Lunch seminar

reportase

Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM

bekerjasama dengan

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM
Menyelenggarakan Lunch Seminar Mengenai

Agenda Pembangunan Paska MDGs 2015:
Catatan dari the 4th Meeting of High Level Panel of Eminent Persons
Bali, 25 Maret 2013

Ruang Kuliah S3 Gd. Pascasarjana Lantai 2 FK UGM
Selasa, 2 April 2013

  PENGANTAR

Millennium Development Goals (MDGs) merupakan acuan pembangunan global, termasuk pembangunan kesehatan, hingga tahun 2015. Dalam beberapa tahun terakhir ini, diskursus agenda pembangunan global paska 2015 telah semakin menguat. Sekjen PBB, Ban Ki Moon, telah membentuk High Level Panel of Eminent Persons (HLPEP) untuk menyusun formulasi agenda pembangunan global tersebut. HLPEP ini dipimpin oleh tiga kepala negara, termasuk Presiden RI. HLPEP menyusun agenda global melalui empat pertemuan. Pertemuan yang ke-4 (terakhir) telah diselenggarakan di Bali tanggal 25-27 Maret 2013. Pertemuan tersebut diawali dengan pertemuan konsultatif dengan para akademisi dan LSM pada hari pertama. Dalam pertemuan konsultatif tersebut mengerucut isu-isu pokok yang akan direkomendasikan untuk menjadi bagian dari agenda pembangunan global paska 2015

 

   TUJUAN
 

  1. Membahas proses dan hasil pertemuan konsultatif HLPEP, Bali, 25 Maret 2013
  2. Membahas implikasi dari hasil pertemuan konsulltatif HLPEP bagi sektor kesehatan
     

  JADWAL KEGIATAN

Selasa, 2 April 2013

Waktu

Kegiatan

Keterangan

12.00 – 13.00

Lunch Seminar

Agenda Pembangunan Paska MDGs 2015:

Catatan dari the 4th Meeting of High Level Panel of Eminent Persons – Bali, 25 Maret 2013

Download Paper pertemuan di Bali 

yodi-2apr

Narasumber:

Yodi Mahendradhata

Materi presentasi

Moderator:

Tiara Marthias

 

  ARSIP VIDEO PRESENTASI

Reportase Hari 1 sesi 2

Sesi 2 : Linking Social Determinants of Health to Health Policy and Health Research

Sesi kedua berlangsung setelah sesi foto dan istirahat selama 30 menit. Pembicara pertama pada sesi kedua adalah Dr. David R. Gwatkin , USA dengan topik : Is the Social Determinants of Health approach inherently pro-poor?

dr davidDr. David menggambarkan beberapa pendekatan sosial deteminan yang semua outcome-nya adalah perubahan status kesehatan, namun dipertanyakan apakah pendekatan tersebut ditujukan kepada orang miskin (pro-poor)? Beberapa pendekatan SDH yang dipaparkan Dr. David adalah pendekatan tradisional, pendekatan Diderichsen-Rockerfeller 2001, dan pendekatan SDH Commission on Social Determinants of Health 2008. Namun semua pendekatan tersebut dapat dikatakan pro-poor tergantung dari grup populasi yang dituju. Dalam kesimpulannya Dr. David mengidentifikasi beberapa topik area penelitian SDH yang dilakukan oleh para peneliti INDEPTH di Afrika dan Asia.

Materi Silahkan 

 

pascalProf Pascal Allotey dari Malaysia menyajikan : Social sciences as a necessary framework for health research in Asian and African countries

Prof Pascal menggambarkan bagaimana cara membimbing para peneliti dalam melakukan penelitian SDH terutama ketika melakukan analisa terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Contoh yang dipaparkan Prof Pascal adalah analisa terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberikan subsidi gula. Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga disubsidi oleh pemerintah. Akibatnya obesity meningkat tajam di Malaysia. Hasil penelitian terhadap kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah bahwa setiap kebijakan yang diambil akan membawa risiko terhadap SDH yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Materi Silahkan 

 

Bringing evidence on social determinants of into health policy in Africa : Experiences of Equity Watch disampaikan Dr YahyaIpuge, Tanzania

yahyaYahya menggambarkan strategi yang dilakukan Equinet untuk mendukung SDH di Tanzania. Salah satu kegiatan penting Equinet adalah melakukan pengawasan terhadap ekuitas (equity watch) berupa pengumpulan bukti-bukti terkait dengan SDH dan redistribusi sistem kesehatan. Equinet juga melakukan upaya dialog akan temuan-temuan dalam melakukan pengawasan ekuitas, implikasinya terhadap kebijakan serta tindakan yang diambil oleh pemerintah.

