Minggu ke-1
Dalam kegiatan blended learning minggu pertama, terdapat empat tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dipahami peserta pembelajaran terkait dengan konsep kebijakan, yaitu:
- Konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan
- Konsep analisis kebijakan
- Arti dan penggunaan dari segitiga kebijakan yang mengandung berbagai faktor: isi, konteks, proses penyusunan, dan para aktor yang terlibat
- Ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik.
Berdasarkan hasil survei, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1. Persentase jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-1 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Sebelum Mengikuti Program
|
Sesudah Mengikuti Program
|
Minggu ke-1
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.1
|
Konsep Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan
|
37.50%
|
45.83%
|
16.67%
|
0.00%
|
0.00%
|
8.33%
|
75.00%
|
16.67%
|
1.2
|
Konsep Analisis Kebijakan
|
50.00%
|
41.67%
|
8.33%
|
0.00%
|
0.00%
|
8.33%
|
75.00%
|
16.67%
|
1.3
|
Arti dan penggunaan dari Segitiga Kebijakan yang mengandung berbagai faktor: Isi, Konteks, Proses Penyusunan, dan para aktor yang terlibat.
|
54.17%
|
37.50%
|
8.33%
|
0.00%
|
0.00%
|
16.67%
|
58.33%
|
25.00%
|
1.4
|
Ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik
|
66.67%
|
29.17%
|
4.17%
|
0.00%
|
0.00%
|
20.83%
|
66.67%
|
12.50%
|
Secara garis besar, terdapat peningkatan pemahaman responden terhadap tujuan pembelajaran minggu ke-1 setelah pelaksanaan blended learning. Pada tujuan 1.1, yaitu konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan, dapat dilihat bahwa 45,83% responden masih tidak paham dengan tujuan pembelajaran ini sebelum pelaksanaan blended learning. 37,50% dari responden bahkan tidak memahami sama sekali mengenai tujuan pembelajaran tersebut. Namun setelah pelaksanaan blended learning, didapatkan bahwa sudah tidak ada responden yang tidak memahami sama sekali terkait konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan. Sebagian besar responden (75%) telah memahami tujuan pembelajaran 1.1 dan 16,67% sangat paham akan tujuan pembelajaran tersebut paska kegiatan blended learning.
Hal tidak jauh berbeda didapatkan ketika melihat hasil rekapitulasi survei pada tujuan 1.2, 1.3, dan 1.4. Pada mulanya, sebagian besar responden para ketiga tujuan pembelajaran tersebut merasa tidak memahami sama sekali terkait konsep analisis kebijakan, arti dan penggunaan segitiga kebijakan, serta ideologi yang mendasari kebijakan publik. Angka ketidak pahaman diantara responden juga sangat tinggi. Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui blended learning, dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang merasa tidak paham sama sekali terkait dengan tujuan pembelajaran yang telah diajarkan. Sebagian besar responden merasa terbantu dalam memahami tujuan pembelajaran minggu ke-1, yang dibuktikan dengan angka kepahaman yang tinggi (kisaran 58,33%-75% untuk jawaban memahami dan 12,50%-25% untuk jawaban sangat memahami). Hal ini menunjukkan bahwa proses blended learning minggu ke-1 meningkatkan tingkat pemahaman responden mengenai konsep kebijakan publik dan kebijakan kesehatan, konsep analisis kebijakan, arti dan penggunaan dari segitiga kebijakan, serta ideologi yang menjadi dasar kebijakan publik.
Nilai rata-rata Tujuan Pembelajaran dapat dihitung sebagai pertanda pemahaman awam dan akhir. Pada Minggu 1, Tujuan Pembelajaran yang paling tidak dipahami adalah mengenai Ideologi (1.38). Sementara itu yang paling tinggi adalah Konsep Kebijakan Publik. Secara perbandingan, didapatkan selisih rata-rata kegiatan minggu ke-1 Sebelum dan Sesudah pelatihan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Selisih rata-rata jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-1 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Nilai Rata-Rata
|
Selisih
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Minggu ke-1
|
1.1
|
Konsep Kebijakan Publik dan Kebijakan Kesehatan
|
1.79
|
3.08
|
1.29
|
1.2
|
Konsep Analisis Kebijakan
|
1.58
|
3.08
|
1.50
|
1.3
|
Arti dan penggunaan dari Segitiga Kebijakan yang mengandung berbagai faktor: Isi, Konteks, Proses Penyusunan, dan para aktor yang terlibat.
