Tentang Laporan Health System in Transition

Dokumen Health System in Transition adalah laporan dari berbagai negara yang memberikan deskripsi detail mengenai sistem kesehatan negara tersebut, termasuk berbagai reformasi dan kebijakan yang ada seputar kesehatan.

Serial Health System in Transition ini dimulai di negara-negara Eropa, yang bertujuan untuk menghasilkan laporan per negara yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai perbandingan antar negara, serta sebagai rujukan bagi para pemangku kebijakan kesehatan. Laporan Health System in Transition diperbarui secara rutin, dan telah dipublikasikan oleh berbagai negara di dunia. Untuk kawasan Asia, laporan Health System in Transition telah dikeluarkan oleh negara Fiji dan Filipina.

Saat ini Indonesia sedang dalam proses penulisan laporan Health System in Transition yang dibuat oleh para akademisi dan praktisi kesehatan. Penulisan laporan Health System in Transition untuk Indonesia ini dikoordinir oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan bekerjasama dengan Institute for Health Policy Sri Lanka. Laporan tersebut akan menjadi bagian dari kompilasi profil sistem kesehatan yang untuk kawasan Asia dikembangkan oleh the Asia Pacific Observatory on Health Sytems and Policies guna memfasilitasi upaya benchmarking dan pembelajaran untuk penguatan sistem kesehatan masing-masing negara.

Silahkan klik link di bawah untuk mempelajari lebih lanjut laporan Health System in Transition dari beberapa negara di Asia dan Eropa serta Amerika.

 

canada  fiji  mongolia 
netherland  pilipina

Guest Lecture & Lunch Seminar

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)

bekerjasama dengan

Program Studi S2 IKM - Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Menyelenggarakan acara

Guest Lecture & Lunch Seminar

Ruang Teater Gd. Perpustakaan Lantai 2 FK UGM
25 April 2013

  PENGANTAR

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada telah menyelenggarakan kegiatan Guest Lecture & Lunch Seminar dalam rangka Continuing Medical Education. Acara ini mengambil topik "Using Informatics and Technology to Address Common Challenges in Public Health" dan "Assessment of Healthcare Quality using Medicare Claims Data"

 

  TUJUAN 
 

  1. Membahas pemanfaatan Teknologi Informasi dalam menghadapi tantangan terkait isu-isu Public Health
  2. Membahas penggunaan data klaim jaminan kesehatan untuk evaluasi mutu pelayanan kesehatan dengan studi kasus Medicare

 

  JADWAL KEGIATAN

Kamis, 25 April 2013 

Waktu

Kegiatan

Keterangan

11.00 – 12.00

Guest Lecture

"Using Informatics and Technology to Address Common Challenges in Public Health"

 

Narasumber:

Dr. Linda Dimitropoulos

peneliti senior e-health sekaligus Director CAHIT(Center for the Advancement of Health Information Technology, Research Triangle Institute International

12.00-13.00

Lunch Seminar

Assessment of Health care Quality using Medicare Claims Data

Narasumber:

Dr. Michael Trisolini

Ahli datamining dan quality improvement (Research Triangle Institute)

13.00-13.30

Makan Siang

 

 

  ARSIP VIDEO PRESENTASI

Pembicara 1 : Dr. Linda Dimitropoulos

 

Pembicara 2 : Dr. Michael Trisolini

Diskusi Bulanan PKMK April 2013

Diskusi Bulanan PKMK April 2013
Pembahasan Artikel Kebijakan dan Manajemen

Kelompok Kerja Kebijakan dan Manajemen Fakultas Kedokteran UGM

(Pukul 08.30 - 10.00 WIB)

  Pengantar

Perkembangan topik dan metode penelitian manajemen berjalan dengan sangat pesat. Perkembangan ini perlu diikuti dengan cara melakukan pembahasan terhadap artikel-artikel kebijakan dan manajemen. Kegiatan ini sangat penting untuk pengembangan kapasitas para dosen, peneliti, dan konsultan yang tergabung pada kelompok kerja Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM serta peminat lain. Kegiatan dilakukan sebulan sekali pada hari Kamis, di pertengahan bulan berjalan. Kegiatan akan dipancarkan melalui audiostreaming sehingga para peserta yang berada di luar Yogyakarta dapat mengikutinya.