Materi Silahkan 

 

Dari Indonesia, Prof Charles Surjadi dari Universitas Atmajaya menyajikan paparan mengenai : “Policy Approaches to Address the Social and Environmental Determinants of Health Inequity in Asia-Pacific”

charlesProf. Charles menggambarkan konsep SDH yang sebenarnya merupakan solusi di luar sektor kesehatan, artinya semua sektor bertanggungjawab terhadap kesehatan. Prof. Charles juga menjelaskan tentang tantangan health equity di Asia Pacifik. Data yang ada dikelompokkan dalam beberapa aksi seperti aksi tentang urbanisasi yang sehat dan seimbang, perlindungan sosial dan penyediaan lapangan kerja yang adil, serta aksi terhadap sistem kesehatan yang berdampak pada ekuitas kesehatan. Dalam penutupnya, Charles menyatakan empat tantangan utama dalam SDH yaitu data, pengetahuan dan ketrampilan, perubahan paradigma, dan kebijakan.

Materi Silahkan 

 

Reportase Hari Pertama

SESSION 1 : Opening Session

INTREC’s First International Stakeholder meeting dimulai Selasa (19/3/2013) di Royal Richester Hotel Accra Ghana. Tema pertemuan yang diangkat kali ini ialah ‘Strengthening research and policy on social determinants of health in low and middle income countries in Asia and Africa‘.

osmanAda sembilan negara terlibat dalam pertemuan ini yaitu Ghana, Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Swedia, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, India, Bangladesh, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Tim Indonesia berasal dari Kementerian Kesehatan, Bappenas, UGM, Lembaga Demografi UI, Universitas Atmajaya dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pertemuan dimulai pukul 9 dengan pengantar yang disampaikan Dr Martin Bangha, dari INDEPTH di Ghana. Selanjutnya diikuti materi pembukaan dengan judul : Welcome and an Overview of INDEPTH oleh Prof. Osman Sankoh, Executive Director INDEPTH, Ghana. Prof Osman menerangkan mengenai organisasi INDEPTH yang menjadi tuan rumah kegiatan ini.

Materi silahkan 


Penjelasan mengenai INTREC dilakukan oleh Prof Peter Byass, Sweden dengan judul Welcome and an Overview of INTREC : Why, what, who and how?

peterPeter Byass menggambarkan INTREC adalah sebuah aksi yang didanai oleh European Community untuk mengembangkan kemampuan melakukan penelitian mengenai kesehatan dan determinan sosialnya di negara-negara berpendapatan menengah dan rendah.

Kegiatan kedua membahas penentuan International Advisory Group dimana Prof Charles Surjadi dari Indonesia menjadi salah satu anggota. Kegiatan ketiga adalah launching dua tempat pelatihan INTREC yaitu di INDEPTH Ghana dan Indonesia atau di Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran UGM. Kegiatan keempat ialah pengembangan pelatihan. Kegiatan kelima yaitu mencoba aktivitas pelatihan. Kegiatan keenam adalah penyebarluasan.

Materi silahkan 

 

margaretDr. Margaret Gyapong, Director, Dodowa Health Research Centre, Leader, INDEPTH Social Science Research WG menyajikan makalah dengan judul Emerging issues as regards to social determinants of health in the INDEPTH Network and the potential contribution of INTREC

Untuk itu diperlukan peningkatan kemampuan melakukan penelitian sosial di peneliti INDEPTH yang diperoleh melalui kuesioner. Banyak lembaga penelitian INDEPTH yang telah menjalankan penelitian sosial. Kemampuan sudah baik namun perlu ada penambahan kemampuan.

Materi silahkan 

 

berkmanDari Harvard University, melalui Video Prof Lisa Berkman menyajikan presentasi dengan judul “The Social Determinants of Health approach and its implications for global health research and policy”.

