Menristek: Radio Isotop Indonesia Diminati Asing
Medan - Radio isotop Indonesia, khususnya untuk bidang kesehatan, mendapat perhatian besar dari dunia. Bahkan, Amerika Serikat (AS) yang selama ini mengandalkan dari Kanada berminat mengimpornya dari sini.
"Radio isotop, isotop dari zat radio aktif untuk bidang kesehatan seperti terapi kanker masih yang pertama di Asia dan semakin diminati dunia termasuk AS," kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta usai pertemuan Working Group APEC Policy Partnership on Science, Technology and Innovation (PPSTI) pada Senin (1/7).
Pihak AS mengaku sangat berminat pada radio isotop dari Indonesia karena belum memiliki produk tersebut dan produksi di Kanada juga sudah berkurang akibat pabriknya semakin tua.
"Peluang besar itu harusnya dimanfaatkan Indonesia setelah selama ini masih mengekspor ke beberapa negara saja," tuturnya.
Gusti menyebutkan pemerintah terus berupaya meningkatkan biaya riset karena secara nyata banyak hasil penelitian Indonesia diakui negara asing.
"Dalam APEC PPSTI di Medan telah disepakati bahwa negara di Asia Pasifik sepakat untuk bekerja sama dalam peningkatan riset untuk kemajuan semua sektor di negara-negara tersebut," ujarnya.
Staf Ahli Menlu Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kementerian Luar Negeri M Wahid Supriyadi menyebutkan bahwa radio isotop itu sudah diekspor ke beberapa negara Asia, seperti ke Jepang, Korea, dan Malaysia. (Ant)
(sumber: www.metrotvnews.com)