Aksesi FCTC Akan Matikan Jutaan bagi Petani Indonesia

Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia menolak rencana pemerintah untuk meratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dari organisasi kesehatan dunia (WHO).

Ketua Dewan Pembina AMTI, Muhaimin Moeftie menegaskan ratifikasi FCTC akan berdampak buruk bagi jutaan lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan industri tembakau secara nasional.

“Sikap ini kami telah sampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan, bahwa kami menerima PP 109 Tahun 2012 untuk dijalankan, namuun kami menentang rencana aksesi FCTC yang saat ini didorong oleh Kemenkes,” kata Moeftie di Jakarta, Jumat (25/7)

Ia menegaskan tak ada bukti yang menunjukan bahwa dengan meratifikasi FCTC akan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Menurutnya, aksesi FCTC hanya akan mengancam lebih dari enam juta penduduk Indonesia.

Di tempat yang sama, Wakil Sekjen AMTI, Agung Suryanto mengatakan bahwa isi dari FCTC tersebut sangat tidak berpihak pada pelaku industri hasil tembakau (HTI)karena FCTC itu sudah bergeser maknanya dari pengendalian menjadi pelarangan total. (Ant/dear).

sumber: www.menits.com

 

Ahok Sampaikan Program Jakarta Sehat ke Anak-anak

26jul

26julJakarta, PKMK. Basuki T. Purnama (Ahok), Wakil Gubernur DKI Jakarta, menyampaikan visi Jakarta Baru untuk Anak. Di antara visi tersebut adalah, dalam bidang kesehatan, Pemerintah DKI Jakarta tidak boleh membiarkan ada anak yang sakit tapi tidak mendapatkan pengobatan. Di sektor lain, Pemerintah DKI Jakarta akan memperhatikan anak yang tidak bersekolah ataupun telantar. “Jadi, Jakarta Baru untuk Anak adalah suatu kota modern yang tetap mengakar ke budaya lokal. Unsur gotong-royong tetap ada,” kata Ahok dalam satu talk show memeringati Hari Anak Nasional di Jakarta (26/7/2013).

Ahok mengatakan, dalam sektor kesehatan, hal lain yang tidak boleh terjadi adalah orang tua sakit lalu menghabiskan uang untuk berobat sehingga anaknya tidak sekolah. Karena itulah Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan Kartu Jakarta Sehat kepada warga berpenghasilan rendah. Selanjutnya, untuk meningkatkan derajat kesehatan anak-anak, Pemerintah DKI Jakarta membuat program pengembangan rumah layak huni. Jadi, karena tinggal di rumah layak huni seperti kampung deret dan rumah susun terpadu, anak-anak tidak akan terkena penyakit seperti tuberculosis dan lain-lain.

Dalam hal rumah layak huni, lahan 400 hektar di Marunda akan terus dikembangkan untuk rumah susun terpadu dan segala fasilitasnya. Di sana akan ada lapangan olah raga, tempat bermain, taman buah, kebun buah, sekolah, dan rumah sakit. Jadi, semuanya lengkap. “Tahun ini yang dibuka adalah lahan seluas 45 hektar. Sedangkan kompleks terdahulu seluas 30 hektar sedang diperbaiki. Sekarang, anak-anak senang tinggal di sana,” ucap Ahok.

Ke depan, Pemerintah DKI Jakarta juga membuat Program Dokter Keluarga. Satu dokter melayani 3 ribu jiwa. Dengan demikian, sejak lahir, kecukupan gizi sudah diperhatikan oleh dokter keluarga itu. “Maka, akan tumbuhlah ia menjadi anak yang cerdas,” Ahok mengatakan. Dia lantas berpesan agar anak-anak tidak sesekali mencoba merokok. Sebab, dari situ bisa menjadi perokok rutin. “Dulu saat saya SD pernah mencoba merokok. Lalu ketahuan ibu karena kasur kapuk terbakar rokok dan harus disiram air. Saya dijewer oleh ibu dan sejak itu tidak pernah merokok,” kata Ahok disambut tawa anak-anak. Kata dia lagi, “Anak-anak, berhati-hatilah. Jangan terpengaruh ajakan merokok dari teman. Lagi pula untuk apa menghabiskan uang untuk membeli rokok.”

