PENILAIAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR KEBIJAKAN NASIONAL
UNTUK PELAYANAN KESEHATAN LANSIA DI YOGYAKARTA:
PUSKESMAS SANTUN LANJUT USIA
Sunar Indriati*, Dwi Oktarina*, Kawandiyono Santoso*,
Bondan S. Sikoki*, Jeffrey J. Sine**
SurveyMETER*; RTI International**
Latar Belakang
Sensus penduduk tahun 2010 melaporkan jumlah lanjut usia mencapai 7,6% dari total populasi. Angka ini akan meningkat menjadi 13,9% pada 2030. Hal ini berdampak penting pada sistem karena lansia mengalami beban penyakit tidak menular yang tinggi yang membutuhkan perawatan yang mahal. Untuk meningkatkan pelayanan kepada lansia, Pemerintah mencanangkan kebijakan Puskesmas Santun Lanjut Usia, sebuah standar untuk puskesmas.
Tujuan
Penelitian ini mendokumentasikan kinerja puskesmas terhadap standar tersebut di Provinsi D.I.Y.
Metode
Kami merancang instrumen survei untuk menilai kinerja puskesmas menggunakan 5 dimensi dalam standar kebijakan: kualitas pelayanan; kemudahan pelayanan; pendidikan lansia; keringanan biaya; penjangkauan. Kami juga menambah dukungan lingkungan untuk mengukur dukungan kebijakan pemerintah daerah. Kami mewawancarai staf manajemen dan klinis puskesmas di 121 puskesmas di DIY. Kami membuat skor pembobotan untuk setiap dimensi, membandingkan rata-rata keseluruhan dan skor tiap dimensi untuk semua kabupaten/kota, dan puskesmas dengan program dan tanpa program.
Hasil
52% puskesmas melaksanakan program pelayanan lansia. Skor rata-rata untuk semua puskesmas adalah 56,5 dari 100 poin. Kabupaten Sleman menunjukkan kinerja terbaik (skor rata-rata 59,2); Kabupaten Gunung Kidul memiliki kinerja terendah (skor rata-rata 51). Puskesmas dengan program pelayanan lansia memperlihatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak (skor rata-rata 56.5 vs. 46.3). Kinerja Puskesmas paling bagus pada kualitas pelayanan dan terburuk pada keringanan biaya.
Kesimpulan
Setengah dari puskesmas tidak mempunyai program pelayanan lansia secara formal; puskesmas menunjukkan kinerja yang lebih buruk ketika dinilai berdasarkan standar kebijakan nasional. Bahkan diantara program formal lainnya, masih ada bagian penting yang perlu ditingkatkan. Bagian terbesar yang perlu ditingkatkan adalah akses biaya dan fisik fasilitas. Mengatasi tantangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lansia akan semakin penting sejalan dengan meningkatnya jumlah pasien lansia dan berkembangnya beban penyakit tidak menular.
Saran
Berdasarkan instrumen penilaian yang kami susun, program Puskesmas Santun Lanjut Usia di DIY secara keseluruhan terbukti memberikan dampak positif pada pelayanan kesehatan bagi lanjut usia. Hal ini ditunjukkan dengan lebih baiknya kinerja puskesmas dengan program santun lansia dibandingkan dengan puskesmas tanpa program santun lansia. Oleh karena itu, penerapan kebijakan ini perlu diteruskan untuk semua puskesmas dan dan ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.. Namun demikian, kami juga menyarankan agar buku pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia dapat memberikan panduan yang jelas tentang indikator apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Puskesmas dalam menjalankan program ini.
Kata kunci : Penyakit tidak menular, kebijakan kesehatan lansia, Puskesmas, pelayanan kesehatan, lansia, Puskesmas Santun Lanjut Usia