 

  Tujuan
 

  1. Membahas perkembangan topik yang menarik dalam kebijakan dan manajemen kesehatan
  2. Membahas metode penelitian , pelatihan, dan konsultasi, yang dipergunakan di berbagai penelitian kebijakan dan manajemen
  3. Menjadi forum untuk pengembangan kemampuan diri untuk para konsultan, peneliti, dan dosen di kelompok kerja kebijakan dan manajemen kesehatan;
  4. Mengembangkan forum komunikasi antara dosen, peneliti, dan konsultan dalam kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan.

 

  Jadwal Acara dan Topik
   

Diskusi Bulanan PKMK  18 April 2013

Topik

Konsep-konsep terkait

Makalah yang ditelaah

Fasilitator

Health Behavior Theory

Behavior change interventions, Self-efficacy, Theory of planned behavior,

Jeffery, R.W. (2004). How can Health Behavior Theory be made more useful for intervention research? International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 1:10 (23 July 2004)  

Michie, S., dkk. (2011). The behaviour change wheel: A new method for characterising and designing behaviour change interventions. Implementation Science 6:42 (23 April 2011)

Dr. Mubasysyir Hasan Basri, MA

dr. Rossi Sanusi, MPA., PhD

 

 Materi 
 

Dr. Mubasysyir Hasan Basri, MA

  1. Rational choice theory and public health management 2
  2. Maksimasi, Free Rider dan Kegagalan Implementasi Kebijakan

dr. Rossi Sanusi, MPA., PhD

  1. Health Behavior Theory

 

 

video camera  Arsip Video Presentasi

Diskusi Kebijakan: Dilema Profesi Dokter dalam Penentuan Tarif di RS dan Asuransi Kesehatan

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM

Menyelenggarakan

Diskusi Kebijakan:
Dilema Profesi Dokter dalam Penentuan Tarif di RS dan Asuransi Kesehatan

Jum'at, 12 April 2013 di Ruang Theater Perpustakaan FK UGM lt. 2
Pukul 13.00 – 15.00

 

  Pengantar

Situasi BPJS saat ini sedang dalam situasi menarik. Pemerintah hanya mampu memberikan iuran sebesar Rp 15 ribu per kepala per bulan. Sementara itu tuntutan dari berbagai pihak, termasuk perhimpunan profesi jauh di atas angka tersebut. Realita yang ada memang pahit karena situasi kebijakan fiskal dan politik penganggaran yang belum mendukung kesehatan.

Dalam situasi ini terjadi berbagai perbedaan mengenai besaran tarif yang ditetapkan oleh pihak asuransi, rumah sakit, dan perhimpunan profesi. Proses penetapan tarif menjadi bahan perdebatan yang menarik. Dalam perdebatan ini, yang seharusnya menjadi semacam proses negosiasi, terjadi berbagai hal yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Ancaman bahwa profesi dokter akan mogok, atau perhimpunan profesi akan menindak anggotanya yang mau menerima kurang dari permintaan kelompok saat ini sering terdengar. Perhimpunan rumah sakit juga mempunyai skenario pesimis tentang gulung tikarnya rumah sakit atau Pemutusan Hubungan Kerja untuk karyawan. Sementara itu sebagian pejabat akan menindak dokter yang tidak taat aturan, dan sebagian masyarakat semakin mempunyai persepsi negatif pada profesi dokter.

Situasi tekan – menekan dan ancam – mengancam ini perlu dibahas secara kepala dingin dengan melihat pada konteks sejarah dan situasi setempat di Indonesia. Pembahasan secara kepala dingin ini diharapkan memberi jalan pada proses negosiasi yang baik antar berbagai pelaku di sistem kesehatan.
 