 

JCH Patut Waspadai Virus Corona

Calon jemaah haji (CJH) yang akan diberangkatkan September mendatang wajib mewaspadai virus corona yang kini makin mewabah di Arab Saudi. Virus ini bahkan sudah merenggut ratusan pendatang di Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia kini mulai melakukan upaya antisipatif atas merebaknya virus corona di tanah suci. Semua jemaah calon haji akan diberi penguatan imunitas sebelum berangkat.

Menteri Kesehatan, dr Nafsiah Mboi, mengungkapkan, kendati sudah mulai merebak, namun organisasi kesehatan dunia (WHO), belum mengeluarkan travelband atau travel warning alias peringatan berbahaya mengunjungi Arab Saudi.

Nafsiah mengatakan, sejauh ini belum ada larangan bagi pengunjung untuk mengunjungi negara Arab Saudi. Namun khusus bagi jemaah calon haji asal Indonesia, mereka akan diberikan pengetahuan dan pembekalan khusus mengenai virus corona sebelum berangkat.

“Kita tetap waspada. Saya terus-menerus mendapatkan laporan. Demikian juga laporan di seluruh dunia kita pantau oleh karena sudah ada yang meninggal,” ujar Nafsiah saat mengunjungi Kampung Nelayan Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kamis, 25 Juli.

JCH, lanjut dia, akan diberi pengetahuan untuk menghindari penyakit mematikan tersebut. Salah satunya dengan memberi penjelasan agar jemaah meningkatkan daya tubuhnya. Selama di Tanah Suci, jemaah diminta agar tidak terlalu dekat dengan jemaah yang terkena influenza dan batuk.

“Semua jemaah nanti akan dibekali masker. Ini supaya mereka terlindung jika ada orang yang flu,” katanya lagi.

Selain itu, semua petugas kesehatan haji yang mengikuti jemaah, juga akan diberi pelatihan teknis khusus mengenai virus corona tersebut. Mereka diberi pembekalan untuk mengidentifikasi gejala awal serangan virus corona tersebut.

Jika terjadi serangan penyakit yang mirip dengan virus corona, maka petugas kesehatan di setiap kelompok terbang (kloter) berkewajiban untuk segera memberi penanganan khusus. Jemaah harus segera dipisahkan dari kelompoknya, selanjutnya diberi penanganan medis intensif.

Nafsiah mengaku sudah ada standart operasional prosedure (SOP) yang akan diterapkan bagi jemaah. Ketika ditemukan positif, maka penanganannya sudah bisa diantisipasi, yakni melibatkan petugas kesehatan Indonesia dan Arab Saudi.

“Jadi SOP-nya sudah selesai, sudah dibagikan kepada semua petugas haji. Begitu juga sudah membuat perjanjian dengan Pemerintah Arab Saudi,” imbuhnya.

Semua jemaah, lanjut dia, sebelum keluar Arab Saudi, nantinya akan mengikuti pemeriksaan untuk menghindari adanya virus corona yang mereka bawa. Opsi lain juga disiapkan, yakni setelah tiba bandara di Indonesia, pemeriksaan virus corona dilakukan.

Nafsiah mengaku, semua jemaah ketika balik dari Tanah Suci, akan menjalani uji termo-detector dan alat identifikasi virus lainnya. Hanya saat ini, belum ada vaksin khusus yang ditemukan untuk virus corona tersebut.

“Vaksin belum ada yang dikembangkan sampai saat ini,” tandasnya. Ia mengakui, virus ini menjadi kekhawatiran pemerintah Indonesia, kendati orang yang terserang masih terbatas yang meninggal. Populasi yang terjangkit memang sudah banyak, namun yang meninggal belum signifikan.

“Virus corona ini, sama dengan virus influenza yang lain. Kalau daya tahan tubuh kita bagus, maka kemungkinan tidak akan menimbulkan gejala. Oleh karena itu, bagaimana menjaga agar daya tubuh tetap tinggi,” urainya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr Lucky Tjahyono, mengaku sudah melakukan persiapan untuk mengantisipasi jemaah yang akan berangkat melalui Embarkasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Ia berharap, virus corona tidak berkembang di Mekah karena sejauh ini dilaporkan masih berada di radius yang masih agak jauh. Kendati sudah masuk ke Arab Saudi, namun jemaah diminta tidak terlalu khawatir sepanjang memperbaiki ketahanan tubuh mereka.

“Untuk kita sendiri, tentu saja kewaspadaan akan ditingkatkan. Sebelum berangkat, jemaah diberi pembekalan. Vaksinasi khusus corona memang belum ada, tetapi kita sarankan vaksin flu dua minggu sebelum berangkat,” katanya.

