laporan hari II

 

Laporan Hari I  Laporan Hari II  Laporan Hari III 

 

Forum Internasional mengenai Quality and Safety di Paris
Rabu sampai dengan Jumat, 17 – 20 April 2012.

Hari kedua dimulai dengan paparan keynote speaker. Dalam keynote ini isu yang masih relatif baru mengenai pathways dibahas dalam konteks pengalaman di Perancis. Hal ini menarik karena ternyata di negara majupun Pathways masih menjadi isu baru yang harus terus dimonitor pelaksanaannya
Pembicaranya adalah Jean-Luc Harausseau Chariman, French National Authority for Health, dengan judul: Apakah pathways perlu dalam masa sulit ini?

hari2Jean Luc mengawali presentasinya dengan menggunakan integrated care sebagai dasar pathways, prinsip-prinsip tentang kesinambungan pelayanan dan integrated care. Disebutkan bahwa banyak teori tentang Pathways namun jarang yang membahas bagaimana cara melakukan pathways ini.

Problem yang ditemui dalam pelaksanaan di sebuah daerah di Perancis adalah bahwa pathways ini ternyata sulit dipergunakan di daerah karena ada yang tidak cocok dengan local needs. Hal ini penting karena merupakan temuan penting dalam evaluasi pelaksanaan pathways yang disusun oleh para pakar.

Di Perancis pathways terutama dilakukan untuk proses penanganan masalah-masalah kronis. Pathways diberikan sampai ke dokter umum. Kegiatan evaluasi bertujuan menilai pelaksanaan dan diseminasi pathways di seluruh Perancis. Dalam evaluasi ini dinilai pula dampak klinik. Indikator yang dinilai antara lain keberhasilan mengurangi penundaan penanganan medik, rujukan ke unit neurovaskuler, penurunan tekanan darah, dan sebagainya.

Pelajaran yang didapat dari pengalaman sebuah daerah di Perancis menerapkan pathways adalah: harus ada dasar jelas, mempunyai visi yang tegas mengenai apa yang akan diperoleh, diperlukan adaptasi regional. Dan perlu ada indikator klinik. Sebagai catatan akhir adalah bahwa suksesnya pelaksanaan di sebuah daerah belum tentu seluruhnya baik di tingkat nasional.

Mengapa: Masih ada dokter yang enggan untuk berubah, cara pembayaran tidak jelas, bulti penghematan anggaran juga tidak jelas, belum adanya electronic medical record, masih kurang adaptasi lokal dan pathways belum dikelola sebagai ilmu yang dinamis. Kedepannya perlu banyak tool, advokasi di level nasional, dan perlunya keterlibatan spesialis dan kepemimpinannya.

Refleksi ke Indonesia adalah apakah perjalanan pathways yang ada saat ini sudah pernah dievaluasi oleh pihak yang independen. Apabila di Perancis sebagai negara maju masih banyak masalah, logikanya di Indonesia masalah penyusunan sampai pelaksanaan pathways lebih besar lagi. Atau mungkin logika ini tidak berlaku; dI Indonesia lebih baik. Namun diharapkan model evaluasi ini diPerancis dapat diterapkan di Indonesia sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaannya berjalan baik atau tidak.

Setelah keynote speaker, saya memilih sesi dengan jalur Workforce and Culture serta Leadership. Pertemuan ini menarik dan sangat luas karena mempunyai 9 jalur yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan. Pemilihan jalur ini dilakukan dengan cara mengirimkan email sebelumnya. Dengan demikian semua peserta sudah mempunyai semacam rencana pribadi. Sembilan jalur yang ada adalah:

  1. Safe and reliable care
  2. Better value and Lower Cost
  3. Clinical Improvement
  4. Transformational Change
  5. Workforce and Culture
  6. Patient engagement
  7. Leadership
  8. Primary Care
  9. Technology for Improvement.

Judul topik terpilih adalah Peningkatan Kapasitas Kelembagaan yang terkait dengan Regulasi sistem kesehatan dan Budaya Organisasi dalam hubungannya dengan mutu klinik.
Sesi ini membahas bagaimana sistem mutu dilakukan di Perancis dan di Swedia yang disampaikan oleh Phillipe Michel, Goran Henriks, dan Nicole Klein.

Di Perancis sebuah UU baru diterapkan di tahun 2009 yang mengatur adanya sebuah otoritas daerah yang mengawasi mengawasi mutu pelayanan kesehatan. UU ini diterapkan karena

Self-regulasi oleh asosiasi profesi saat itu dipandang tidak cukup. Hal ini memang merupakan masalah klasik di mana-mana dimana para doter tidak begitu suka diawasi pihak lain. UU baru di tahun 2009 ini mewajibkan bagaimana melakukan perubahan sistem jaga mutu di regional. Contoh adalah sistem laporan adverse event dan pengembangan edukasi untuk pasien

Ada 3 skenario berjalannya UU Ini : (1) Ada agensi untuk regulasi regional dengan model bekerja pengawasan oleh sendiri; (2) Mengembangkan berbagai lembaga pengembangan yang independen namun bekerjasama erat dengan otoritas daerah yang mencakup jaminan mutu, safety, infeksi rs, produk kesehatan, dan sistem informasi; (3) mengembangkan lembaga independen dengan semua kegiatan di atas menjadi satu pengelolaan.