  Tujuan

Diskusi kebijakan ini akan membahas berbagai topic antara lain:

  1. Membahas struktur governance kesehatan: Siapa Regulator, siapa operator, dan siapa pemberi dana dalam sistem kesehatan. Dalam hal ini Perhimpunan Profesi dokter merupakan bagian dari berbagai pelaku yang mempunyai fungsi, hak, dan kewajiban dalam masyarakat. Dalam hal ini fungsi, hak, dan kewajiban akan dibahas dalam konteks governance sektor kesehatan di masyarakat Indonesia yang bervariasi kemampuan sosial-ekonominya.
  2. Membahas dilema perhimpunan profesi: Membela anggota atau demi masyarakat, dan bagaimana agar tidak terjebak menjadi kartel yang dapat dituntut oleh UU anti monopoli dan tidak etis, sebagaimana pernah terjadi di negara lain. Topik ini membahas implikasi dari kekuatan perhimpunan profesi yang dapat disalahgunakan. Sebagai gambaran, hukum di Indonesia mempunyai pengakuan kesatu perhimpunan profesi dokter. Pengakuan ini dapat mengakibatkan efek samping berupa pemikiran kartel di perhimpunan profesi. Perhimpunan profesi dapat terjebak dalam penentuan tarif yang tidak melihat kemampuan masyarakat atau pemerintah untuk membayar, atau hanya menentukan tarif tunggal yang mungkin tidak mampu dibayar pemerintah atau masyarakat dengan ancaman mogok. Sementara itu masyarakat Indonesia sangat bervariasi. Ada yang kaya dan ada yang miskin dengan perbedaan yang sangat besar.
  3. Mendiskusikan pertanyaan klasik untuk perhimpunan profesi: Mampukah perhimpunan profesi memperjuangkan kebutuhan anggota sekaligus berbakti kepada nusa dan bangsa. Dengan latar belakang dua topik di atas, maka pertanyaan klasik ke perhimpunan profesi (tidak hanya dokter) akan dibahas. Kepentingan anggota, atau kepentingan masyarakat, atau kedua - duanya. Bagaimana memadukan kedua kepentingan ini merupakan tantangan besar perhimpunan profesi dalam era BPJS dan globalisasi yang memungkinkan dokter asing untuk masuk di masa mendatang.

Manfaat

Diharapkan diskusi ini dapat:

  1. Menjadi bahan pemikiran bagi perhimpunan profesi untuk memikirkan dilema yang ada.
  2. Mendorong pelaku – pelaku di sektor kesehatan agar dapat melakukan negosiasi untuk menghasilkan hasil terbaik bagi kepentingan masyarakat umum.
  3. Menjadi masukan kebijakan publik di pemerintah pusat dan daerah.
     

  Acara:

Jumat, 12 April 2013

Jam

Kegiatan

12.45 – 13.00

Dimulai dengan makan siang

13.00 – 15.00

12apr keb_pro

Diskusi dengan narasumber :

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

Download Materi 

Moderator :

Dra. Retna Siwi Padmawati, MA

 

 ARSIP VIDEO STREAMING

Diskusi dapat dilakukan melalui video dan audio streaming pada website www.kebijakankesehatanindonesia.net

Peserta yang diharapkan hadir adalah :

  1. Pengurus Pusat IDI
  2. Pengurus IDI Cabang, terutama IDI DIY dan Jawa Tengah
  3. Perhimpunan spesialis di Indonesia
  4. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten
  5. Direktur Rumah Sakit
  6. Perusahaan Penjamin Kesehatan (PT Askes, Jamsostek, dll)

Diskusi ini bebas biaya pendaftaran, namun peserta yang hendak mengikuti harap melakukan pendaftaran melalui :

Angelina Yusridar/Hendriana Anggi
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2 FK UGM
Telp/Fax. 0274 – 549425
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. / This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Lunch seminar

Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM

bekerjasama dengan

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM
Menyelenggarakan Lunch Seminar Mengenai

Agenda Pembangunan Paska MDGs 2015:
Catatan dari the 4th Meeting of High Level Panel of Eminent Persons
Bali, 25 Maret 2013