Prof Berkman menggambarkan berbagai perkembangan demografi yang menggambarkan perubahan besar dalam sektor kesehatan.Perkembangan kota-kota besar, peningkatan penyakit-penyakit tidak menular, sampai perubahan pola demografi yang mempengaruhi struktur masyarakat.

 

SESSION 2 : Linking social determinants of health,
to health policy and health research

Sesi 2 : Linking Social Determinants of Health to Health Policy and Health Research

Sesi kedua berlangsung setelah sesi foto dan istirahat selama 30 menit. Pembicara pertama pada sesi kedua adalah Dr. David R. Gwatkin , USA dengan topik : Is the Social Determinants of Health approach inherently pro-poor?

dr davidDr. David menggambarkan beberapa pendekatan sosial deteminan yang semua outcome-nya adalah perubahan status kesehatan, namun dipertanyakan apakah pendekatan tersebut ditujukan kepada orang miskin (pro-poor)? Beberapa pendekatan SDH yang dipaparkan Dr. David adalah pendekatan tradisional, pendekatan Diderichsen-Rockerfeller 2001, dan pendekatan SDH Commission on Social Determinants of Health 2008. Namun semua pendekatan tersebut dapat dikatakan pro-poor tergantung dari grup populasi yang dituju. Dalam kesimpulannya Dr. David mengidentifikasi beberapa topik area penelitian SDH yang dilakukan oleh para peneliti INDEPTH di Afrika dan Asia.

Materi Silahkan 

 

pascalProf Pascal Allotey dari Malaysia menyajikan : Social sciences as a necessary framework for health research in Asian and African countries

Prof Pascal menggambarkan bagaimana cara membimbing para peneliti dalam melakukan penelitian SDH terutama ketika melakukan analisa terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Contoh yang dipaparkan Prof Pascal adalah analisa terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberikan subsidi gula. Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga disubsidi oleh pemerintah. Akibatnya obesity meningkat tajam di Malaysia. Hasil penelitian terhadap kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah bahwa setiap kebijakan yang diambil akan membawa risiko terhadap SDH yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Materi Silahkan 

 

Bringing evidence on social determinants of into health policy in Africa : Experiences of Equity Watch disampaikan Dr YahyaIpuge, Tanzania

yahyaYahya menggambarkan strategi yang dilakukan Equinet untuk mendukung SDH di Tanzania. Salah satu kegiatan penting Equinet adalah melakukan pengawasan terhadap ekuitas (equity watch) berupa pengumpulan bukti-bukti terkait dengan SDH dan redistribusi sistem kesehatan. Equinet juga melakukan upaya dialog akan temuan-temuan dalam melakukan pengawasan ekuitas, implikasinya terhadap kebijakan serta tindakan yang diambil oleh pemerintah.

Materi Silahkan 

 

Dari Indonesia, Prof Charles Surjadi dari Universitas Atmajaya menyajikan paparan mengenai : “Policy Approaches to Address the Social and Environmental Determinants of Health Inequity in Asia-Pacific”

charlesProf. Charles menggambarkan konsep SDH yang sebenarnya merupakan solusi di luar sektor kesehatan, artinya semua sektor bertanggungjawab terhadap kesehatan. Prof. Charles juga menjelaskan tentang tantangan health equity di Asia Pacifik. Data yang ada dikelompokkan dalam beberapa aksi seperti aksi tentang urbanisasi yang sehat dan seimbang, perlindungan sosial dan penyediaan lapangan kerja yang adil, serta aksi terhadap sistem kesehatan yang berdampak pada ekuitas kesehatan. Dalam penutupnya, Charles menyatakan empat tantangan utama dalam SDH yaitu data, pengetahuan dan ketrampilan, perubahan paradigma, dan kebijakan.

Materi Silahkan 

 

coba

Conference Programme Committee:

 

 

 

 

 

 

 

 .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

klikkkkkkk

 

Dr Joke Haafkens, University of Amsterdam; Dr Martin Bangha, INDEPTH, Ghana; Dr Raman Preet, Umeå University, Sweden; Dr Heribert Ramroth, Heidelberg University; Germany; Dr Anna Mirny, Harvard University, USA; Prof. Dr Laksono Trisnanotoro, Gadjah Mada University, Indonesia.