Di Swedia juga dikembangkan tata kelola untuk Quality-safety di kesehatan. Ada berbagai kegiatan menarik yang dilakukan, antara lain: Ada perbandingan terbuka antar rumahsakit dengan menggunakan model benchmarking. Kegiatan ini bekerjasama dengan perguruan tinggi. Penggunaan Evidece Based Medicine sampai National-E Health. Tantangan model tata kelola di Swedia adalah bagaimana berbagai lembaga independent dapat bekerja bersama.

Refleksi untuk Indonesia. Menarik bahwa fungsi pengawasan rumahsakit berusaha di daerahkan. Kegiatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Masalah yang dihadapi di Indonesia adalah bagaimana kemampuan Dinas Kesehatan propinsi dan kabupaten untuk melakukan pengawasan mutu dan bagaimana lembaga-lembaga independen dapat dikembangkan di daerah. Tantangan ini tidak mudah dan membutuhkan kebijakan pusat dan daerah yang didukung oleh komitmen tinggi termasuk pendanaan. Jika tidak dilakukan maka dapat dikatakan bahwa di Indonesia balum ada sistem jaga mutu. Artinya adalah menjadi pasien di rumahsakit merupakan pilihan yang mempunyai risiko.

Setelah sesi pengawasan sistem dalam tingkat regional, pembicara beralih ke aspek manajemen RS yang terpengaruh oleh iklim dan budaya organisasi.

Pembicara di sesi ini adalah Matthieu SIBE
Dari Research Group of Economics and Management in Public Health ISPED-Bordeaux University. Pokok-pokok pembicaraan mengenai perilaku bekerja, Organization Culture. Dalam sesi ini dibahas hasil penelitian mengenai hubungan antara middle management dengan Quality of Care movement dengan berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain: Individual,Patient, and Contextual factor.

Penelitian ini mempunyai dasar pemikiran bahwa situasi rumahsakit yang dipengaruhi oleh manajemen (Managerial Organizational Context , MOC) akan mempengaruhi Quality of Care. Penelitian ini melibatkan pemahaman arti

Budaya organisasi dari Schein yang mencakup Beliefs and value sebuah organisasi, serta Climate (the mood of organization). MOC diukur dari berbagai segi antara lain: Organizational Support, Decision making process, Autonomy, Nursing doctor relationship, Nursing-nursing relationship, Conflict mangamenet, Intention to leave, Job satisfation, Implication, sampai adanya Burnt out karyawan.

Situasi MOC ini dihubungkan dengan faktor individu dan kepatuhan pada guideline melalui penggambaran situasi klinik di beberapa sektor seperti manajemen cardiac failure, diabetes, dan nyeri. Sebagai kesimpulan disebutkan bahwa ada berbagai faktor penting yang mempengaruhi quality of care antara lain: faktor informatika, faktor manusida dan individu, dan kemampuan manajemen. DI dalam kemampuan manajemen ini mencakup support dari hirarki manajer dan adanya team-work yang baik.

Refleksi untuk Indonesia. Sesi ini menunjukkan eratnya hubungan antara pelayanan klinik dan ilmu-ilmu manajemen. Dalam hal ini mutu pelayanan merupakan pertemuan antara domain ilmu klinik dan ilmu kesehatan masyarakat khususnya kebijakan dan manajemen. Hal ini penting ditekankan karena banyak perguruan tinggi kedokteran-kesehatan di Indonesia yang tidak mempunyai kerjasama erat antara dosen/peneliti kedokteran klinis dengan kesehatan masyarakat. Diharapkan di masa mendatang semakin banyak kerjasama antara kesehatan masyarakat dengan klinik.

Sesi siang sampai sore diisi dengan workshhop kebijakan tentang Strategi Pengembangan Nasional dalam meningkatkan mutu pelayanan. Workshop ini dipimpin oleh M Rashad Massoud, Project Director, USAID Health Care Improvement Project. Workshop ini membahas mengenai pentingnya pengembangan mutu pelayanan dilakukan sejak di level nasional. Dalam workshop ditekankan mengenai kepemimpinan nasional untuk pengembanan mutu dimana Kementerian Kesehatan diharapkan ada unit yang menanggung-jawabi. Hal ini terlihat di Inggris dimana pengembangan mutu sangat kuat dikembangkan oleh NHS, Hal ini terjadi di Scotland, sementara di Amerika Serikat tidak terlalu terlihat. Dalam konteks refleksi untuk Indonesia, memang saat ini belum jelas unit mana di Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas untuk mengembangkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini perlu dikembangkan di Indonesia.

Refleksi keseluruhan hari ini:

Berbagai inovasi dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak dapat dipisahkan dari kebijakan yang mendukung, manajemen yang baik, dan komitmen para pelaku. Dalam konteks komitmen pelaku, pengembangan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia perlu untuk lebih memperhatikan cara pandang, budaya organisasi dan berbagai komponen yang sering terlupakan saat melakukan perubahan. Ada baiknya dilakukan studi sosiologis dan antropologis mengenai komitmen pelaku pelayanan kesehatan dan pengambilan kebijakan mengenai peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Forum Internasional mengenai Quality and Safety

 

Laporan Hari I  Laporan Hari II  Laporan Hari III 

 

Mengikuti Forum Internasional mengenai Quality and Safety di Paris
Rabu sampai dengan Jumat, 17 – 20 April 2012.

Pelapor: Laksono Trisnantoro

Pengantar
Laporan ini ditulis secara harian dengan menggunakan perspektif apa yang terjadi di Indonesia dalam konteks perkembangan ilmu di pertemuan tersebut. Metode penulisan melalui refleksi materi yang ada di pertemuan, dalam konteks keadaan di Indonesia. Refleksi ini bersifat subyektif.

