Social Media Kesehatan yang Cukup Populer

Jakarta, PKMK. Di Indonesia saat ini, popularitas social media industri kesehatan sama dengan di industri lain. Dengan kata lain, industri kesehatan sama gesit dengan industri lain dalam memanfaatkan social media seperti Twitter, Facebook, dan lain-lain. Kini, produsen obat ataupun penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit dan dokter, gencar memanfaatkan social media. Hal tersebut disampaikan Dr. Erik Tapan, pengamat informatika kedokteran dari Perhimpunan Informatika Kedokteran Indonesia (PIKI) di Jakarta (14/8/2013).

Erik menambahkan mau atau tidak, pelaku industri kesehatan dari Indonesia harus cepat memanfaatkan social media untuk ekspansi bisnis. Selain untuk edukasi kesehatan, social media bisa digunakan juga untuk customer service, pembentukan komunitas, public relation, dan lain-lain.

Di Indonesia, social media bisa digunakan untuk memobilisasi dukungan politik. Di industri kesehatan, hal serupa bisa terjadi. Misalnya, saat serangan ke dokter ataupun tenaga kesehatan banyak muncul di social media, muncul pula satu video tentang kehidupan calon dokter ataupun dokter muda. "Video itu muncul di YouTube. Dengan video itu, masyarakat diharapkan mendapat informasi seimbang tentang keuletan para dokter dalam mencapai cita-cita," kata Erik.

Saat ini, kata direktur Klinik L' Melia itu, ada beberapa kelompok pelaku utama social media kesehatan di Indonesia. Pertama, produsen produk kesehatan seperti suplemen, obat yang dijual bebas, dan obat resep dokter. Untuk obat resep dokter, produsen umumnya membentuk komunitas-komunitas karena obat itu tidak bisa dijual langsung.

Kedua, para dokter umum dan dokter spesialis. Mereka mulai membuka alamat Twitter, FaceBook, dan blog. Hal tersebut dilakukan untuk menjangkau pasien ataupun calon pasien.

Ketiga, institusi pendidikan kesehatan/kedokteran. Dalam social media institusi tersebut, aktivitas mahasiswa banyak yang secara tidak langsung mempublikasikan almamaternya.

Efek viral social media kesehatan di Indonesia belum sedahsyat negara maju. Di negara yang berbahasa Inggris, efek viral tersebut tentu lebih bersifat lintas-negara.