Conference Local Organization Committee:

INDEPTH, Ghana (Dr Martin Bangha, Mrs. Beatrice Yeboah, Mr. Peter Asiedu, Ms. Berlinda Azanu, Mr. Francis Ameni)

Conference Programme Committee:

Dr Joke Haafkens, University of Amsterdam; Dr Martin Bangha, INDEPTH, Ghana; Dr Raman Preet, Umeå University, Sweden; Dr Heribert Ramroth, Heidelberg University; Germany; Dr Anna Mirny, Harvard University, USA; Prof. Dr Laksono Trisnanotoro, Gadjah Mada University, Indonesia.

Conference Local Organization Committee:

INDEPTH, Ghana (Dr Martin Bangha, Mrs. Beatrice Yeboah, Mr. Peter Asiedu, Ms. Berlinda Azanu, Mr. Francis Ameni)

INTREC’s FIRST INTERNATIONAL STAKEHOLDER MEETING – Day II

INTREC’s FIRST INTERNATIONAL STAKEHOLDER MEETING

PROVISIONAL PROGRAMME

19-21 March, 2013
Royal Richester Hotel
5 Richester Lane, East Legon, Accra 00233, Ghana

Theme :

Strengthening research and policy on social determinants of health
in low and middle income countries in Asia and Africa

General arrivals: Monday 18 March 2013
Departures: Thursday 21 March 2013

  hari2

 

Wednesday 20 March 2013

09.00-10.30

Session 4: What we learned from research on social determinants of health in Africa and Asia

Chair: INDEPTH Senior Scientist (to be announced)

09.00-09.20

Africa: INDEPTH studies on adult health and aging

Asia: Indonesian studies on smoking and the

To be announced

Rapporteur: to be announced

09.20-09.50

ramifications of fiscal and community strategies for implementing anti-smoking policies.

Europe: What the Amsterdam Institute of Social Science Research learned about conducting

Prof Laksono Trinantoro

Prof. Abdillah Ahsan and Prof. Yayi Suryo Probandari

09.50-10.10

research on SDH in Africa and Asia SDH from > 10 completed PHD studies

Prof. Anita Hardon, Netherlands

10.10-10.30

Discussion

10.30- 11.00

Session 5: The INTREC training programs

Chair Dr. Heribert Ramroth, Germany

10.30-11.00

Introducing a proposal for future INTREC training programs: audiences, possible topics, when and how will they be taught

Dr. Anna Mirny, USA

Rapportuer: To be announced

11.00-11.30

Health break

11.30-12.30

Session 5 continued

 

Chair: Dr Heribert Ramroth, Germany

11.30-12.15

Group discussions commenting on the proposed INTREC training programs

12.15-12.30

Reporting back on discussions

12.30-13.30

Lunch

13.30-14.15

Session 6: Strengthening the link between research and policy to address social determinants of health in Africa and Asia

Prof Peter Byass, Sweden

13.30-14.15

Panel Discussion: What about the research-policy link?

Panel to be selected from representatives from 7 sage countries

14.15-15.00

Closing Session

Chair: Dr Joke Haafkens, Netherlands

Komunikasi Data Elektronik dalam Skema BPJS Kesehatan

Dalam Rangka Annual Scientific Meeting 2013
Fakultas Kedokteran UGM

Komisariat Kagama FK UGM

Kelompok Kerja Informatika Biomedis
bekerjasama dengan

Pusat Kajian Informatika Biomedis FK UGM
Menyelenggarakan Seminar Mengenai :

Komunikasi Data Elektronik dalam Skema BPJS Kesehatan

Auditorium II Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Selasa, 19 Maret 2013

 PENGANTAR

Tantangan dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) sangatlah besar, diantaranya dalam pengembangan sistem pembiayaan, paket manfaat, fasilitas pelayanan kesehatan, dukungan perundang-undangan yang tepat dan didukung sumber daya manusia yang memadai.

Pelayanan kesehatan pada tahap UHC memerlukan dukungan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, termasuk dukungan teknologi informasi yang mencukupi baik jenis dan mutunya. Karena itu, sistem informasi SDM Kesehatan penting untuk dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK), untuk menyediakan data dan informasi yang reliable, akurat, tepat waktu, dan dapat diakses oleh semua stakeholder.