Virus corona memiliki nama lengkap novel coronavirus (nCoV). Virus ini mirip severe acute respiratory syndrome (SARS), yakni sejenis penyakit flu pada hewan. Gelaja virus corona secara umum sama dengan flu biasa, yakni batuk-batuk, bersin, dan demam tinggi.

Tambah Embarkasi

Untuk operasional pemberangkatan haji, Kementerian Agama menetapkan dua bandara baru sebagai Embarkasi pemberangkatan haji tahun ini. Kedua bandara tersebut adalah Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya Kalteng dan Bandara Fatmawati Soekarno Bangkulu.

“Penetapan dua bandara ini sebagai langkah baru untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kemudahan pelayanan transportasi udara bagi jemaah haji. Kita berharap menjadi efektif dan mempermudah layanan transportasi udara untuk dua daerah ini,” kata Direktur Jenderal Pelaksanaan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu di sela-sela buka puasa Kemenag di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 25 Juli.

Anggito juga menambahkan bahwa dengan penetapan ini, Pemerintah Provinsi Kalteng bertanggung jawab terhadap pemberangkatan calon jamah haji Kalteng dari Embarkasi Haji Antara Palangkaraya ke Bandara Embarkasi Haji Banjarmasin. Begitupula sebaliknya untuk Bengkulu.

Keberangkatan penerbangan haji tahun 2013 ini dimulai pada 10 September mendatang. Sementara pemulangan dijadwalkan akan dilaksanakan pada 20 Oktober hingga 19 November 2013.

Pada musim Haji 2013 ini, akan diterbangkan sebanyak 112.688 jemaah Indonesia yang tergabung dalam 295 kelompok terbang (kloter) dari 12 embarkasi. Ke-12 embarkasi itu adalah embarkasi Aceh (3.984 jemaah), Medan (8.324 jemaah), Padang (7.514 jemaah), Palembang (7.378 jemaah), Jakarta (22.151 jemaah), Solo (33.188 jemaah), Banjarmasin (5.240 jemaah), Balikpapan (5.352 jemaah), Makassar (14.993 jemaah) dan Lombok (4.564 jemaah). Dan dua embarkasi tambahan yakni, Bengkulu dan Palangkaraya. (zuk-aci-fmc/pap)

sumber:  www.fajar.co.id

 

 

Ada 3.200 Pos Kesehatan dari Kemenkes untuk Pemudik

Agar pemudik selama melakukan perjalanan mudiknya tetap aman dan nyaman, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendirikan pos-pos kesehatan yang tersebar di beberapa titik.

“Jumlahnya ada 3.200 pos kesehatan. Dengan adanya pos tersebut, tolong kalau bisa para supir, para pengemudi, pemudik bisa cek kesehatannya selama melakukan perjalanan mudik,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Ali. Ghufron Mukti, MSc, PhD, di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (25/6/2013)

Menurut Ali Ghufron, di dalam pos tersebut ada yang namanya cek faktor risiko. “Termasuk di dalamnya kita bisa cek alkoholnya, apakah mengandung apetamin. Kemudian, apakah dia menderita penyakit gula dan sebagainya,” tambah Ghufron.

Ini semua dilakukan pihak Kemenkes, mengingat mudik ini merupakan kegiatan yang mulia. Yang diharapkan, semuanya bisa berjalan aman, baik ketika pemudik pergi ke kampung halaman, dan pulang lagi kembali ke Jakarta.

“Kita berharap, keseluruhan pemudik bisa selamat. Dengan minimun angka kecelakaan, minimun korban, sebagaimana tahun lalu, korban meninggal bisa 1000 lebih pemudik,” terangnya.

Hal seperti ini sudah dilakukan sejak lima dasawarsa lalu. Pemerintah bersama masyarakat, melakukan berbagai kegiatan pelayanan kesehatan bagi pemudik, mulai H-14 sampai H+14.

sumber:  health.liputan6.com

 

Wamenkes Minta Pelayanan Mudik Lintas-Sektor

25jul

25julJakarta, PKMK. Profesor Ali Ghufron Mukti, Wakil Menteri Kesehatan RI (Wamenkes), meminta agar pelayanan mudik Lebaran di tahun ini semakin bersifat inklusif. Dalam hal ini, pelayanan mudik Lebaran oleh Kementerian Kesehatan RI harus berkoordinasi lebih erat dengan sektor lain. “Pelayanan juga harus cepat dan tepat dalam penanganan. Petugas pelayanan harus profesional serta mematuhi etika ataupun aturan,” kata Wamenkes dalam Apel Siaga Pelayanan Mudik Lebaran di Jakarta (25/7/2013).

