Are Quality Medicine Affordable? Evidence from a Large Survey of Medicine Price and Quality in Indonesia

Are Quality Medicine Affordable? Evidence from a Large Survey of Medicine Price and Quality in Indonesia

Sejak Indonesia menerapkan sistem asuransi kesehatan nasional pada 2014, harga berbagai obat esensial mengalami penurunan drastis. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara harga, kualitas, dan keterjangkauan obat-obatan yang dibayar secara langsung oleh pasien. Lebih dari 1000 sampel lima obat resep umum—yaitu allopurinol, amlodipine, amoxicillin, cefixime, dan dexamethasone—dikumpulkan dari apotek, fasilitas kesehatan, dan toko daring di empat wilayah Indonesia. Kualitas obat diuji menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), dan hasilnya dibandingkan dengan harga serta upah minimum daerah. Obat yang dibeli melalui sistem pengadaan publik lebih jarang gagal uji kualitas dibanding merek lain (4,2% vs 8,3%), tetapi perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Tidak ditemukan hubungan antara harga dan kualitas, maupun antara status bermerek dan kualitas. Obat generik bermerek memiliki rentang harga sangat luas, dari 0,3 hingga 18,6 kali harga median. Sebaliknya, generik tanpa merek dijual dengan harga yang lebih seragam dan umumnya lebih murah. Meskipun wilayah dengan upah terendah memiliki harga obat tertinggi, obat generik masih sangat terjangkau. Bahkan di daerah tersebut, harga obat pada kuartil ke-25 hanya setara dengan maksimal 0,7% dari upah harian. Secara keseluruhan, pasien dengan upah minimum dapat memperoleh versi obat esensial yang terjangkau dan berkualitas baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harga tidak menjamin kualitas obat, dan kebijakan publik perlu lebih menekankan pengawasan mutu daripada hanya fokus pada harga.

Sumber https://www.proquest.com/openview/00c8939e60e743c859da5a4eab149f6e/1?pq-origsite=gscholar&cbl=5160721

 

The Education role on Institutional Delivery Among Teenage Mothers in Indonesia: A National Wide Survey

The Education role on Institutional Delivery Among Teenage Mothers in Indonesia: A National Wide Survey

Sebuah studi dilakukan untuk mengevaluasi peran tingkat pendidikan dalam mendorong ibu remaja di Indonesia untuk melahirkan di fasilitas kesehatan, yang merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Studi ini menggunakan data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 dengan total 609 responden ibu berusia 13–19 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya sekitar 49,7% dari ibu remaja yang memilih melahirkan di fasilitas kesehatan, angka yang tergolong rendah mengingat pentingnya dukungan medis dalam proses persalinan. Melalui analisis regresi logistik, ditemukan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan ibu, semakin besar kemungkinan mereka melahirkan di fasilitas kesehatan. Dibandingkan dengan remaja yang tidak pernah bersekolah, ibu remaja yang pernah menempuh pendidikan dasar (SD) memiliki peluang 2,27 kali lebih besar untuk melahirkan di fasilitas, sementara yang pernah sekolah menengah pertama (SMP) memiliki peluang 4,55 kali lebih besar, dan yang mencapai sekolah menengah atas (SMA) bahkan memiliki peluang 5,04 kali lebih besar. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan sebagai determinan sosial utama dalam kesehatan maternal, dan memperkuat urgensi intervensi kebijakan yang mendukung akses pendidikan bagi perempuan muda sebagai strategi jangka panjang dalam memperbaiki kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

sumber https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2213398425000594

 

Noncommunicable Diseases Progress Monitor 2025

Noncommunicable Diseases Progress Monitor 2025

Publikasi “NCD Progress Monitor 2025” dari WHO menyajikan penilaian global terbaru tentang kemajuan negara-negara dalam mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit paru kronis. Laporan ini meninjau upaya 194 negara anggota WHO dalam mengimplementasikan kebijakan nasional, sistem kesehatan, dan strategi pengurangan faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik. Selain itu, publikasi ini juga menilai lokasi target nasional PTM, sistem surveilans, dan penyediaan layanan pengobatan esensial. Laporan ini bertujuan untuk menjadi alat pemantauan dan akuntabilitas menjelang Sidang Tingkat Tinggi PBB tentang PTM pada 2025, sekaligus mendorong negara-negara mempercepat tindakan agar dapat mencapai target global PTM yang ditetapkan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Data dan analisis dalam laporan ini membantu mengidentifikasi kesenjangan kebijakan dan menunjukkan praktik terbaik yang dapat diadopsi untuk mengurangi beban PTM secara global.