Di dalam road map BPJS dan peraturan perundangan yang ada, sistem informasi menjadi salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan UHC di Indonesia. Namun, demikian exercise nyata terkait penggunaan sistem informasi kesehatan dalam mengakomodasi kebutuhan UHC di Indonesia sangat terbatas. Sebut saja pengalaman Kartu Jakarta Sehat di Jakarta dan Sistem Jaminan Sosial di Yogyakarta. Dari pengalaman tersebut salah satu kunci pentingnya adalah mekanisme gatekeeper yang baik serta komunikasi antar Penyedia Pelayanan Kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, dll) baik dalam bentuk klaim maupun rujukan pasien.

Untuk menjawab kebutuhan komunikasi data tersebut, Pusat Kajian Informatika Biomedis melalui Pokja Informatika Biomedis berupaya untuk menunjukkan skema komunikasi data elektronik dalam bentuk sebuah seminar dan simulasi komunikasi data elektronik dalam skema BPJS, untuk menjawab beberapa rekomendasi yang telah dimunculkan pada kegiatan-kegiatan sebelumnya. Agenda utama kegiatan ini adalah SEMINAR, SIMULASI KOMUNIKASI DATA ELEKTRONIK, dan PAMERAN berbagai hal yang terkait dengan sistem informasi khususnya di bidang kesehatan.

  TUJUAN

  1. Menindaklanjuti rekomendasi group IT dalam pertemuan nasional jaminan kesehatan tahun 2012
  2. Menyamakan persepsi terhadap penggunaan standar pada skema komunikasi data lintas stakeholders
  3. Memperkuat rekomendasi penggunaan IT pada Skema UHC sebelumnya untuk dapat ditindaklanjuti pada pertemuan berikutnya
  4. Memperkuat jejaring pengembangan sistem informasi dalam mendukung UHC di Indonesia
     

  JADWAL KEGIATAN

 

Selasa, 19 Maret 2013

07.30-08.00

Registrasi Ulang Peserta

08.00-08.30

Sambutan Ketua Panitia: dr. Guardian YS, MHlthInfo

Sambutan dan Pembukaan Acara oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM: Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, SpB(K)Onk

08.30-10.00

Sesi 1. Diskusi Panel “Berbagai skenario perubahan Sistem informasi Fasilitas Kesehatan dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

19mar-sesi1

Skenario Perubahan Sistem Informasi Rumah Sakit

(drg. Isti Indiyani, MM)

Skenario Perubahan Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas

(Haryanto, SKM,  M.Kes)

Memfasilitasi Klinik dan Praktik Pribadi dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

(dr. Guardian YS, MHlthInfo)

Moderator:

dr. Agus Mutamakin

10.00-10.30

Coffee Break

 

Sesi 2. Diskusi Panel “Standar Sistem Informasi Untuk UHC”

19mar-sesi22

10.30-12.00

Potensi E-KTP sebagai identitas unik kepesertaan jaminan kesehatan

(Gamarya Sabarling, Kasie Pengembangan Infrastruktur Adminduk, Kemendagri)

Sistem Informasi Kepesertaan, Klaim dan Jaminan Kesehatan

(drg. Pembayun Setyaning Astuti, MKes)

Kesiapan Sistem Informasi Rumah Sakit untuk Jaminan Kesehatan Semesta

(dr. Agus Mutamakin)

Moderator:

Surahyo Sumarsono B.Eng, M.Eng

12.00-13.00

ISHOMA

13.00-15.00

Sesi 3. “Simulasi Komunikasi Data Elektronik”

19mar-sesi3

Pengantar Simulasi Komunikasi Data Elektronik (dr. Guardian YS, MHlthInfo)

Simulasi Sistem Informasi Kepesertaan antara Rumah Sakit dan dinas Kesehatan

(Gitandi Nadzari)

Simulasi Sistem Informasi Puskesmas dan Rujukan (Albert Pratama)

Simulasi C-Care: Sistem Informasi Praktik Dokter (Sunandar Harriyanto)

15.00-Selesai

Penutupan dan Coffee Break

 

FASILITAS SEMINAR
 

  1. Gratis aplikasi praktik dokter pribadi yang juga dapat didownload di link berikut C-Care
  2. Sertifikat dengan 12 SKP IDI