Ghufron menjelaskan, mudik merupakan tradisi yang melibatkan jutaan orang seluruh Indonesia. Hal itu melahirkan dampak sosial dari waktu ke waktu. Jumlah pemudik terus naik dari waktu ke waktu. Tahun ini, jumlah pemudik diperkirakan naik 4,46 persen menjadi lebih dari 18 juta orang bila dibandingkan tahun lalu. Maka dari itu, Pemerintah Indonesia perlu terus membuat langkah mengatur arus mudik. “Dalam bidang kesehatan, ada pelayanan kesehatan untuk pemudik sejak H-14,” kata mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tersebut.

Lebih lanjut Wamenkes mengatakan, mutu pelayanan kesehatan pun terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Hal itu untuk mengurangi angka kecelakaan, kematian, dan tindak kejahatan. Seluruh pemangku kepentingan harus melakukan sejumlah langkah. Beberapa diantaranya,

Pertama, menyiagakan Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di jalur mudik.

Kedua, menyediakan pos kesehatan lapangan. Itu khususnya di daerah rawan kecelakaan dan kemacetan.

Ketiga, menyediakan pos kesehatan di tempat seperti bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain.

Keempat, mengintensifkan sistem kewaspadaan via pengumpulan data penyakit. Hal itu untuk mencegah potensi KLB (kejadian luar biasa) penyakit.

Kelima, mengontrol pengemudi bus dalam hal konsumsi alkohol, tingkat gula darah, dan lain-lain.

Keenam, memeriksa makanan-minuman di tempat umum termasuk rest area jalan bebas hambatan.

Ketujuh, menyebarkan pesan kepada pemudik melalui media massa dan lain-lain.

Kedelapan, membuat layanan informasi Halo Kemkes.

Kesembilan, meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan lembaga lain.

 

Menkes: Kami Siapkan Petugas kesehatan untuk Jamaah Haji Indonesia

Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah memperingatkan calon jemaah haji Indonesia mengenai bahaya virus Corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Menindaklanjuti peringatan itu, Kementerian Kesehatan RI pun menyiapkan petugas kesehatan untuk jamaah haji Indonesia.

“Jadi mereka yang mau berangkat sudah dipersiapkan. Kami sudah lakukan pelatihan untuk para petugas kesehatan yang akan bertugas mengikuti ke sana,” ujar Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di Jakarta.

Menurut Mboi, virus yang kini tengah melanda kawasan Timur Tengah itu memang belum ada vaksinnya. Oleh karena itu, pelatihan yang dilakukan Kemenkes bagi petugas kesehatan yang akan mendampingi calon jemaah haji baru sebatas mengenai gejala awal pengidap Virus Corona.

“Begitu ada gejala awal, maka langsung diberikan pengobatan dan di isolasi,” kata Mboi.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memberikan pengarahan dan informasi di masing-masing kelompok haji sebelum mereka berangkat ke tanah suci. “Nanti di sana ada pengawasan khusus supaya mereka melapor diri, petugas haji yang ikut akan mengawasi juga. Itu sudah dimulai,” kata Mboi.

Begitu pun saat para jemaah haji ini kembali ke tanah air. Kementerian Kesehatan akan melakukan thermoscaning bagi para jemaah untuk memastikan tidak teridap Virus Corona.

“Kami sudah siapkan juga peralatannya,” kata Mboi.

Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia. Dikabarkan bahwa Sebanyak 38 orang Arab Saudi meninggal akibat virus ini. Varian virus corona yang paling terkenal adalah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

sumber:  nasional.news.viva.co.id

 

Jelang Musim Haji, Kemenkes Waspadai Terus Virus Korona di Arab

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan akan terus memantau perkembangan penyebaran virus korona di Arab Saudi terkait ratusan ribu jemaah asal Indonesia yang sedang bersiap untuk melaksanakan ibadah haji ke negara tersebut Oktober mendatang.

“Kami juga telah melakukan sosialisasi kepada para jemaah haji (mengenai korona) tapi tidak vaksinasi, karena vaksin untuk penyakit ini belum ada,” kata Menkes di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/7/2013).