|
1.54
|
3.08
|
1.54
|
1.4
|
Ideologi yang menjadi dasar kebijakan public
|
1.38
|
2.92
|
1.54
|
Melalui perhitungan selisih rata-rata jawaban sebelum dan sesudah kegiatan blended learning didapatkan bahwa selisih rata-rata terbesar tujuan pembelajaran minggu ke-1 adalah pada tujuan pembelajaran 1.3 dan 1.4 dengan selisih rata-rata 1,54. Sementara itu, untuk tujuan pembelajaran 1.2 diperoleh selisih rata-rata sebesar 1,50 dan tujuan pembelajaran 1.1 sebesar 1,29. Dengan demikian terlihat bahwa pemahaman mengenai ideology sudah jauh membaik, walaupun tetap masih terburuk di Minggu 1.
Minggu ke-2
Setelah memahami konsep dasar terkait dengan kebijakan kesehatan, proses blended learning minggu ke-2 memfasilitasi enam tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan, yaitu:
- Arti kekuasaan dalam sebuah sektor dan 3 dimensi kekuasaan
- Pemegang kekuasaan atau pihak yang mempunyai kekuasaan untuk menetapkan atau menolak kebijakan
- Analisis stakeholders dan kemampuan advokasi-lobi
- Peran media dalam proses penyusunan kebijakan
- Berbagai teori pengambilan keputusan
- Peran negara, organisasi masyarakat, dan perusahaan swasta dalam penyusunan kebijakan.
Hasil pelaksanaan survei minggu ke-2 terkait blended learning pemahaman konsep dan implementasi kebijakan kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Persentase jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-2 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Sebelum Mengikuti Program
|
Sesudah Mengikuti Program
|
Minggu ke-2
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2.1
|
Arti Kekuasaan dalam sebuah sektor dan 3 dimensi kekuasaan.
|
62.50%
|
33.33%
|
4.17%
|
0.00%
|
0.00%
|
16.67%
|
75.00%
|
8.33%
|
2.2
|
Pemegang kekuasaan atau pihak yang mempunyai kekuasaan untuk menetapkan atau menolak kebijakan.
|
45.83%
|
41.67%
|
12.50%
|
0.00%
|
0.00%
|
8.33%
|
66.67%
|
25.00%
|
2.3
|
Analisis stakeholders dan kemampuan advokasi-lobby.
|
62.50%
|
29.17%
|
4.17%
|
4.17%
|
0.00%
|
33.33%
|
54.17%
|
12.50%
|
2.4
|
Peran media dalam proses penyusunan kebijakan
|
45.83%
|
33.33%
|
20.83%
|
0.00%
|
0.00%
|
12.50%
|
70.83%
|
16.67%
|
2.5
|
Berbagai Teori pengambilan Keputusan
|
70.83%
|
20.83%
|
8.33%
|
0.00%
|
0.00%
|
25.00%
|
62.50%
|
12.50%
|
2.6
|
Peran negara, organisasi masyarakat, dan perusahaan swasta dalam penyusunan kebijakan
|
45.83%
|
37.50%
|
16.67%
|
0.00%
|
4.17%
|
4.17%
|
66.67%
|
25.00%
|
Tidak jauh berbeda dengan hasil rekapitulasi minggu ke-1, dapat dilihat bahwa sebelum pelaksanaan kegiatan blended learning, sebagian besar peserta tidak memahami sama sekali terkait dengan keenam tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Hal ini sangat jelas terlihat, terutama pada tujuan pembelajaran 2.5, yaitu mengenai teori-teori dalam pengambilan keputusan (70,83% responden tidak memahami sama sekali). Angka kepahaman sebelum kegiatan blended learning juga tergolong rendah, dimana angka paling tinggi terletak pada tujuan pembelajaran 2.4 yang “hanya” sebesar 20,83%. Setelah pelaksanaan kegiatan blended learning, diperoleh data bahwa sebagian besar responden survei telah memahami tujuan pembelajaran yang ditetapkan pada minggu ke-2. Selain itu, tidak ada responden yang menjawab “tidak memahami sama sekali” setelah pelaksanaan blended learning, kecuali pada tujuan pembelajaran 2.6 (4,17%). Melalui hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan blended learning yang dilaksanakan pada minggu ke-2 dapat meningkatkan pemahaman responden terhadap enam tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Nilai rata-rata Tujuan Pembelajaran dapat dihitung sebagai pertanda pemahaman awam dan akhir. Pada Minggu 2, Tujuan Pembelajaran yang paling tidak dipahami pada awal adalah mengenai Berbagai Teori mengenai Pengambilan Keputusan (1.28). Sementara itu yang paling tinggi adalah Peran Media. Secara perbandingan, didapatkan selisih rata-rata kegiatan minggu ke-1 Sebelum dan Sesudah pelatihan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Selisih rata-rata jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-2 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Nilai Rata-Rata
|
Selisih
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Minggu ke-2
|
2.1
|
Arti Kekuasaan dalam sebuah sector dan 3 dimensi kekuasaan.
