Indonesia Kampanye Kenalkan Berbagai Risiko Tembakau yang Mematikan

Pakar global kesehatan masyarakat Vital Strategies mengucapkan selamat kepada Pemerintah Indonesia atas peluncuran kampanye baru yang secara visual menyoroti sejumlah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh konsumsi tembakau, termasuk stroke, kanker tenggorokan, kanker paru, dan penyakit Buerger.

Kampanye yang berjudul “Penyakit yang Diakibatkan Rokok” ini diluncurkan hari ini di Jakarta oleh dr. Anung Sugihantono, M.Kes., Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Acara ini juga dihadiri oleh Dr. dr Agus Dwi Susanto, Sp.P(K). Ketua Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan, RSUP Persahabatan; Cecep Sopandi, penderita penyakit Buerger; dan Relis Gultom, istri dari almarhum Ranap Simatupang, penderita kanker paru. Kisah singkat Cecep dan Ranap ditampilkan dalam iklan berdurasi 30 detik ini.

Vital Strategies bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam perencanaan dan pelaksanaan kampanye yang akan ditayangkan selama empat minggu di enam (6) televisi nasional.

Kampanye ini juga dipromosikan dan disebarluaskan melalui media sosial dengan menggunakan tagar #SuaraTanpaRokok di kanal YouTube, Twitter, Facebook, Instagram dan www.suaratanparokok.co.id 

Yang terakhir ini merupakan sebuah situs di mana masyarakat Indonesia dapat membagikan kisah mengenai bahaya-bahaya yang diakibatkan rokok.
Selain itu, berbagai informasi mengenai cara berhenti merokok dan alamat klinik yang dapat membantu masyarakat untuk berhenti merokok juga tercantum di dalam situs tersebut.

Dalam peluncuran kampanye hari ini, dr. Anung Sugihantono, M.Kes., Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan, “Di Indonesia, kebanyakan orang menderita akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit paru dan penyakit jantung. Dengan menunjukkan secara gamblang bahaya rokok, termasuk kondisi-kondisi yang belum terlalu dikenal, kami berharap kampanye ini dapat mengajak orang Indonesia memiliki lebih banyak informasi dan mendapatkan pilihan-pilihan yang lebih sehat.”

José Luis Castro, President and Chief Executive Officer, Vital Strategies, mengatakan, “Kami mengucapkan selamat kepada Pemerintah Indonesia atas kampanye pengendalian tembakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen penduduk Indonesia menyadari bahwa tembakau mengakibatkan kanker paru dan serangan jantung, namun hanya sedikit yang menyadari tembakau mengakibatkan penyakit-penyakit lainnya.”

Enrico Aditjondro, Associate Director, Asia Tenggara, Vital Strategies, yang berbasis di Jakarta, menambahkan, “Dengan menampilkan korban rokok seperti Cecep, kampanye ini dapat memberikan pengetahuan baru seperti penyakit Buerger yang juga diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Namun tentu informasi yang sudah sering didengar, seperti mengenai kanker paru, kanker tenggorokan, ataupun stroke, tetap perlu terus diingatkan kepada publik. Kami mengajak para perokok untuk menyaksikan iklan ini.”

Sejumlah bukti ilmiah menunjukkan bahwa tidak ada tingkat konsumsi tembakau yang aman, namun perokok seringkali tidak menyadari atau meremehkan bahaya kebiasaan tersebut.

Hal itu sangat disayangkan karena penyakit akibat merokok yang menyebabkan kematian sebenarnya dapat dicegah.
Memperlihatkan gambaran sesungguhnya dari bahaya rokok dapat membantu mencegah kaum remaja untuk mulai merokok dan mengajak para perokok untuk berhenti merokok.

Iklan layanan masyarakat “Penyakit yang Diakibatkan Rokok” ini menampilkan korban nyata akibat rokok yang menderita stroke, kanker tenggorokan, kanker paru dan penyakit Buerger.

ILM berdurasi 30 detik ini dirancang untuk mengubah pikiran perokok yang ingin berhenti sehingga benar-benar berhenti.

Kampanye ini meneruskan kampanye pengendalian tembakau nasional sebelumnya yang diluncurkan tahun 2015 dan 2016, yang berfokus pada dampak rokok terhadap kesehatan dan ekonomi.

World Economic Forum memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2030 akan mengalami kerugian sebesar US$ 4,5 triliun jika beban penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung dan kanker tidak dikurangi.

Seperti yang ditunjukkan oleh kampanye ini, konsumsi tembakau merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit tersebut.

Selain komunikasi kampanye kesehatan yang akan membantu orang melakukan perubahan sikap, perundang-undangan yang komprehensif mengenai pelarangan rokok dan pajak rokok yang lebih tinggi akan lebih lagi memudahkan mendorong para perokok agar berhenti serta mencegah perokok usia dini.
Ada kemungkinan yang cukup besar bagi Indonesia untuk meningkatkan pajak rokok hingga 75% dari harga eceran, seperti yang direkomendasikan WHO.

Lebih lanjut lagi tersedia juga kesempatan untuk mengalokasikan dana bagi program-program kesehatan dan sosial.
Vital Strategies menghargai Pemerintah Indonesia atas kebijakan-kebijakan yang telah dicanangkan demi memfasilitasi kemajuan Indonesia mencapai agenda Tujuan Pembangunan Keberlanjutan 2030.

http://www.tribunnews.com/