Menkes juga mengatakan telah menerima surat pemberitahuan dan peringatan resmi dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi soal bahaya Virus Corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan menegaskan akan terus melakukan pemantauan terutama mengenai dampak bagi para jemaah haji asal Indonesia.

Menkes juga mengatakan Pemerintah tidak mengeluarkan surat larangan bepergian ke Arab Saudi meskipun ada ancaman virus korona tersebut tapi melakukan sosialisasi intensif bagi calon jemaah untuk dapat mengantisipasi tertular virus itu.

“Sampai sekarang kami betul-betul menyiapkan agar calon jamaah haji dalam kondisi prima dan siap saat berangkat haji,” kata Nafsiah.

Nafsiah bahkan mengimbau para lansia yang menderita penyakit kronis untuk dapat menunda rencana haji mereka meskipun tidak dapat memaksa jika para calon jemaah bersikeras untuk pergi haji tahun 2013.

Perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan bepergian ke negara-negara Semenanjung Arab antara lain jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernafasan bagian bawah seperti batuk atau sesak nafas dalam kurun waktu 14 hari, diminta untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Sedangkan untuk melindungi diri dari penularan penyakit saluran pernafasan termasuk virus korona, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk melakukan beberapa langkah yaitu pertama menutup hidup dan mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin dan segera membuang tisu tersebut ke tempat sampah.

Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, langkah ketiga menghindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit serta keempat untuk membersihkan menggunakan desinfektan barang-barang yang sering disentuh.

Penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus korona yang disebut Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) dan pertama kali dilaporkan tahun 2012 di Arab Saudi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah infeksi MERS-Cov di dunia mencapai 80 kasus dengan 44 kematian diseluruh dunia.

sumber:  health.liputan6.com

 

Presiden SBY Imbau Pemenuhan Kesehatan Anak

24jul

24julJakarta, PKMK. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau agar anak di seluruh Indonesia semakin mendapatkan pemenuhan kesehatan. Selain kesehatan, anak Indonesia pun perlu semakin mendapatkan pemenuhan perawatan-pengasuhan, pendidikan-rekreasi, dan perlindungan dari kekerasan-eksploitasi. “Dan empat hal pokok itu sesuai dengan konstitusi kita yakni Undang-undang Dasar 1945,” kata Presiden SBY dalam peringatan Hari Anak Nasional di Jakarta (23/7/2013).

Tema yang diangkat Hari Anak Nasional untuk tahun ini dapat mendorong akselerasi pemenuhan kesehatan ataupun tiga hal pokok yang lain itu. “Tema ‘Indonesia yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai dari Pengasuhan dalam Keluarga’ saya sambut dengan baik. Anak akan tumbuh dengan baik bila ada di dalam suatu keluarga yang harmonis,” kata dia.

Di acara yang sama, Linda Agum Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengatakan, kini 34,6 persen dari total penduduk Indonesia adalah anak-anak. Masyarakat Indonesia wajib mengantarkan anak-anak menjadi cerdas, mandiri, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia bagi Indonesia. “Kini masih banyak kekerasan yang terjadi terhadap anak. Banyak pula yang termarginalkan, dieksploitasi, dan lain-lain sejenis. Tema Hari Anak Nasional di tahun ini menegaskan pentingnya peran keluarga bagi anak,” ungkap Linda.

Acara peringatan tersebut dihadiri ribuan siswa sekolah dasar sampai menengah atas dari seluruh Jakarta. Berbagai pertunjukan dihadirkan oleh sejumlah siswa. Salah satu yang istimewa adalah dua anak berkebutuhan khusus yakni Intan Sunandar dan Luis Bernard. Mereka membawakan lagu berjudul “Lagu Anak Istimewa”.

 

Sosialisasi Program JKN, Diapresiasi Wakil Ketua Komisi IX DPR

Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nova Riyanti Yusuf mengapresiasi kinerja Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang telah meningkatkan sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dengan memanfaatkan berbagai media massa.

Menurutnya, beberapa minggu belakangan ini di beberapa media cetak dan elektronik dirinya menemukan beberapa advertorial tentang JKN yang disajikan oleh pemerintah, dalam hal ini Kemenkes.

Nova menyatakan apresiasinya karena di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Perlindungan Jaminan Sosial (BPJS), telah memberikan amanat kepada BPJS Kesehatan untuk menyelenggarakan JKN, dan harus sudah mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014 yang akan datang.