Pada hari Rabu tanggal 18 April 2012, Pertemuan ke 17 International Forum on Quality and Safety in Healthcare dibuka di Paris. Peserta pertemuan ada 2700 org dari 76 negara.

hari1Dalam pertemuan ini dilakukan penggunaan model mengikuti seminar remote area di Jepang, Selandia Baru dan berbagai tempat lain. Topik besar pertemuan ini adalah Solutions for Tough Times. Mengapa tema ini dipakai? Hal ini disebabkan fakta bahwa di negara-negara maju, khususnya di Eropa saat ini sedang dilanda krisis moneter sehingga perlu penghematan di berbagai sektor. Kesehatan termasuk di dalamnya.

Pertemuan tahun ini dibuka dengan Keynote Speaker pertama oleh Maureen Bisognano, President dan CEO Institute for Health Care Improvement. Pada intinya Maureen menyatakan bahwa pelayanan kesehatan perlu memperbaiki diri dan merubah model bekerjanya. Jangan sampai pelayanan terkotak-kotak dan berada pada silo masing-masing. Pelayanan kesehatan perlu membuka diri dan berusaha mengurangi biaya tanpa menurunkan mutu.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan harus melihat ke depan dari segi pasien yang harus diperhatikan apa kebutuhan dan apa yang diperlukan, organisasi pelayanan kesehatan yang perlu diberdayakan terus menerus, dan masyarakat yang harus mengelola sistem kesehatannya dengan lebih proaktif dan memperhatikan determinan sosial kesehatan. Khusus untuk pasien, perlu diperhatikan benar adalah apa saja yang mempengaruhi kesehatan pasien dan kebutuhannya. Disarankan agar para pasien lebih aktif untuk memperkuat diri-sendiri.

Dalam pengamatan sebagai peserta, memang isi Forum Internasional ini banyak membahas kasus-kasus di negara maju. Namun justru hal ini menarik karena sistem pelayanan kesehatan Indonesia dapat mengetahui perkembangan di negara maju sekaligus untuk meningkatan apa yang terjadi di dalam negeri.

Setelah Keynote adress 1, dilanjutkan dengan seminar paralel. Dalam rangka mengetahui lebih mendalam bagaimana manajemen perubahan dan budaya organisasi, saya memilih sesi-sesi yang terkait dengan manajemen perubahan dan budaya yang terkait dengan mutu pelayanan.

Dalam hal ini ada pembicara dari NHS Inggris yang menggambarkan bagaimana perjalanan merubah cara pandang dan peran kepemimpinan dalam pelayanan kesehatan. Perubahan di sektor kesehatan perlu menggunakan model perubahan yang terjadi di sektor lain, khususnya perubahan sosial. Tidak mungkin melakukanperubahan tanpa mengkampanyekan perlunya aksi, mengajak banyak pihak untuk melakukan perubahan, dan untuk merencanakan bagaimana cara bekerja perubahan sendiri.

Sesi ini menarik karena dilakukan oleh 3 wanita muda yang menjadi motor penggerak untuk perubahan di NHS Inggris. Kasus yang dipergunakan adalah masalah dementia yang semakin banyak terjadi diInggris. Dalam melakukan perubahan dalam pengelolaan dementia ini ditekankan perlunya memahami berbagai stakeholders dalam jaringan dementia. Susunan stakeholders tentunya banyak, dan tidak hanya dari sektor kesehatan saja. Para stakeholder ini yang akan menangani perubahan secara menyeluruh.

Ditekankan bahwa penggunaan model stakeholders dalam jaringan ini membutuhkan komitmen dari para pelaku. Komitmen ini akan memberikan passion dari para pelaku. Disamping itu perubahan perlu mempunyai kepemimpinan yang kuat dari nasional sampai ke dalam pelayanan sehari-hari.

Kasus dementia ini sangat menarik apabila konsep manajemen perubahannya diaplikasikan di Indonesia. Salahsatu hal yang saat ini sedang dikerjakan di Indonesia adalah bagaimana mengurangi kematian ibu dan bayi (indikator MDG) melalui perbaikan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak. Terlihat bahwa apa yang dikerjakan di Indonesia dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak ternyata mempunyai konsep yang sama dengan apa yang dilakukan di Inggris dengan kasus dementia. Pendekatannya sama dimana dimulai dari perubahan cara pandang stakeholders mengenai pelayanan kesehatan (Lihat policy paper untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak) yang mengacu ke kegiatan kesehatan dan pelayanan di hulu (di masyarakat) dan di hilir (di puskesmas dan rumahsakit).

Jika dibandingkan terlihat ada prinsip-prinsip yang sama yaitu sasaran perubahan harus jelas, tidak abu abu dan dapat terukur. Perubahan ini perlu ada dukungan dari seluruh stakeholders, dan masing-masing mengembangkan komitmen sesuai tugas dan peran masing-masing. Ditegaskan bahwa program harus mengambil keuntungan dari anggota jaringan yang mempunyai kekuatan masing-masing.

Dalam sesi ini Helen Bevan dari BMJ menutup dengan pernyataan bahwa ada paradigma baru dalam manajemen perubahan di sektor kesehatan, yaitu:

  1. Harus melakukan mobilisasi sehingga mendapatkan orang-orang yang passion (semangat, mempunyai kenikmatan dalam bekerja, mempunyai kepemilikan) pada tugasnya
  2. Mempunyai isu yang harus diperhatikan segera
  3. Mengajak banyak pihak untuk berpatisispasi
  4. Perubahan tidak hanya dalam satu lembaga, tetapi seluruh sistem kesehatan termasuk yang ada di luar rumahsakit.