 

INTREC’s FIRST INTERNATIONAL STAKEHOLDER MEETING

hari1

INTREC’s FIRST INTERNATIONAL STAKEHOLDER MEETING

PROVISIONAL PROGRAMME

19-21 March, 2013
Royal Richester Hotel
5 Richester Lane, East Legon, Accra 00233, Ghana

Theme :

Strengthening research and policy on social determinants of health
in low and middle income countries in Asia and Africa

General arrivals: Monday 18 March 2013
Departures: Thursday 21 March 2013

hari1  

 

Tuesday 19 March 2013

Time

Title

Speaker/Convenor

Chair/Rapporteur

07.00-8.45

09:00-09.30

Session 1: Opening Session 

 

Chair: Dr Martin Bangha, INDEPTH

09.00-09.20

Welcome and an Overview of INDEPTH

Prof. Osman Sankoh, Executive Director INDEPTH, Ghana

Rapporteur:

09.20-09.40

Welcome and an Overview of INTREC: Why, what, who and how?

Prof Peter Byass, Sweden

09.40-10.10

Emerging issues as regards to social determinants of health in the INDEPTH Network and the potential contribution of INTREC

Dr. Margaret Gyapong, Director, Dodowa Health Research Centre, Leader, INDEPTH Social Science Research WG

10.10-10.40

The Social Determinants of Health approach and its implications for global health research and policy

Prof Lisa Berkman, USA (video)

10.40-11.00

Discussion

11:00-11.30

Group Photo Session and Health Break

11.30-13.15

Session 2: Linking social determinants of health, to health policy and health research

Chair: Prof Laksono Trisnantoro, Indonesia

11.00-11.25

Is the Social Determinants of Health approach inherently pro-poor?

Dr. David R. Gwatkin , USA

Rapporteur: Dr Anna Mirny

11.25-11.50

Social sciences as a necessary framework for health research in Asian and African countries

Prof. Pascal Allotey, Malaysia

11.50-12.15

Bringing evidence on social determinants of into health policy in Africa : Experiences of Equity Watch

Dr Yahya Ipuge, Tanzania

12.15-12.40

Policy Approaches to Address the Social and Environmental Determinants of Health Inequity in Asia-Pacific”

Prof Charles Surjadi, Indonesia

12.40-13.15

Discussion with speakers panel

All participants

13.15-14.15

Lunch break

14.15-16.00

Session 3: Situation analysis of SDH training and policy

 

Chair: Dr Karen Hofman, Soth Africa

14.15-14.25

Methodology

Dr. John Kinsman, Sweden

Rapporteur: Dr Raman Preet, Sweden

14.25-14.35

Country report Ghana

Dr. Sheila Addei, Ghana

14.35-14.45

Country report Tanzania

Dr. Rose Kalage, Tanzania

14.45-14.55

Country report South Africa

Dr. Mandy Maredza, South Africa

14.55-15.05

Country report Bangladesh

Dr. Nazmun Nahar, Bangladesh

15.05-15.15

Country report India

Dr. Diana Kekan, India

15.15-15.25

Country report Indonesia

Dr. Dwidjo Susilo, Indonesia

15.25-15.35

Country report Vietnam

Dr. Phuong Tran, Vietnam

15.35-16.00

Training needs analysis among INDEPTH Scientists

Dr. Joke Haafkens, Netherlands

16.00-16.30

Health Break

16.30-17.30

Session 3 continued:

 

Chair: Dr. Karen Hofman, South Africa

16.30-16.45

Recommendations from situation analysis in seven countries

Dr. John Kinsman, Sweden

Rapporteur: Dr Raman Preet, Sweden

16.45-17.20

Panel discussion about INTREC situation analysis with national stakeholders and INDEPTH scientists

Theme: Do you recognize the issues and recommendations identified through the situation analysis?

Panellists: INDEPTH scientists and national stakeholders from 7 countries

17.20- 17.25

Conclusion

17.25-17.30

Announcements conference organizers

19.30

Conference dinner

 

Conference Programme Committee:

Dr Joke Haafkens, University of Amsterdam; Dr Martin Bangha, INDEPTH, Ghana; Dr Raman Preet, Umeå University, Sweden; Dr Heribert Ramroth, Heidelberg University; Germany; Dr Anna Mirny, Harvard University, USA; Prof. Dr Laksono Trisnanotoro, Gadjah Mada University, Indonesia.

