Suara Hati Ratusan Dokter Untuk Presiden RI

20meiJakarta, PKMK. Ratusan dokter yang tergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu (DIB) hari ini (20/5/2013) menyampaikan aspirasi ke Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka berorasi sambil mengenakan jas dokter dan steteskop di negara, Jakarta Pusat, pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB. Mereka berasal dari seluruh wilayah Indonesia seperti DKI Jakarta, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan lain-lain. dr. Agung Sapto, salah satu pengurus DIB, menyampaikan : "Kami dokter se-Indonesia menyatakan menolak kebijakan kesehatan sebagai isu politik, dokter harus mengedepankan profesionalitas." Dalam orasi tersebut, seorang dokter perempuan spesialis penyakit dalam asal Medan, membacakan puisi yang ditujukan ke Presiden SBY. Berikut kutipan puisi tersebut:

"Wahai Paduka, hari ini kami turun ke jalan bukan tanpa sebab

Kami suarakan anak negeri

Tapi engkau diam karena tidak ada yang akomodir

Tegakkanlah sistem kesehatan nasional yang adil

Kami ketuk hatimu kuat-kuat hari ini

Kami rakyat, kami ketuk pintu hatimu

Kami berjuang atas nama profesi

Mulai saat ini kami tidak akan diam, Paduka"

Adapun seorang dokter pria yang juga dari Medan, dalam orasinya berkata, "Kepada Pak SBY yang sudah 10 tahun memimpin RI, kami meminta agar di akhir jabatan, memberikan sesuatu kepada dokter Indonesia." Ia pun berharap SBY tergugah hatinya mendengar keluhan anak-anaknya. Seorang dokter perempuan juga berorasi, Pemerintah Indonesia mengampanyekan pengobatan gratis. Dalam hal ini profesionalitas dokter sudah selaiknya diperhatikan juga. "Apakah hak kami untuk sejahtera tidak perlu diperhatikan? Ingatlah bahwa para dokter juga manusia," ucapnya. Agung Sapto pun membacakan petisi yang ditujukan untuk Presiden SBY. Bunyi petisi itu antara lain : menuntut reformasi sistem kesejahteraan berkualitas sesuai undang-undang; menolak politisasi kebijakan kesehatan; memperbaiki sisitem pendidikan dokter secara mendasar; meninjau ulang program internship yang terkesan terburu-buru; profesionalisme dokter harus dengan dasar yang kuat; kehidupan laikpun perlu bagi dokter; dan lain-lain.

Sekitar pukul 11.00 WIB, lima orang perwakilan DIB diperbolehkan masuk ke Istana Negara untuk menyampaikan petisi, satu diantaranya adalah Agung. Setelah keluar dari Istana Negara, Agung mengatakan bahwa petisi tersebut diterima oleh petugas dari Sekretariat Istana Negara. "Kami pun selanjutnya akan menyampaikan tembusan petisi ke berbagai pihak seperti para gubernur dan lain-lain," ucap Agung. DIB mengharapkan bahwa aksi tersebut akan menjadi bola salju yang terus membesar. Ikatan Dokter Indonesia dan pihak terkait lain disarankan merevitalisasi diri untuk terbentuknya sistem pelayanan kesehatan yang adil.

Ratusan dokter tersebut lantas dengan tertib membubarkan diri. Sebelumnya, sekitar jam 08.00 WIB, mereka berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Orasi di atas mobil bak pengangkut sound system berlangsung di tempat tersebut. Sejumlah spanduk yang menyuarakan aspirasi mereka bertaburan, antara lain berbunyi: "Dokter Juga Manusia", "Dokter Anti-Malpraktek", "Hubungan Dokter-Pasien Bukan Transaksi Jual-Beli", "Isu Kesehatan Jangan Jadi Isu Pemilu/Pilpres", dan lain-lain. Sekitar pukul 09.00 WIB, ratusan dokter itu lalu melakukan long march ke Istana Negara dengan pengawalan petugas kepolisian.

 

  • slot resmi
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot