perspektif yang berbeda ini harus disajikan secara seimbang, tidak memihak.
- Kesimpulan. Menurut WHO: "one of the main barriers between research and action is the inability to condense research results into conclusions which could facilitate policy formulation". Jadi, walau pun kelihatannya sederhana, namun bagian Kesimpulan merupakan bagian yang penting. Kesimpulan harus didasarkan pada hasil temuan. Kelompokkan hal-hal penting ke bagian yang jelas dan mudah dibaca oleh. Dengan demikian seluruh isi kesimpulan dapat dibaca dengan mudah.Kesimpulan-kesimpulan harus merupakan pemikiran terbaik penulis yang dapat diajukan, dan disajikan secara meyakinkan dan sulit dibantah. Semakin nyata sebuah kesimpulan, dan semakin kuat pernyataan tegas yang ditulis, akan menjadi lebih baik. Namun harus diperhatikan bahwa kesimpulan harus seimbang dan tertata secara baik.
Jadi, inti dari bagian ini adalah:
- Mengekspresikan gagasan dan argumen dengan pernyataan-pernyataan tegas yang jelas
- Menyampaikan argumen yang seimbang dan dapat dipertahankan
- Memaknai data yang ada dalam temuan
- Menuliskan kesimpulan konkrit
Modul hari 3
Implikasi dan Rekomendasi
Bagian ini terdiri dari dua bagian:
- Implikasi: apa yang penulis yakini akan terjadi, atau mungkin akan terjadi;
- Rekomendasi: apa yang penulis harapkan akan terjadi.
Untuk kedua hal tersebut, bahan tulisan harus mengalir dari kesimpulan. Argumen harus didukung oleh data dan hasil temuan. Artinya, implikasi dan rekomendasi harus berbasis pada bukti yang kuat, bukan sekedar pernyataan normatif.
Bagian 1. Implikasi.
Implikasi merupakan pernyataan mengenai konsekuensi alamiah dari sebuah hal. Pernyataan implikasi sering disajikan dengan kalimat: Jika (If)....... maka (then)...
Misal:
Jika kebijakan penambahan fasilitas kesehatan di Indonesia bagian timur gagal dilakukan, maka manfaat Jaminan Kesehatan Nasioal cenderung hanya akan dimanfaatkan oleh warganegara Indonesia di daerah barat, khususnya Jawa.
Ini merupakan bagian yang paling penting dari sebuah policy brief. Bagian Implikasi harus menunjukkan apa dampaknya apabila kebijakan saat ini (atau situasi saat ini) tidak mengalami perubahan. Bagian ini harus meyakinkan pembaca (pembuat kebijakan) bahwa suatu tindakan harus segera diambil.
Dengan kata lain, bagian Implikasi harus menunjukkan urgensi masalah. Sampaikan secara riil apa dampaknya dari berbagai perspektif. Tanyakan terus pada diri sendiri: "Apa akibatnya bila hal ini dibiarkan terus menerus?" kemudian tuangkan di bagian ini.
Bagian 2. Rekomendasi.
Setelah menunjukkan implikasi dari situasi/kebijakan saat ini, berikan solusi. Sebuah policy brief harus memberikan rekomendasi yang jelas, sistematis, dan praktis. Jangan berikan rekomendasi yang normatif. Sedapat mungkin tujukan rekomendasi sesuai konteks masalahnya. Misalnya, ada pilihan rekomendasi untuk beberapa level pemerintah (kabupaten, provinsi dan pusat) apabila memang konteks permasalahan membutuhkan tindakan dari semua level pemerintahan. Bahkan, berikan rekomendasi pula untuk pihak-pihak terkait walau pun di luar sektor kesehatan, apabila memang diperlukan.
Jika demikian halnya, maka susunlah rekomendasi secara jelas, misalnya:
- Rekomendasi untuk Kemenkes
- Rekomendasi untuk Bupati
- Rekomendasi untuk Dinas Kesehatan
- Rekomendasi untuk DJSN
- Rekomendasi untuk BPJS
- Rekomendasi untuk Bappenas
- dan sebagainya.