Conference Local Organization Committee:

INDEPTH, Ghana (Dr Martin Bangha, Mrs. Beatrice Yeboah, Mr. Peter Asiedu, Ms. Berlinda Azanu, Mr. Francis Ameni)

Diskusi Bulanan PKMK – 27 Maret 2013

Diskusi Bulanan tahun 2013
Pembahasan Artikel Kebijakan dan Manajemen

Kelompok Kerja Kebijakan dan Manajemen Fakultas Kedokteran UGM

(Pukul 09.00 – 10.30 WIB)

  Pengantar

Perkembangan topik dan metode penelitian manajemen berjalan dengan sangat pesat. Perkembangan ini perlu diikuti dengan cara melakukan pembahasan terhadap artikel-artikel kebijakan dan manajemen. Kegiatan ini sangat penting untuk pengembangan kapasitas para dosen, peneliti, dan konsultan yang tergabung pada kelompok kerja Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM serta peminat lain. Kegiatan dilakukan sebulan sekali pada hari Kamis, di pertengahan bulan berjalan. Kegiatan akan dipancarkan melalui audiostreaming sehingga para peserta yang berada di luar Yogyakarta dapat mengikutinya.

 

  Tujuan
 

  1. Membahas perkembangan topik yang menarik dalam kebijakan dan manajemen kesehatan
  2. Membahas metode penelitian , pelatihan, dan konsultasi, yang dipergunakan di berbagai penelitian kebijakan dan manajemen
  3. Menjadi forum untuk pengembangan kemampuan diri untuk para konsultan, peneliti, dan dosen di kelompok kerja kebijakan dan manajemen kesehatan;
  4. Mengembangkan forum komunikasi antara dosen, peneliti, dan konsultan dalam kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan.

 

  Jadwal Acara dan Topik
 

Diskusi Bulanan PKMK 27 Maret 2013

Topik

Konsep-konsep terkait

Makalah yang ditelaah

Fasilitator

 

Conjoint analysis

 

Diagnostic analysis, Tailored implementation

Murti, B. Penerapan Analisis Konjoin untuk Kebijakan Asuransi Kesehatan

Hanbury, A., dkk. (2012). Challenges in identifying barriers to adoption in a theory-based implementation study: lessons for future implementation studies BMC Health Services Research 12:422 (23 November 2012) Provisional PDF

Provisional PDF

Rossi Sanusi

Bhisma Murti

Presentasi Conjoint Analysis

 

video camera  Arsip Video Presentasi
 

Audio Streaming

Diskusi Bulanan Tahun 2013

Pembahasan Artikel Kebijakan dan Manajemen
Kelompok Kerja Kebijakan dan Manajemen Fakultas Kedokteran UGM

23 Juli 2013

 

Get the Flash Player to see this player.




PETUNJUK AUDIO STREAMING :

  1. Silahkan menggunakan headset / speaker untuk kualitas suara yang lebih baik.
  2. Sampaikan pertanyaan atau pendapat Anda melalui sms di 081391425729
  3. Apabila anda mengalami masalah dalam akses video streaming silahkan anda menghubungi (0274) 580442 (Yulis)

 

Laporan Program Pengembangan Metode Penelitian Kebijakan dan Pelaksanaannya (2012-2013)

Situasi status kesehatan di Indonesia saat ini masih mempunyai berbagai tantangan berat. Ada masalah dengan pemerataan, perencanaan kesehatan yang tidak tepat sasaran, pelaksanaan yang terdesak waktu, belum baiknya kesinambungan dan integrasi antara program kesehatan. Secara geografis masih terdapat ketimpangan antar regional dalam pelayanan kesehatan. Sementara itu di tahun 2014 program BPJS akan berjalan dengan asumsi sudah terjadi pemerataan pelayanan kesehatan.