Ruang Kuliah S3 Gd. Pascasarjana Lantai 2 FK UGM
Selasa, 2 April 2013

  PENGANTAR

Millennium Development Goals (MDGs) merupakan acuan pembangunan global, termasuk pembangunan kesehatan, hingga tahun 2015. Dalam beberapa tahun terakhir ini, diskursus agenda pembangunan global paska 2015 telah semakin menguat. Sekjen PBB, Ban Ki Moon, telah membentuk High Level Panel of Eminent Persons (HLPEP) untuk menyusun formulasi agenda pembangunan global tersebut. HLPEP ini dipimpin oleh tiga kepala negara, termasuk Presiden RI. HLPEP menyusun agenda global melalui empat pertemuan. Pertemuan yang ke-4 (terakhir) telah diselenggarakan di Bali tanggal 25-27 Maret 2013. Pertemuan tersebut diawali dengan pertemuan konsultatif dengan para akademisi dan LSM pada hari pertama. Dalam pertemuan konsultatif tersebut mengerucut isu-isu pokok yang akan direkomendasikan untuk menjadi bagian dari agenda pembangunan global paska 2015

 

   TUJUAN
 

  1. Membahas proses dan hasil pertemuan konsultatif HLPEP, Bali, 25 Maret 2013
  2. Membahas implikasi dari hasil pertemuan konsulltatif HLPEP bagi sektor kesehatan
     

  JADWAL KEGIATAN

Selasa, 2 April 2013

Waktu

Kegiatan

Keterangan

12.00 – 13.00

Lunch Seminar

Agenda Pembangunan Paska MDGs 2015:

Catatan dari the 4th Meeting of High Level Panel of Eminent Persons - Bali, 25 Maret 2013

Download Paper pertemuan di Bali 

yodi-2apr

Narasumber:

Yodi Mahendradhata

Materi presentasi

Moderator:

Tiara Marthias

 

  ARSIP VIDEO PRESENTASI

Reportase Hari 1 sesi 2

Sesi 2 : Linking Social Determinants of Health to Health Policy and Health Research

Sesi kedua berlangsung setelah sesi foto dan istirahat selama 30 menit. Pembicara pertama pada sesi kedua adalah Dr. David R. Gwatkin , USA dengan topik : Is the Social Determinants of Health approach inherently pro-poor?

dr davidDr. David menggambarkan beberapa pendekatan sosial deteminan yang semua outcome-nya adalah perubahan status kesehatan, namun dipertanyakan apakah pendekatan tersebut ditujukan kepada orang miskin (pro-poor)? Beberapa pendekatan SDH yang dipaparkan Dr. David adalah pendekatan tradisional, pendekatan Diderichsen-Rockerfeller 2001, dan pendekatan SDH Commission on Social Determinants of Health 2008. Namun semua pendekatan tersebut dapat dikatakan pro-poor tergantung dari grup populasi yang dituju. Dalam kesimpulannya Dr. David mengidentifikasi beberapa topik area penelitian SDH yang dilakukan oleh para peneliti INDEPTH di Afrika dan Asia.

Materi Silahkan 

 

pascalProf Pascal Allotey dari Malaysia menyajikan : Social sciences as a necessary framework for health research in Asian and African countries

Prof Pascal menggambarkan bagaimana cara membimbing para peneliti dalam melakukan penelitian SDH terutama ketika melakukan analisa terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Contoh yang dipaparkan Prof Pascal adalah analisa terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberikan subsidi gula. Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga disubsidi oleh pemerintah. Akibatnya obesity meningkat tajam di Malaysia. Hasil penelitian terhadap kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah bahwa setiap kebijakan yang diambil akan membawa risiko terhadap SDH yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Materi Silahkan 

 

Bringing evidence on social determinants of into health policy in Africa : Experiences of Equity Watch disampaikan Dr YahyaIpuge, Tanzania

yahyaYahya menggambarkan strategi yang dilakukan Equinet untuk mendukung SDH di Tanzania. Salah satu kegiatan penting Equinet adalah melakukan pengawasan terhadap ekuitas (equity watch) berupa pengumpulan bukti-bukti terkait dengan SDH dan redistribusi sistem kesehatan. Equinet juga melakukan upaya dialog akan temuan-temuan dalam melakukan pengawasan ekuitas, implikasinya terhadap kebijakan serta tindakan yang diambil oleh pemerintah.