Setiap rekomendasi di atas harus berbeda isinya sesuai dengan tugas dan wewenang pengambil keputusan. Sebagai catatan, terkait dengan kondisi dan situasi setempat, terkadang secara budaya atau politis tidak tepat untuk memberikan rekomendasi. Dengan demikian penulis akan menyusun pernyataan yang persuasif untuk bertindak namun tidak terlalu agresif nadanya.
Tetapi intinya, rekomendasi adalah sebuah call for action. Rekomendasi merupakan sebuah sugesti bagi pengambil kebijakan mengenai apa yang diharapkan atau yang seharusnya akan terjadi. Rekomendasi yang terbaik adalah yang dapat menggambarkan secara spesifik aksi yang sebaiknya dilakukan.
Kaitkan rekomendasi dengan tujuan dari policy brief dan sifat dari penelitian Anda.
Contoh:
- Untuk penelitian monitoring terhadap pelaksanaan kebijakan, (UU, Peraturan Pemerintah, Perpres, Permenkes, Perda, Pergub, Perbup dan lain-lain), rekomendasi dapat berupa: Cara perbaikan pelaksanaan kebijakan di aspek tertentu secara tepat, atau Scaling-up (memperluas) kebijakan atau cara melakukan evaluasi menyeluruh karena pelaksanaan kebijakan meragukan, menghentikan kebijakan yang efektif, dan seterusnya.
- Untuk penelitian yang merupakan penelitian awal/pilot untuk menyusun kebijakan baru tentang sesuatu, rekomendasinya tentu terkait dengan bagaimana proses menyusun kebijakan baru dilakukan: apakah di level pusat, propinsi atau kabupaten, bagaimana proses penyusunan akan dimulai, siapa yang harus dilibatkan, dan seterusnya.
Kaitkan pula rekomendasi dengan sifat dari policy brief, apakah advokasi atau obyektif (lihat Modul hari 2). Jika ini adalah policy brief obyektif, maka rekomendasi harus berupa beberapa pilihan kebijakan, bukan hanya satu usulan kebijakan. Untuk masing-masing usulan pilihan kebijakan tersebut, harus disampaikan keuntungan dan kekurangannya, misalnya dari sisi sumberdaya, daya jangkau dan waktu yang dibutuhkan.
Jika penulis menggunakan perspektif pengambil kebijakan, maka rekomendasi yang ditulis dengan langkah-langkah yang tepat akan lebih memberi arti dibanding dengan pernyataan anjuran yang umum. Ingatlah bahwa rekomendasi harus praktis, artinya bisa dilaksanakan. Berikan saran kebijakan apa yang harus diambil. Sampaikan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, dan apa konsekuensinya dari sisi sumberdaya (termasuk pendanaan), siapa berperan sebagai apa, dan siapa yang harus ambil pimpinan dalam mengatasi masalah, dan seterusnya. Jangan sampai, setelah membaca bagian rekomendasi, pembaca masih bertanya-tanya, "Lalu, bagaimana caranya?"
Modul hari 4
Ringkasan Eksekutif
Bagian ini merupakan yang paling akhir ditulis, akan tetapi penempatannya di paling depan di policy brief. Ringkasan eksekutif merupakan bagian yang meringkas seluruh Policy Brief yang juga sudah pendek. Oleh karena itu ringkasan eksekutifnya tidak lebih dari 1 atau 2 paragraf pendek. Dan oleh sebab itu pula kami sarankan, ringkasan eksekutif ini ditulis setelah policy brief selesai ditulis.
Ringkasan eksekutif ini harus disajikan untuk menarik pembaca untuk memperhatikan seluruh isi naskah secara lebih rinci. Fungsi ringkasan eksekutif seperti pengantar masuk sebuah novel, meletakkan posisi isi dan merangsang minat pembaca untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Pendek cerita, ringkasan eksekutif merupakan intisari yang paling esensial dari policy brief.Untuk menarik pembaca, ringkasan eksekutif biasanya ditempatkan di bagian paling atas.
Walau pun merupakan bagian yang paling singkat dari policy brief, namun Ringkasan Eksekutif sangat penting karena sangat menentukan apakah pembuat kebijakan dapat dibuat tertarik untuk membaca naskah policy brief tersebut. Artinya, ringkasan eksekutif harus MENARIK dan MENGINSPIRASI pembaca untuk melakukan sesuatu. Gunakan kata secara cermat, pilih kata yang memiliki dampak bagi pembacanya. Ingatlah siapa audiensnya, mereka adalah orang yang sangat sibuk dan tidak punya waktu, namun butuh informasi untuk segera mengambil keputusan. Artinya, walau pun ringkas, seluruh isi policy brief harus tercakup di dalam kalimat-kalimat yang Anda tulis di dalam Ringkasan Eksekutif. Ringkasan eksekutif ini harus mencakup apa kebijakan yang menjadi sasaran, apa masalahnya dan apa solusi yang ditawarkan.
Modul hari 5
Finalisasi Naskah
Setelah memahami bagian-bagian dari policy brief, maka kami harapkan Anda mulai menulis draft naskah policy brief masing-masing. Untuk finalisasinya, harap perhatikan hal-hal berikut ini:
Memeriksa bahasa yang digunakan. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Konsisten apabila menggunakan istilah tertentu, termasuk apabila hendak menggunakan istilah dalam bahasa Inggris atau hendak diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Setiap kalimat harus menyampaikan suatu gagasan secara utuh dan terstruktur. Rangkaian kalimat pun harus disajikan dan ditata dengan baik. Artinya, tentu saja keterampilan menulis harus menjadi modal dasarnya. Apabila bahasa yang dipergunakan tidak terstruktur dengan baik, atau bertele-tele, atau berlebihan, atau ambigu, tentu saja akan sangat mengganggu pembaca dan menyimpangkan perhatian dari fokus pesan yang kita ingin sampaikan. Seluruh subjudul bagian-bagian dari policy brief hendaknya dalam bahasa Indonesia.
Membuat judul yang menarik. Pilih kata yang kuat, berdampak dan menggugah minat. Jangan gunakan judul penelitian atau naskah publikasi.
Buatlah policy brief yang menarik secara visual. Gunakan tabel, grafik textbox dan foto untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Berikut adalah prinsip dasar penggunaannya:
- Sederhana, tidak perlu rumit
- Pilih grafis yang sejelas mungkin menyampaikan informasi yang paling penting secara tepat.
- Ingat bahwa teknologi hanyalah cara untuk mencapai tujuan. Jangan terjebak dalam keinginan untuk memamerkan kecanggihan menggunakan grafis, jika hasil akhirnya justru membingungkan pembaca.
Penggunaan tabel, gambar, grafik atau peta memang membuat tampilan policy brief lebih menarik secara visual, tetapi tujuan utama penggunaan grafis adalah untuk menyampaikan informasi, bukan untuk menyimpangkan perhatian dari informasi. Jadi, sebelum menggunakan grafis tertentu, tanyakan pada diri sendiri: Siapa pembaca saya? Apakah mereka 'familiar' dengan grafis yang akan saya pakai? Apa pesan utama yang ingin saya sampaikan melalui grafis ini? Apakah grafis yang saya pilih dapat secara efektif menyampaikan informasi yang saya inginkan?
Kemudian, setelah memilih grafis yang cocok, tanyakan lagi kepada diri sendiri: Apakah grafis ini menyampaikan informasi yang ingin saya sampaikan secara jelas? Apakah orang tidak akan salah interpretasi? Apakah grafis relevan dengan keseluruhan pesan yang ingin saya sampaikan?
Detil tambahan. Jangan lupa sebutkan nama penulis, detil kontak (alamat atau alamat e-mail) dan institusi asal. Ini dapat memperkuat kredibilitas penulis. Sebutkan bulan dan tahun policy brief ini ditulis, karena kemungkinan banyak hal dapat berubah setelah policy brief tersebut diterbitkan. Apabila diperlukan, sebutkan siapa yang mendanai penelitian (untuk memastikan tidak adanya conflict of interest atau adanya vested interest dalam suatu isu). Terakhir, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan ulang untuk salah ketik atau detil-detil kecil lainnya yang terlewatkan. Anda dapat meminta bantuan orang lain untuk membacanya untuk melakukan test apakah policy brief Ibu dan Bapak sudah jelas dan mudah dimengerti.
Berikut ini kami lampirkan beberapa contoh dari policy brief dan panduan dalam menggunakan grafik.
Bahan Bacaan
Comments
Selamat datang pada hari 1 kegiatan pelatihan ini. Awal dari proses yang cukup panjang, tapi menarik sudah ada di layar komputer kita. Sebagai sebuah Masyarakat Praktisi (Community of Practice) mengenai hubungan Pengambil Kebijakan dengan peneliti atau dosen perguruan tinggi, merupakan hal yang esensial untuk membahas secara akademik teknik menyusun policy brief, siapa pengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan sendiri.
Dalam kesempatan pertemuan Hari 1 ini, mohon agar para peserta dapat menuliskan motivasi dan tantangan mengikuti kursus ini. Ada beberapa pertanyaan menarik yang terbersit:
- APakah para peserta sudah mempunyai penelitia kebijakan yang perlu untuk disusun policy breiefnya untuk para stakeholders?
- Apakah para peserta merupakan tokoh masyarakat dan akamdeisi yang concern pada kebijakan?
- Apakah ada time-frame/jadual yang ketat dalam penulisan ini?
- Apakah
Saya sebagai Penanggung-Jawab Kursus sangat membutuhkan uraian mengenai hal ini dan tentunya ditambah dengan:
Siapa sasaran (audiens) pembaca policy brief yang sedang disusun saat ini. APakah ada kontroversi di sekitar kebijakan yang ada bahas?
Silahkan menuliskan.
Saya bekerja di Pemprov Kalimantan Selatan, tepatnya di Dinas Kesehatan Provinsi, saat ini sedang studi di Program S3 FK UGM.
Selama ini pembangunan kesehatan di Kalimantan Selatan, khususnya yang didanai dari APBD, direncanakan tanpa acuan yang jelas, hanya melanjutkan kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya dengan perubahan seperlunya. Ini mungkin salah satunya akibat dari Renstra Pembangunan Kesehatan Provinsi yang dibuat tidak berbasis bukti. Sebenarnya penelitian-penelitian yang dapat mendukung kebijakan kesehatan banyak dilakukan baik oleh Badan Litbang Daerah maupun perguruan tinggi lokal, tetapi hanya berhenti pada penulisan laporan. Permasalahannya adalah, belum ada komunikasi yang efektif dan intensif antara peneliti untuk menyampaikan hasil penelitiannya dengan pihak pemerintah daerah selaku pembuat kebijakan, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.
Dari permasalahan di atas, saya tertantang untuk mencoba menggunakan media Policy Breif sebagai salah satu alternatif media penghubung antara peneliti dengan pembuat kebijakan di daerah (Gubernur, DPRD, Kepala Dinas Kesehatan, Kepada Bappeda), menggantikan media selama ini, yakni dukumen tebal laporan hasil penelitian--yang selama ini jarang disentuh apalagi dibaca oleh pembuat kebijakan.
Terima kasih
Mawardi
Perkenalkan nama saya nurul puspasari. Saya seorang staf di subbag evaluasi dan pelaporan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Saya dan beberapa teman dari Badan Litbangkes diminta oleh Ibu Sekretaris Badan untuk mengikuti pelatihan ini. Menurut saya pelatihan ini cukup penting dan menarik. Selama ini, masih banyak hasil penelitian yang berakhir di jurnal penelitian tanpa dimanfaatkan dengan maksimal, bahkan yang lebih tragis hanya berakhir di laci meja. Di sisi lain, para pemegang kebijakan membuat target, indikator dan program dengan perkiraan atau mungkin kecenderungan pribadi. Sehingga program yang dijalankan belum tentu sesuai dengan yang diperlukan oleh masy atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan pihak yang menghubungkan kedua pihak ini agar kebijakan yang dibuat berdasarkan bukti/data dan hasil penelitian dapat bermanfaat bagi masy secara tidak langsung.
Saya baru pertama kali mengikuti pelatihan online seperti ini. Saya rasa tantangannya ada di masing2 peserta. Perlu komitmen dari diri saya pribadi untuk dpt mematuhi dan mengikuti pelatihan ini dengan fokus. Karena tentu saja kita semua pasti mempunyai aktivitas lain yang dapat membuat kita tdk fokus. Jadual sangat penting sehingga kita dapat mengatur waktu.
Demikian prof yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan. Tkb
Wassalam,
nurul
Prof Laksono Trisnantoro dan rekan2 peserta
di tempat
Assalamualaikum dan selamat pagi
Saya Catur Indah Kusumawati dan posisi saya berada di Subbag Anggaran, Badan Litbangkes, Dalam bayangan saya pelatihan ini dapat memberikan wawasan dan ilmu tentang bagaimana menarik kesimpulan dan memberikan saran dan opsi di bidang Penganggaran Penelitian Badan Litbangkes agar proses penganggaran pada Y-1, tahun berjalan, dan evaluasi tahun berikutnya berjalan sesuai dengan Program Rencana Kinerja Tahunan Badan Litbangkes dan sesuai dengan Renstra Kemenkes. Biaya yang dikeluarkan untuk penelitian sesuai dan bermanfaat. Dan bisa akuntabel (dapat dipercaya dan dijadikan rujukan).
Mohon maaf bila ada kata yang salah. Terimakasih Prof Laksono
Wasalam,
Senang sekali dapat bergabung pada pelatihan ‘blended learning’ ini. Perkenalkan saya, Fury Maulina, dosen FK Universitas Malikussaleh, saat ini sedang pendidikan S2 IKM FK UGM.
Saya tertarik untuk mengembangkan pendidikan public health khususnya bagi mahasiswa pendidikan dokter dengan mengembangkan ‘physician leader’ yang harapannya lulusan pendidikan dokter akan ikut terlibat aktif dalam manajemen (tidak hanya berfokus pada klinis) dan mampu bekerjasama dengan profesi lainnya sehingga berkontribusi dalam mencetak tenaga kesehatan yang sesuai dengan sistem kesehatan di Indonesia. Institusi pendidikan memiliki tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan hal ini. Serta perlu saya sampaikan bahwa kami belum memiliki pusat penelitian kebijakan kesehatan di tempat saya bekerja.
Merupakan hal yang baru bagi saya bergabung dalam pelatihan seperti ini, adanya jadwal akan membantu saya pribadi terpacu dan berusaha menyiapkan tugas sesuai dengan target pelatihan ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan dan terima kasih atas perhatiannya.
Hormat saya,
Fury Maulina
Perkenalkan Saya Yulia Indah. Saya saat ini aktif di Research and Development , CS Foundation.
Saya sangat tertarik pada pelatihan policy brief ini, salah satunya karena saya sbg seorang peneliti di NGO yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Suatu hal yang menantang, dalam menyusun policy brief dari berbagai penelitian keberhasilan program dan akan dibawa ke ranah stakeholder.
Selama ini, kami fokus pada implementasi program di masyarakat (grass root) di seluruh cabang nasional. Sehingga sangat dibutuhkan pembelajaran yang mendalam terkait penyusunan policy brief, mengingat keterkaitan antara peneliti dan pengambil kebijakan.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon bimbingannya Prof. Laksono.
Terima kasih banyak Prof.
Terima kasih sebelumnya karena telah diajak untuk ikut serta dalam pelatihan policy brief ini. Nama saya Defi Monicha, Saya bekerja di Dinas Kesehatan Propinsi DIY. Saat ini sedang pendidikan S2 IKM FK UGM 2014, minat KMPK.