Sementara itu, kecenderungan regionalisasi dan desentralisasi sistem kesehatan semakin meningkat. Berbagai peraturan baru telah mengatur kebijakan regionalisasi dan desentralisasi. Konsekuensinya, kebijakan di pusat dan daerah harus sambung, tidak boleh terfragmentasi. Di sisi lain, masih ada kekurangan pemahaman mengenai kebutuhan penelitian yang dapat meningkatkan efektifisan pengambilan kebijakan. Dalam dekade 2000an ini berbagai kebijakan nasional dan regional tentang kesehatan terlihat ditetapkan tanpa masukan penelitian.

Sejarah mencatat bahwa beberapa kebijakan besar dilakukan tanpa didahului, didampingi, dan dievaluasi oleh penelitian. Akibatnya, saat ini terjadi kekurangan peneliti dan juga dana penelitian menjadi tidak terperhatikan. Lebih jauh lagi metode penelitian kebijakan kesehatan menjadi tidak terperhatikan.

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan saat ini sedang mengembangkan suatu program pengembangan metode penelitian kebijakan kesehatan di Indonesia agar berkompeten dalam merencanakan, melaksanakan serta melakukan advokasi penelitian kebijakan kesehatan berbasis metodologi yang tepat. Tujuan dan manfaat dari pengembangan program ini adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam metode penelitian kebijakan sejak dari menyusun proposal, melaksanakan penelitian kebijakan dan menuliskan hasil serta kemampuan dalam menganalisis, penyebaran hasil penelitan dan advocacy kebijakan kesehatan.

Program ini sendiri telah berjalan selama tiga angkatan yang telah dimulai sejak bulan Juni 2012, yaitu :

Angkatan I    : Juni – September 2012 dengan total peserta 118 peserta
Angkatan II   : September – November 2012 dengan total peserta 74 peserta
Angkatan III  : November 2012 – Januari 2013 dengan total peserta 65 peserta

Saat ini masih dikembangkan untuk angkatan IV dengan fokus pada Kebijakan Medik.

Berdasarkan hasil seleksi pada tiap angkatan, telah terpilih 5-6 pemenang dari masing-masing angkatan. Berikut ini adalah kemajuan dari penelitian tersebut :

  1. ANGKATAN I

    No

    Judul Penelitian

    1

    Kebijakan Pengadaan Dokter Spesialis Kaitannya Dengan Kemudahan Geografis Di Kota Pasuruhan

    2

    Kebijakan dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sampang

    3

    Analisis Kebijakan Jaminan Persalinan Dalam Meningkatkan Persalinan Tenaga Kesehatan

    4

    Kebijakan Pelaksanaan Pemeriksaan Dini Defisiensi Enzim G6PD Sebelum Mendapatkan Terapi Malaria Dapat Menurunkan Angka Keguguran, Kematian Ibu dan Anak Serta Anemia di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

    5

    Kebijakan Jaminan Persalinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Kasus 5 Kabupaten / kotamadya Yogyakarta) tahun 2012

     

  2. ANGKATAN II

    No

    Judul

    1

    Desentralisasi dan Pengambilan Keputusan (Decision Space, Kapasitas Institusi dan Akuntabilitas) di  propinsi Jawa Barat

    2

    Dukungan Anggota Legislatif terhadap Perda KTR Kota Medan

    3

    Kebijakan Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di Industri Plywood Samarinda Kalimantan Timur.

    4

    Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta menyambut Universal Health Covarage

    5

    Studi kebijakan penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Padang Panjang Tahun 2012

    6

    Studi Kebijakan Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan daerah di Kota Padang Tahun 2013

     

  3. ANGKATAN III

    No

    Judul

    1

    Pengaruh Kepemilikan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Terhadap Status Kelahiran dan Kejadian Stunting Baduta Indonesia (Analisa Data IFLS 1993-2007)

    2

    Analisis Kebijakan Jaminan Kesehatan Kota Bengkulu Dalam Upaya Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan di Puskesmas

    3

    Analisis Kebijakan Mengenai Merokok di Kota Makassar

    4

    Implementasi Kebijakan BOK Tingkat Puskesmas di Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan 2012 (Studi Kasus di Kabupaten Sabu Raijua)

    5

    Perancangan dan Penyusunan Naskah Akademik Untuk Kebijakan Pengangkatan, Penempatan dan Pemberhentian Dokter Spesialis di RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu


    Silakan klik pada judul penelitian tersebut untuk melihat progress report masing-masing penelitian.