Paradigma baru tersebut sangat cocok untuk merubah pelayanan kesehatanibu dan anak di Indonesia agar tidak statis seperti yang ada pada saat ini.

Sesi-sesi berikutnya banyak membahas mengenai bagaimana perubahan mutu disertai dengan perubahan biaya yang masuk akal.

gbrparis

Sir Liam Donaldson memberikan keynote adress yang banyak membahas
masalah budaya dalam mutu

Sebagai pembicara kunci kedua adalah Sir Liam Donaldson dari WHO. Salahsatu inti pembicaraannya adalah bagaimana budaya mutu dapat ditingkatkan melalui berbagai kegiatan secara rinci, termasuk cara presentasi hasil laporan mutu.

Ditekankan bahwa laporan yang keliru atau kurang tepat penyampaiannya merupakan salahsatu penyebab terbakarnya pesawat ulang-alik Columbia waktu masuk kembali ke atmosfir bumi. Dalam hal ini memang disadari bahwa masalah terkait dengan budaya merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan penanganan detil dan sistemik, bukan individual(Bersambung).

Workshop Leadership Obsgyn

Pra Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) V
Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial (HOGSI) 2012 – Yogyakarta

Workshop Strategic Leadership and Learning Organization

“Kepemimpinan Dalam Perubahan Pelayanan KIA di Indonesia”

Hari: Jumat – Sabtu, Tanggal 27-28 April 2012
Tempat: Ruang Diklat Gedung Parkir Lt. IV RSUP Sardjito

Pengantar

Data terbaru menunjukkan ada perubahan dalam pelayanan KIA. Sebagian besar kematian ibu di Jawa berada di rumahsakit dan sistem rujukan. Di NTT, sedang terjadi proses perpindahan tempat kematian dari rumah ke fasilitas dan bergerak pindah ke rumahsakit. Keadaan ini menjadikan sebuah tantangan dan peran baru Sp.OG untuk mempercepat penuruan kematian ibu. Dalam konteks penurunan kematian ibu, diperlukan peran dokter Sp.OG dan kepemimpinannya. Hal ini wajar karena secara teknis kebidanan, dokter Sp.OG menjadi pemimpin di lapangan (playing captain) untuk penurunan kematian ibu. Seorang Sp.OG dalam usaha penurunan kematian ibu akan memimpin tim kesehatan, termasuk dokter spesialis anestesi dan penyakit dalam, dokter umum, bidan di rumahsakit dan perawat rumahsakit.

Salah satu tugas penting Sp.OG adalah memimpin tim teknis pelayanan kesehatan anak di RS Ponek 24 jam dan sistem rujukannya. Kepemimpinan medis ini dilakukan bersama dengan kepala Dinas Kesehatan yang memimpin secara sistemik. Kepemimpinan teknis medis ini sangat penting karena evidence di berbagai negara menunjukkan tanpa mutu pelayanan klinik dan rujukan yang baik, penurunan kematian ibu sulit dilakukan. Dengan demikian leadership memang satu dari sekian banyak kompetensi yang harus dimiliki seorang Sp.OG.

Dalam konteks pengembangan kepemimpinan Sp.OG, konsep Strategic and Leadership Organization (SLLO) merupakan hal penting untuk diterapkan. Konsep ini dikembangkan oleh Peter Senge untuk diterapkan di berbagai sektor. Dalam pelatihan ini akan dibahas bagaimana konsep SLLO dapat dipergunakan di program penurunan kematian ibu.

Tujuan pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta mampu untuk:

  1. Memahami situasi kematian ibu serta tata kelola (governance) sistem pelayanan KIA di Indonesia
  2. Memahami posisi Sp.OG dalam penurunan kematian ibu dan peran kepemimpinannya
  3. Memahami konsep Strategic Leadership and Learning Organization (SLLO)
  4. Memahami konsep SLLO dalam usaha penurunan kematian ibu di Kabupaten
  5. Menyusun Plan of Action untuk penurunan kematian ibu dengan pendekatan kepemimpinan Sp.OG dan SLLO

Hasil yang diharapkan

Peserta dapat menggunakan materi kepemimpinan yang diperoleh untuk menyusun rencana aksi pengembangan kepemimpinan Sp.OG dalam upaya menurunkan kematian ibu di daerahnya.

Jadwal

Jumat, 27 April || Sabtu 28 April 

Jalannya Kegiatan hari I 

 

Waktu

Materi

Pembicara

07.30 – 08.00

Registrasi

08.00 – 08.30

Pembukaan

Presentasi gambaran Umum-EMAS

dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes, Sp.OG(K)

dr. Hartanto Hardjono, M.Kes

08.30 – 10.00

Diskusi Panel :

Permasalahan dan Isu-isu Strategis Global serta Nasional dalam Pelayanan KIA

Situasi MDG’s di Indonesia dan analisis historis prospek peran pengelola KIA dan leadershipnya 
(membahas tentang kasus/masalah KIA terutama AKI yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia)

Peran sentral pengelola KIA dan leadershipnya 
(membahas relevansi dengan situasi pengelolaan KIA terutama AKI di daerah masing-masing peserta)

 

 

 

dr. Hartanto hardjono, M.Kes

 

 

 

dr. Nurdadi Saleh, Sp.OG

10.00 – 10.30

Studi Kasus : Bagaimana RS atau Sistem dapat Belajar?