“Saya sangat mengapresiasi langkah pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi tentang JKN. Sosialisasi terkait JKN adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Nova dalam siaran persnya yang wartawan di Jakarta, Senin (22/7/2013).

Ia menegaskan, sosialisasi merupakan poin terpenting untuk kesuksesan program JKN nantinya. Sosialisasi pun katanya bukan hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan atau para pemangku kepentingan lain, namun yang lebih penting, sosialisasi harus diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia.

“Dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir-Talaud sampai Pulau Rote. Kerjasama yang baik antara Kemenkes, DPR, dan juga PT Askes dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat, akan membantu untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat mendaftar menjadi peserta BPJS,” terangnya.

Lebih lanjut, politisi Partai Demokrat ini pun mengatakan, bagi masyarakat Penerima Bantuan Iuran (PBI), mereka selama ini telah terdaftar sebagai penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat, jadi seharusnya masalah kepesertaan mereka tidak terlalu menjadi masalah.

“Tentu dengan catatan, pemerintah harus memutakhirkan data secara berkala. Bagi rakyat non-PBI, pemerintah bersama PT Askes yang akan bertransformasi sebagai BPJS Kesehatan, juga harus segera menetapkan dan melakukan sosialisasi terkait prosedur pendaftaran diri sebagai peserta BPJS,” ungkapnya.

Terlebih, tambah Nova, belum lama ini pihak Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengabulkan permohonan uji materiil UU BPJS, dimana MK memberikan peluang bagi pekerja yang tidak didaftarkan oleh pemberi kerjanya sebagai peserta BPJS, untuk melakukan pendaftaran mandiri.

“Sehingga nantinya seluruh pekerja dapat mendaftar sebagai peserta BPJS, tanpa harus melalui pemberi kerjanya,” tandas wanita yang akrab disapa Noriyu ini. [Wishnu]

sumber:  utama.seruu.com

 

Virus Corona Merebak, 45 Orang Meninggal

Menindaklanjuti merebaknya kasus virus corona (Mers-CoV) di Timur Tengah dan beberapa negara Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membentuk Emergency Commite (Komite Kedaruratan) yang beranggotakan 15 negara. Satu dari 15 negara anggota Emergency Commite tersebut adalah Indonesia.

Keberadaan Emergency Commite tersebut kata Prof Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL) Kemenkes antara lain memberikan masukan dan rekomendasi kepada WHO terkait keputusan penting tentang public health emergency international concern.

“Sepanjang sejarah, baru dua kali ini WHO membentuk tim emergency untuk kasus penyakit menular yang tengah merebak di sejumlah negara,” papar Tjandra, Senin (22/7).

Menurut Tjandra, kasus merebaknya Mers-CoV di sejumlah negara Timur Tengah dan Eropa tergolong serius. Hingga 18 Juli, WHO sudah menerima laporan 88 kasus Mers-CoV dimana 45 kasus diantaranya meninggal dunia. “Artinya tingkat kematian mencapai 51 persen dan itu sangat tinggi,” tambah Tjandra.

Karena itu setelah melakukan 2 kali teleconference dengan Emergency Committe dan beberapa perwakilan negara terjangkit serta expert, maka WHO mengeluarkan pernyataan terkait Mers CoV yang intinya antara lain bahwa Mers CoV memang serius dan perlu dapat perhatian penting semua negara.

Indonesia sendiri dikatakan Tjandra sudah mengirimkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Propinsi, Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia dan rumah sakit vertikal tentang peningkatan kewaspadaan Mers-CoV.

Selain itu pihaknya juga telah mengadakan rapat koordinasi dengan kepala pusat kesehatan haji dan instansi terkait lainnya. Intinya mengecak kembali kesiapan 100 rumah sakit rujukan flu burung dan menyiapkan tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan rujukan untuk mewaspadai gejala Mers-CoVtermasuk petugas haji.

Corona virus adalah strain baru dari corona virus yang sebelumnya tidak pernah ditemukan pada manusia. Corona virus adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan kesakitan pada manusia dan hewan. Pada manusia, corona virus dapat menyebabkan sakit ringan sampai berat mulai dari common cold sampai sindroma pernapasan akut berat (SARS). Lebih spesifik penyakit yang disebabkan oleh novel corona virus disebut Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (Mers-CoV). (inung)

sumber:  www.poskotanews.com