Materi Silahkan 

 

Dari Indonesia, Prof Charles Surjadi dari Universitas Atmajaya menyajikan paparan mengenai : "Policy Approaches to Address the Social and Environmental Determinants of Health Inequity in Asia-Pacific"

charlesProf. Charles menggambarkan konsep SDH yang sebenarnya merupakan solusi di luar sektor kesehatan, artinya semua sektor bertanggungjawab terhadap kesehatan. Prof. Charles juga menjelaskan tentang tantangan health equity di Asia Pacifik. Data yang ada dikelompokkan dalam beberapa aksi seperti aksi tentang urbanisasi yang sehat dan seimbang, perlindungan sosial dan penyediaan lapangan kerja yang adil, serta aksi terhadap sistem kesehatan yang berdampak pada ekuitas kesehatan. Dalam penutupnya, Charles menyatakan empat tantangan utama dalam SDH yaitu data, pengetahuan dan ketrampilan, perubahan paradigma, dan kebijakan.

Materi Silahkan 

 

Reportase Hari Pertama

SESSION 1 : Opening Session

INTREC's First International Stakeholder meeting dimulai Selasa (19/3/2013) di Royal Richester Hotel Accra Ghana. Tema pertemuan yang diangkat kali ini ialah 'Strengthening research and policy on social determinants of health in low and middle income countries in Asia and Africa'.

osmanAda sembilan negara terlibat dalam pertemuan ini yaitu Ghana, Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Swedia, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, India, Bangladesh, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Tim Indonesia berasal dari Kementerian Kesehatan, Bappenas, UGM, Lembaga Demografi UI, Universitas Atmajaya dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pertemuan dimulai pukul 9 dengan pengantar yang disampaikan Dr Martin Bangha, dari INDEPTH di Ghana. Selanjutnya diikuti materi pembukaan dengan judul : Welcome and an Overview of INDEPTH oleh Prof. Osman Sankoh, Executive Director INDEPTH, Ghana. Prof Osman menerangkan mengenai organisasi INDEPTH yang menjadi tuan rumah kegiatan ini.

Materi silahkan 


Penjelasan mengenai INTREC dilakukan oleh Prof Peter Byass, Sweden dengan judul Welcome and an Overview of INTREC : Why, what, who and how?

peterPeter Byass menggambarkan INTREC adalah sebuah aksi yang didanai oleh European Community untuk mengembangkan kemampuan melakukan penelitian mengenai kesehatan dan determinan sosialnya di negara-negara berpendapatan menengah dan rendah.

Kegiatan kedua membahas penentuan International Advisory Group dimana Prof Charles Surjadi dari Indonesia menjadi salah satu anggota. Kegiatan ketiga adalah launching dua tempat pelatihan INTREC yaitu di INDEPTH Ghana dan Indonesia atau di Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran UGM. Kegiatan keempat ialah pengembangan pelatihan. Kegiatan kelima yaitu mencoba aktivitas pelatihan. Kegiatan keenam adalah penyebarluasan.

Materi silahkan 

 

margaretDr. Margaret Gyapong, Director, Dodowa Health Research Centre, Leader, INDEPTH Social Science Research WG menyajikan makalah dengan judul Emerging issues as regards to social determinants of health in the INDEPTH Network and the potential contribution of INTREC

Untuk itu diperlukan peningkatan kemampuan melakukan penelitian sosial di peneliti INDEPTH yang diperoleh melalui kuesioner. Banyak lembaga penelitian INDEPTH yang telah menjalankan penelitian sosial. Kemampuan sudah baik namun perlu ada penambahan kemampuan.