(membahas pembelajaran organisasi di RS dan wilayah/lokasi tempat bekerja sebagai sistem keseluruhan dengan kasus-kasus riil yang dihadapi)

dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., Sp.OG(K)

10.30 – 11.45

Pembahasan : Bagaimana Organisasi Pembelajaran akan berhasil?

(membahas aplikasi organisasi pembelajaran yang berlangsung saat ini)

Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH

dr. Agung Suhadi, Sp.OG(K)

11.45 – 14.00

ISHOMA

13.15 – 15.30

Diskusi Panel

Memahami Konsep The Fifth Discipline untuk diterapkan

(membahas aplikasi pemahaman “The Fifth Discipline” pada tempat kerja masing-masing dan diharapkan peserta membawa data masalah daerahnya).

Personal Masteri and Mental Models

Shared Vision and Team Learning

System Thinking

Prof. dr. Djaswadi Dasuki, MPH, Ph.D, Sp.OG (K)

Prof. dr. Moh. Hakimi, Ph.D, Sp.OG (K)

Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH 

15.30 – 16.00

Summary and Briefing

dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., Sp.OG(K)

 

 

TENTATIVE PROGRAMME


Day 1

Monday, May 21st 2012

0800 – 0900H

Registration

 

0900 – 0920H

Opening Ceremony

Datuk Wira Ali Rustam (Chief Minister of Melaka)

 

Welcoming AddressTan

Tan Sri Dr Mohamed Yasin (Director of  UNU-IIGH)

0920 – 1000H

Keynote Address

 

 

NCDs in Developing Countries – Challenges & Solutions

Professor Abdallah Daar

Professor of Public Health Sciences and of Surgery at the University of Toronto

1000 – 1030H

Morning refreshment

 

Plenary 1: NCD Prevention in Developing Countries

 

1030 – 1130H

Screening in NCDs

Asst. Professor Ali Akbari Sari

School of Public Health, Tehran University of Medical Sciences

 

Economics of NCD Prevention

Professor Dato’ Dr Syed Mohamed Aljunid UNU-IIGH

1130 – 1300H

Symposium 1: Free Papers

 

 

 

 

1300 – 1400H

Lunch

1400 – 1530H

Symposium 2 : Scientific Merit Presentation

 

1530 – 1700H

Symposium 3 : Free Papers

 

1700 – 1730H

 

Tea

 

Free & Easy

 

2000H

Gala Dinner & Cultural Performance

 

 

Riverside Cruise

 

 

Day 2 

Tuesday, May 22nd 2012

0800 – 0900H

Registration  

0900 – 1030H

Plenary 2 : Evidence-Based Policy Development in NCD Management

 

Data Mining in NCD Research & Management  Dr Harleen Kaur Research Fellow of UNU-IIGH 

 

Engaging Stakeholders in Developing Evidence-Based Policies in NCD Management Influencing Policies through Research: Case Studies Professor Dr Laksono Trisnantoro Universitas Gadjah Mada Professor Dr Supasit PannarunothaiNaresuan University

1030 – 1100H

Morning refreshment

1100 – 1230H

Symposium 4 : Scientific Merit Presentation

1230 – 1300H

Question & Answer Session  

1300 – 1400H

Lunch

1400 – 1600H

Interactive Forum: Surviving in Graduate Education Program

 

Moderator: Assoc. Professor Sharifa Ezat Wan Puteh (UKM, UNU-IIGH Postdoctoral Fellow)

 

Topics to be discussed: Panelist:

 

Securing & managing research funds Dr Khalid Ghailan (UNU-IIGH)

 

Prepare for and ace your viva! Representative from Naresuan University

 

Dealing with your supervisor(s) Dr Hasanain Faisal Ghazi (UKM)

 

Publication & scientific communications (why, oh why do I put myself up for rejection?) Representative from Universitas Gadjah Mada

1600 – 1700H

Prize Awarding & Closing Ceremony  

1700 – 1730H

Tea
 
Day 3 (Optional) Wednesday, 23 May 2012 
0830 – 1300H Day Tour of  Historical Melaka   
1300H Lunch and Go Home  

Kepemimpinan Dokter Spesialis Obsgyn dan Dokter Spesialis Anak Dalam Penurunan Kematian Ibu dan Bayi

 Petunjuk Menggunakan

  •  Cara Download File Audio Streaming : Klik Kanan pada Link => Save link As..
  •  Cara Download File PDF                       : Klik Kanan pada Link => Save link As..