Ketertarikan saya mengikuti pelatihan ini, karena "curiousity" belum diimplementasikannya penelitian-penelitian yang sudah dilakukan selama ini, untuk menjawab masalah-masalah yang ada di dinas kesehatan. Masalah-masalah tetap dibiarkan tanpa pengambilan kebijakan yang nyata secara cepat. Jadi seperti tidak ada hubungan/komunikasi yang jelas antara pembuat keputusan dengan masyarakat, akademisi, dan stakeholder secara transparan. Masing-masing masih berdiri sendiri,lintas sektoral belum terintegrasi maksimal. Tanggung jawab dari semua pihaklah yang mampu membuat kondisi ini, berubah menjadi lebih baik. Selama ini kami masih dengan rutinitas yang sama, tanpa keinginan untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih efektif dan efisien untuk jumlah SDM yang sedikit.
Mohon bimbingannya untuk dapat mengikuti pelatihan seperti ini, karena merupakan hal yang baru bagi saya. Demikian atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Best regard,
Defi Monicha
Assalamu'alaikum.
Saya Ni'mal Baroya, S. KM., M. PH. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Berkenaan dengan motivasi saya mengikuti pelatihan on line ini, pertama ya seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, sebetulnya saya sangat berharap mengikuti pelatihan penulisan policy brief ini sejak persiapan mengkuti FKKI padang, namun saya belum mendapat kesempatan untuk itu. Alhamdulillah ada kesempatan saat ini. Pelatihan ini sangat saya butuhkan dalam rangka kebutuhan saya meningkatkan komunikasi politik dengan pengambil kebijakan di daerah. Setiap tahun sebenarnya saya mendapat kesempatan menulis policy brief bidang Keluarga Berencana dan Kependudukan dari BKKBN Propinsi Jawa Timur, namun karena sebelumnya saya belum mempunyai pengetahuan yang tepat tentang policy brief sehingga hasil tulisan saya masih belum sesuai harapan BKKBN. Padahal, policy brief tersebut sangat ditunggu Bidang Pengendalian Penduduk. Dengan mengikuti pelatihan ini harapan saya kemampuan komunikasi saya melalui tulisan berupa policy brief bisa lebih efektif.
Kedua, beberapa hasil penelitian saya sebetulnya sudah mengarah ke kebijakan sebagai outputnya seperti (Pegurangan stigma dan diskriminasi HIV, pendidikan Kesehatan reproduksi remaja) namun seringkali berhenti di publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal atau prosiding, pihak policy maker belum tentu membacanya, jadi saran2 saya belum sampai kepada mereka. Kalaupun kadang saya bisa berkomuikasi secara lisan itupun hanya terbatas kepada personal yang saya kenal, belum bisa secara struktural dan massif.
Ketiga, Saat ini saya sedang mendapat tugas melakukan evaluasi implementasi program unggulan Kabupaten Banyuwangi tentang Pemenuhan Hak Akte Kelahiran pada Bayi Baru Lahir, yang hasilnya harus bisa dikomunikasikan dan merdampak pada perbaikan implementasinya. Dalam jangka waktu 2 bulan ini harus selesai. Untuk mengkomunikasikan hasil evaluasi tersebut kepada implementor, supaya efektif, tentunya saya berencana merumuskannya dalam policy brief juga yang bisa disampaikan kepada dinas kesehatan, dinas kependudukan dan pencatatan sipil, serta SKPD lain yang terkait.
Demikian Prof. yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika ada tulisan yang kurang berkenan, mohon koreksi.
Terima kasih.
Terimakasih telah mengirim data mengenai motivasi diri dalam mengikuti kegiatan ini. Secara garis besar memang ada beberapa kelompok:
1. Dosen di Universitas
2. Peneliti di Lembaga Penelitian
3. Staf di DInas Kesehatan.
Untuk Staf di DInas Kesehatan memang menarik karena berada di pihak pengambil kebijakan. Hal ini akan dibahas kemudian. Untuk selanjutnya, silahkan melakukan pendalaman materi per hari dan melihat ke Powerpoint dari IDRC.
Selamat bekerja.
Salm