Materi silahkan 

 

berkmanDari Harvard University, melalui Video Prof Lisa Berkman menyajikan presentasi dengan judul "The Social Determinants of Health approach and its implications for global health research and policy".

Prof Berkman menggambarkan berbagai perkembangan demografi yang menggambarkan perubahan besar dalam sektor kesehatan.Perkembangan kota-kota besar, peningkatan penyakit-penyakit tidak menular, sampai perubahan pola demografi yang mempengaruhi struktur masyarakat.

 

SESSION 2 : Linking social determinants of health,
to health policy and health research

Sesi 2 : Linking Social Determinants of Health to Health Policy and Health Research

Sesi kedua berlangsung setelah sesi foto dan istirahat selama 30 menit. Pembicara pertama pada sesi kedua adalah Dr. David R. Gwatkin , USA dengan topik : Is the Social Determinants of Health approach inherently pro-poor?

dr davidDr. David menggambarkan beberapa pendekatan sosial deteminan yang semua outcome-nya adalah perubahan status kesehatan, namun dipertanyakan apakah pendekatan tersebut ditujukan kepada orang miskin (pro-poor)? Beberapa pendekatan SDH yang dipaparkan Dr. David adalah pendekatan tradisional, pendekatan Diderichsen-Rockerfeller 2001, dan pendekatan SDH Commission on Social Determinants of Health 2008. Namun semua pendekatan tersebut dapat dikatakan pro-poor tergantung dari grup populasi yang dituju. Dalam kesimpulannya Dr. David mengidentifikasi beberapa topik area penelitian SDH yang dilakukan oleh para peneliti INDEPTH di Afrika dan Asia.

Materi Silahkan 

 

pascalProf Pascal Allotey dari Malaysia menyajikan : Social sciences as a necessary framework for health research in Asian and African countries

Prof Pascal menggambarkan bagaimana cara membimbing para peneliti dalam melakukan penelitian SDH terutama ketika melakukan analisa terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Contoh yang dipaparkan Prof Pascal adalah analisa terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberikan subsidi gula. Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga disubsidi oleh pemerintah. Akibatnya obesity meningkat tajam di Malaysia. Hasil penelitian terhadap kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah bahwa setiap kebijakan yang diambil akan membawa risiko terhadap SDH yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Materi Silahkan 

 

Bringing evidence on social determinants of into health policy in Africa : Experiences of Equity Watch disampaikan Dr YahyaIpuge, Tanzania

yahyaYahya menggambarkan strategi yang dilakukan Equinet untuk mendukung SDH di Tanzania. Salah satu kegiatan penting Equinet adalah melakukan pengawasan terhadap ekuitas (equity watch) berupa pengumpulan bukti-bukti terkait dengan SDH dan redistribusi sistem kesehatan. Equinet juga melakukan upaya dialog akan temuan-temuan dalam melakukan pengawasan ekuitas, implikasinya terhadap kebijakan serta tindakan yang diambil oleh pemerintah.

Materi Silahkan 

 

Dari Indonesia, Prof Charles Surjadi dari Universitas Atmajaya menyajikan paparan mengenai : "Policy Approaches to Address the Social and Environmental Determinants of Health Inequity in Asia-Pacific"

charlesProf. Charles menggambarkan konsep SDH yang sebenarnya merupakan solusi di luar sektor kesehatan, artinya semua sektor bertanggungjawab terhadap kesehatan. Prof. Charles juga menjelaskan tentang tantangan health equity di Asia Pacifik. Data yang ada dikelompokkan dalam beberapa aksi seperti aksi tentang urbanisasi yang sehat dan seimbang, perlindungan sosial dan penyediaan lapangan kerja yang adil, serta aksi terhadap sistem kesehatan yang berdampak pada ekuitas kesehatan. Dalam penutupnya, Charles menyatakan empat tantangan utama dalam SDH yaitu data, pengetahuan dan ketrampilan, perubahan paradigma, dan kebijakan.

Materi Silahkan