 

Waktu

Agenda

Narasumber

08.30 – 09.00

Pengantar

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D 

 

09.00 – 10.30

Kebijakan Kemenkes dalam penurunan kematian ibu dan bayi dalam konteks pelayanan klinik  

dr. Slamet Riyadi Yuwono, M.Kes – Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI 

 

Moderator :

dr. Ova Emilia, Sp.OG., M.Med.Ed

 

10.30 – 12.00

Kepemimpinan Spesialis 

  

 

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

 

Pembahas:

  1. dr. Nurdadi Saleh, Sp.OG dari POGI
  2. dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), Ph.D, Ketua IDAI Pusat
  3. dr. Sri Aminah, Sp.A – Direktur RSUD Kota Yogyakarta 

 

Moderator :

dr. Andreasta Meliala, Dipl.PH, MAS, M.Kes

 

12.00 – 13.00

ISHOMA

 

13.00 – 15.00

Modul Pengembangan Kepemimpinan Klinik dan hasil pelaksanaannya 

  1. dr. Endro Basuki Sp.BS(K) 
  2. dr. Wiryawan Manu Sp.BS(K) 
  3. dr. Andreasta Meliala, Dipl.PH, MAS, M.Kes

 

Moderator :

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

 

15.00 – 15.30

POA untuk Pengembangan Leadership Spesialis di MDG 4 dan MDG 5

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D
dr. Ova Emilia,Sp.OG, M.Med.Ed
Prof. dr. HM. Jufrie, Sp.A

Kepemimpinan Dinas Kesehatan Dalam Penurunan Kematian Ibu dan Bayi dan Pelatihan Eksekutif SDM

 Petunjuk Menggunakan

  •  Cara Download File Audio Streaming : Klik Kanan pada Link => Save link As..
  •  Cara Download File PDF                       : Klik Kanan pada Link => Save link As.. 

 

Waktu

Agenda

Narasumber

08.30 – 09.00

Pengantar

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D 

 

09.00 – 10.00

Kebijakan Kemenkes dalam penurunan kematian ibu dan bayi 

Dr. Slamet Riyadi Yuwono, M.Kes
DirJen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI
 

Moderator :
dr. Kirana Pritasari, MQIH *)

 

10.00 – 10.30

Coffee Break

 

10.30 – 12.00

Strategi Luar biasa penurunan kematian ibu dan bayi dan Kepemimpinan Dinas Kesehatan 

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D 

Pembahas:

Dr. Anung Sugiharto, M.Kes – Kadinkes Prop. Jawa Tengah

Dr. Hartanto M.Kes 

Dr. Widodo Djoko Mulyono M.Kes – Direktur RSUD Slawi

Moderator :
dr. Tiara Marthias, MPH 

 

12.30 – 13.30

ISHOMA

 

13.30 – 15.00

Evaluasi Latihan Eksekutif untuk Kepala Dinas Kesehatan 

Dr. Tjahjono Kuntjoro, Dr.PH 

Pembahas:

Drs. Sulistyono, M.Kes -Kepala Pusat Diklat Aparatur PPSDM Kementerian Kesehatan RI

Moderator:
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D.

 

15.00 – 16.00

Rencana ke depan untuk Pengembangan Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

Adaptasi Bidang Kesehatan terhadap Perubahan Iklim

 Petunjuk Menggunakan

  •  Cara Download File Audio Streaming : Klik Kanan pada Link => Save link As..
  •  Cara Download File PDF                       : Klik Kanan pada Link => Save link As..

 

Jam

 Uraian

 PIC , R

07.00 – 08.00

Pendaftaran peserta

 

08.00 – 08.30

Pembukaan 

Sambutan Ketua KAGAMA Kedokteran

Sambutan dan Pembukaan oleh Dekan FK-UGM

Sambutan Ketua Dies FK UGM

Sambutan Ketua Panitia

Auditorium II

Dr. dr. Sugiri Syarief, MPA

dr. Titi Savitri, MA, M.Med.Ed,Ph.D

dr. Ibnu Purwanto, Sp.PD

Prof. Dr. dr. Hari Kusnanto Dr.PH

SESI  I ( 08.30 – 09.00 wib ) Moderator : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, Ph.D

08.30 – 09.00

Keynote Speaker

Keynote Speaker“ kebijakan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim” 

Diskusi Sesi I 

Menteri Lingkungan Hidup
Prof. Dr. Balthasar Kambuaga, MBA

 

Ir.  Rosita Hermin
Sekertaris Mentri Lingkungan Hidup
 

 

 09.00 – 09.30

”Riset Adaptasi terhadap Perubahan Iklim” 

Prof. Dr. Ir. H. Gusti M Hatta, MS
Menteri Riset dan Teknologi RI
 

Cofee Break  (09.30-10.00 wib)

Sesi II ( 10.00 – 12.00 wib )

10.00 – 10.30

Pembicara III

”Program-program Kesehatan dalam Adaptasi Perubahan Iklim” 

dr.Supriyantoro,Sp.P,MARS
dr.Supriyantoro,Sp.P,MARSDirjen Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI 

10.30-11.00

Tackling climate change – a New Task for the Health Sector 

Dr. Maria Nilsson, PhD

Division of Epidemiology and Global Health, Department of Public Health and Clinical Medicine, Umeå University

11.00 – 12.00

Diskusi

 

 Lunch  ( 12.00-13.00 wib)

 SESI III ( Pararel 4 kelas ) 13.00-15.00 wib

13.00 – 16.00

Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam adaptasi terhadap perubahan iklim

Judul : Promosi kesehatan dalam perubahan iklim

Auditorium FK UGM

PIC:

Dra. Yayi Suryo Prabandari, MSi, Ph.D

13.00 – 16.00

RS Tanggap Bencana dalam penanggulangan dampak perubahan Iklim

Pembicara :

  1. Dr. Joacim Rocklöv, PhD (Umea Swedia) 
    Abstrack Dr. Joacim Rocklov, PhD 
  2. dr  Hendro Wartatmo, Sp.B 
  3. Sharad Adhikary, WHO 
    Abstract Sharad Adhikary 
  4. Mudjiharto, SKM, MM – PPK Kementerian Kesehatan RI *)
  5. dr. H. Chairul Rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes. – BUK Rujukan Kementerian Kesehatan RI *)