sumber: https://www.who.int/publications/i/item/9789240105775 

 

Sleep Quality, Depression, and The Risk of Anemia in Adolescents Aged 10-19 Years During One Year of the COVID-19 Pandemic in Indonesia

Sleep Quality, Depression, and The Risk of Anemia in Adolescents Aged 10-19 Years During One Year of the COVID-19 Pandemic in Indonesia

Kualitas tidur dan depresi diketahui berhubungan dengan anemia pada orang dewasa, tetapi penelitian terbatas pada anak-anak dan remaja. Sebuah studi dilakukan untuk menilai hubungan antara kualitas tidur, depresi, dan konsentrasi hemoglobin pada remaja Indonesia berusia 10–19 tahun. Data 452 remaja laki-laki dan perempuan, berusia 10–19 tahun, dikumpulkan di seluruh kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, Indonesia, pada 2021 (awal) dan 2022 (tindak lanjut). Kualitas tidur dan depresi dinilai menggunakan Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh (PSQI) dan Skala Distres Psikologis Kessler‐10 (K10).

Hasilnya, prevalensi anemia secara keseluruhan adalah 21% pada awal dan 29% pada tindak lanjut, dengan anak perempuan lebih terpengaruh daripada anak laki-laki. Analisis kelas laten menghasilkan 5 kelas kualitas tidur dan depresi. Peneliti tidak menemukan hubungan antara keanggotaan kelas dan konsentrasi hemoglobin pada awal. Studi ini menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk dan gejala depresi dikaitkan dengan konsentrasi hemoglobin yang lebih rendah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kesehatan mental dan kualitas tidur harus dipertimbangkan dalam program intervensi yang mengatasi anemia.

sumber: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/smi.70046   

 

Barriers to Utilization of Postnatal Care at Village Level in Klaten District, Central Java Province, Indonesia

Barriers to Utilization of Postnatal Care at Village Level in Klaten District, Central Java Province, Indonesia

Komplikasi pasca melahirkan dianggap sebagai masalah kesehatan ibu prioritas yang harus ditangani. Melakukan perawatan yang memadai pasca melahirkan karena komplikasi akan meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi. Melalui JKN, pemerintah Indonesia menyediakan layanan kesehatan ibu dan anak gratis dekat dengan masyarakat di tingkat desa, yang mencakup pelayanan nifas. Sebuah studi dilakukan untuk mengeksplorasi hambatan pemanfaatan perawatan pasca melahirkan di tingkat desa di kabupaten Klaten. Studi dilakukan secara kualitatif pada Maret 2015–Juni 2016 dengan 19 peserta penelitian, termasuk delapan ibu dengan komplikasi pasca melahirkan, enam anggota keluarga, dan lima bidan desa untuk wawancara mendalam.

Hasilnya, tiga kategori hambatan pemanfaatan layanan pasca melahirkan di desa: literasi kesehatan tentang perawatan pasca kelahiran yang dimiliki ibu dan anggota keluarga, keyakinan dan praktik sosiokultural, dan respons layanan kesehatan. Mayoritas ibu tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai perawatan pasca melahirkan yang mencerminkan kurangnya kesadaran dan praktik perawatan pasca melahirkan. Norma dan mitos antar generasi menghalangi para ibu untuk memanfaatkan dan melakukan perawatan pasca melahirkan melalui asupan nutrisi yang cukup selama masa nifas. Ibu dan anggota keluarga melakukan pengobatan mandiri yang tidak aman untuk mengatasi komplikasi ringan pasca kelahiran yang dirasakan. Meskipun ada upaya pemerintah untuk menyediakan layanan pasca persalinan gratis di dekat rumah ibu, terdapat hambatan lain dalam pemanfaatan perawatan pasca melahirkan, khususnya di kalangan ibu, masyarakat, dan layanan kesehatan. Pendekatan inovatif untuk meningkatkan literasi kesehatan pada perawatan pasca melahirkan diperlukan. Khususnya, meningkatkan kapasitas bidan dalam melakukan perawatan yang berpusat pada pasien. Selain itu, tugas bidan desa harus dievaluasi dan diorientasikan kembali.

selengkapnya