R.Kuliah Lt.2 Ged. Auditorium FK UGM

PIC

  1. dr. Hendro Wartatmo, Sp.B
  2. Prof. dr. Laksono Trisnantoro,  MSc, Ph.D

13.00 – 16.00

“Penyakit-penyakit infeksi tropik terkait perubahan iklim global ”

  1. dr. Yanri Wijayanti S, Ph.D, Sp.PD
  2. dr. Doni Priyambodo, Sp.PD-KPTI
  3. Prof. dr. M.Juffrie,Sp.A

R. Kuliah Lt.3Ged. Auditorium FK UGM

PIC:

  1. Yodhi Mahendradhata, MSc
  2. dr. Yanri Wijayanti S, Ph.D, Sp.PD

13.00 – 16.00

“Pembelajaran dari penanggulangan erupsi Gunung Merapi tahun 2010 ” 

  1. Prof. dr. Suhardjo, SU, Sp.M(K)
  2. Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH

R. Kuliah Lt.4Ged. Auditorium FK UGM

PIC: Prof. Hari Kusnanto

Inspiring Sustainable Management of Non Communicable

THE 6 POSTGRADUATE FORUM ON HEALTH SYSTEMS & POLICIES
Inspiring Sustainable Management of NCD :
Challenges and Solutions for Health Systems

21 – 22 MAY 2012
WORLD YOUTH HOTEL, MELAKA, MALAYSIA

Laporan Hari ILaporan Hari II

OVERVIEW 

Non Communicable Diseases (NCD) are the leading causes of mortality and morbidity globally. In 2008, 63% of total deaths in the world (36.1 million deaths) were attributed to NCD, such as cardiovascular diseases, stroke, chronic respiratory diseases, cancers and diabetes. Approximately 80% of these NCD deaths (29 million) occurred in low- and middle-income countries and 29% of them were under the age of 60, compare to 13% in high income countries. As a result of population growth and improvement in longevity, it is estimated that NCD death will increase to 52 million in 2030. According to WHO projection, NCD will be responsible for three times as many disability adjusted life years (DALYs) and almost 5 times as many deaths as the combination of communicable diseases, maternal, perinatal and other nutritional conditions by 2030 in low and middle income countries,.

The urgency of addressing this issue has been the focus of attention of world leaders at the United Nations General Assembly, the World Health Assembly as well as the WHO Regional Committees. A great deal of research and study has been directed towards understanding NCD and its impact on the healthcare system as well as policy development and associated agenda. It has been well recognized that most NCDs are strongly associated and causally linked with various risk behaviours, mainly, tobacco use, physical inactivity, unhealthy diet and alcohol abuse. There is a critical need for strengthening national and global monitoring and surveillance system to increase the implementation of evidence-based measures to reduce the risk factors and to improve the access to cost effective health care interventions to reduce the mortality and morbidity among people.

The Postgraduate Forum is jointly organised by the United Nations University International Institute for Global Health (UNU-IIGH), Naresuan University, Gadjah Mada University and UKM Medical Centre, National University of Malaysia. It focuses on bringing together postgraduate students in the area of public health, health systems and policy, health economics, health financing and other fields of research related to healthcare and its management to share their research findings and communicate with their peers about their experiences.

 

FORUM OBJECTIVES

This forum is held as a platform for postgraduate students to communicate their knowledge and experiences gained during postgraduate work and share it with those who are newly enrolled in the programme. Recent updates on research methods and new research findings will be made available through keynote address and plenary sessions by the invited speakers.

Focus:

  1. Non-Communicable Diseases
  2. Economic Evaluations and Health Financing
  3. Health Sector Reform
  4. Information Technology in Healthcare
  5. Current State of Health Policies and Management in South East Asia
  6. Health Management

 

WHO SHOULD ATTEND

Postgraduate students from any and every field related to healthcare policy and management should take this opportunity to share their research and get feedback from their peers.

If you are considering postgraduate studies, either in the field of healthcare, associated disciplines or even other areas, you may want to take this opportunity to learn from the experiences of other graduate students.

Healthcare professionals and members of the public who have an interest in the public implications of NCDs are also welcome.

 

TENTATIVE PROGRAMME

 

SPEAKERS

Professor Abdallah Daar
Professor of Public Health Sciences & Professor of Surgery, University of Toronto and, Director Program on Ethics and Commercialization, McLaughlin-Rotman Centre for Global Health.

Professor Syed Mohamed Aljunid
Professor Dato’ Dr Syed Mohamed Aljunid is a health economics professor and Senior Research Fellow at the United Nations University International Institute for Global Health.

Assistant Professor Ali Akbari Sari
Assistant Professor Ali Akbari Sari is a physician with a keen interest in public health, claims and risk management as well as improving scientific publications in clinical sciences. He is with the Tehran University of Medical Sciences at the Department of Health Management and Economics.

Professor Laksono Trisnantoro
Professor Laksono is a professor in the Universitas Gadjah Mada Department of Public Health. He has over a decade’s experience researching health systems strengthening, financing and reform.

Professor Supasit Pannarunothai
Professor Pannarunothai is the Director of the Naresuan University Hospital and Dean of the Faculty of Medicine, Naresuan University. His primary interest is in improving health equity and accessibility to quality care through healthcare financing reform.

 

ABSTRACT SUBMISSION

Papers are invited in the areas of health policy and management as well as others within the scope of the forum. We strongly encourage the submission of abstracts via electronic means as soon as possible.

Abstracts should be no more than 300 words and state clearly the Title, Background, Methods, Results and Conclusions (abstract sample here). Please indicate the corresponding author by underlining the name. If the presenting author is different from the corresponding author, please indicate the name in bold.

The poster presentation dimension should be 1 by 1 metre in size in portrait format.

  • Your display should include the TITLE and AUTHOR(s).
  • The presentation must cover the same material as the abstract.
  • You have complete freedom in displaying your information in figures, tables, text, photography, etc. Figures should be designed to be viewed from a distance and should use clear visible graphics and large type. Color can be effective if used sparingly; use saturated dark colors on white background and rich, bright colors on dark backgrounds.
  • Briefly describe procedures and materials. Define all trade names first then, use generic names throughout. All compounds and drugs must be identified.

The abstract for oral / poster presentations should be submitted either in the electronic registration form or via e-mail to [email protected].

The deadline for abstract submission is 31st March 2012.

 

FORUM REGISTRATION

Forum Registration Fee

Forum registration fee is a flat rate of MYR 250 for all participants.

Registration may be done electronically or manually. The registration form can be downloaded here. Please fill it up, scan and e-mail it to us [email protected] or fax it to +603 – 9171 5402 together with your abstract and proof or payment. In lieu of proof of payment, we also accept guarantee letters from your institution. Please download a sample of a guarantee letter here.

Once the secretariat receives registration interest, an invoice for the forum fee will be issued and emailed to the participants. Registered participants will be required to make remittance of payment via Electronic Fund Transfer (EFT) ONLY with bank account details as indicated on the invoice. All payments and registration are to be made BEFORE 15th April 2012

CANCELLATION AND REFUND POLICY

Notification of cancellation must be made in writing to [email protected]. The following provisions will take effect:

  • 50% of seminar fee paid will be refunded if the notification reaches the Secretariat before 15th April 2012.
  • No refund will be given for any cancellations after 1st May 2012.

 

INSTRUCTION FOR ABSTRACT

Abstract is in structured abstract format and must contain the following elements:

  1. Title
  2. Author(s)
  3. Background (last sentence incorporating the objective of the study)
  4. Methods
  5. Results
  6. Conclusion

Full names only, no initials. List first name, followed by surname and author institution in bracket. Separate authors with a semi-colon (;). E.g. Maryam, Abdul Samad (Universiti Malaysia Sabah); Kee-Peng, Chua (Universiti Teknologi Mara).

Corresponding author to be indicated with an asterisk (*). Please include corresponding author’s telephone number, mailing address and e-mail address. The e-mail address of all authors must also be provided.

Abstract (without the headers above) should NOT EXCEED 300 WORDS.
Please e-mail abstract together with this form to [email protected].

 

PAYMENT METHOD

Once you submitted the registration, an invoice for the registration fee will be e-mailed to you within 2 working days. Kindly make the necessary arrangements for payment and revert to us with proof of payment. Registration is only confirmed after proof of payment is provided.

For Local Order / Purchase Order, please fax / e-mail a scan copy of the document to us. A Guarantee Letter from your Institution is also acceptable.

For electronic payment, please e-mail “Print Screen Capture” image or any other proof of transaction.

 

ACCOMMODATION / VENUE

The Forum will be held at the World Youth Hotel. Accommodation rate is set at RM 120 for twin-sharing (i.e. 2 persons/room). Please contact the hotel below to book your accommodation in a timely manner; the secretariat

World Youth Hotel
Lebuh Ayer Keroh. 75450 Ayer Keroh, Melaka, Malaysia
Tel: +606-2333880/881 Fax: +606-2333882
Email: [email protected]
Website: www.worldyouthhotel.com

 

CONTACT PERSON

Registration & Payment:
E-mail: [email protected]
Telephone: +603 – 9171 5394 (ext. 106)
Fax.: + 603 – 9171 5402

Sary
Phone number: +62 274 547659, 542900
Email: [email protected]
Graduate Program in Health Policy and Management Gadjah Mada University

register

Arsip Audio Streaming

 

Tanggal

Audio Streaming Program Pengembangan Metode Penelitian Kebijakan
Angkatan I, II, dan III

8 Desember 2012

10 November 2012

25 Oktober 2012

1 Oktober 2012

Penjelasan Tugas-tugas pada Modul I

31 juli 2012

Penjelasan Penyusunan Proposal Penelitian

24 juli 2012

Perumusan Masalah

30 juni 2012

29 Juni 2012

20 juni 2012

13 juni 2012

 

Tanggal

Agenda

7 Maret 2012

Kepemimpinan Dokter Spesialis Obsgyn dan Dokter Spesialis Anak Dalam Penurunan Kematian Ibu dan Bayi 

6 Maret 2012

Kepemimpinan Dinas Kesehatan Dalam Penurunan Kematian Ibu dan Bayi dan Pelatihan Eksekutif SDM 

3 Maret 2012

Adaptasi Bidang Kesehatan Terhadap Perubahan Iklim 

20 Februari 2012

“Social Determinants of Health and Policy Making : Is There any Role for Researcher and Academic?”

2 Februari 2012

 Ideologi Jaminan Kesehatan di Indonesia: Apakah akan bertabrakan atau seiring dengan “ideologi” dokter dan rumahsakit?

1 Februari 2012

Pengembangan manual rujukan mengurangi kematian ibu dan bayi

25 Februari 2012

Tugas dan peran BPRS dalam Pengawasan dan rencananya