|
1.42
|
2.92
|
1.50
|
2.2
|
Pemegang kekuasaan atau pihak yang mempunyai kekuasaan untuk menetapkan atau menolak kebijakan.
|
1.67
|
3.17
|
1.50
|
2.3
|
Analisis stakeholders dan kemampuan advokasi-lobby.
|
1.50
|
2.79
|
1.29
|
2.4
|
Peran media dalam proses penyusunan kebijakan
|
1.75
|
3.04
|
1.29
|
2.5
|
Berbagai Teori pengambilan Keputusan
|
1.38
|
2.88
|
1.50
|
2.6
|
Peran negara, organisasi masyarakat, dan perusahaan swasta dalam penyusunan kebijakan
|
1.71
|
3.13
|
1.42
|
Berdasarkan data diatas, didapatkan bahwa terdapat tiga tujuan pembelajaran dengan selisih rata-rata terbesar (1,50), yaitu terkait arti kekuasaan dalam sebuah sektor dan 3 dimensi kekuasaan, pemegang kekuasaan atau pihak yang mempunyai kekuasaan untuk menetapkan atau menolak kebijakan, serta berbagai teori pengambilan keputusan. Disamping itu, tujuan pembelajaran terkait peran negara, organisasi masyarakat, dan perusahaan swasta dalam penyusunan kebijakan memiliki selisih rata-rata jawaban sebesar 1,42. Selisih terkecil pada kegiatan minggu ke-2 (1,29) didapatkan pada tujuan pembelajaran 2.3 dan 2.4.
Minggu ke-3
Pada kegiatan pembelajaran minggu ke-3, terdapat enam tujuan pembelajaran yang harus dapat dipahami oleh peserta kegiatan blended learning. Tujuan pembelajaran tersebut diantaranya:
- Penentuan agenda kebijakan dan proses menjadi agenda
- Model tiga alur penentuan agenda menurut Kingdon
- Peran badan legislatif dan eksekutif dalam penentuan kebijakan
- Partai politik dalam proses kebijakan
- Berbagai interest group dan proses kebijakan
- Strategi dan aktivitas interest group dalam proses kebijakan.
Hasil survei evaluasi kegiatan blended learning minggu ke-3 mendapatkan data sebagai berikut:
Tabel 5. Persentase jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-3 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Sebelum Mengikuti Program
|
Sesudah Mengikuti Program
|
Minggu ke-3
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3.1
|
Penentuan Agenda Kebijakan dan Proses Menjadi Agenda.
|
70.83%
|
20.83%
|
8.33%
|
0.00%
|
8.33%
|
12.50%
|
66.67%
|
12.50%
|
3.2
|
Model Tiga Alur Penentuan Agenda Menurut Kingdon
|
75.00%
|
20.83%
|
4.17%
|
0.00%
|
4.17%
|
25.00%
|
62.50%
|
8.33%
|
3.3
|
Peran Badan Legislatif dan Eksekutif Dalam Penentuan Kebijakan.
|
54.17%
|
33.33%
|
8.33%
|
4.17%
|
0.00%
|
20.83%
|
58.33%
|
20.83%
|
3.4
|
Partai Politik Dalam Proses Kebijakan
|
54.17%
|
29.17%
|
12.50%
|
4.17%
|
0.00%
|
37.50%
|
41.67%
|
20.83%
|
3.5
|
Berbagai Interest Group dan Proses Kebijakan
|
54.17%
|
33.33%
|
12.50%
|
0.00%
|
0.00%
|
25.00%
|
50.00%
|
25.00%
|
3.6
|
Strategi dan Aktifitas Interest Group Dalam Proses Kebijakan
|
62.50%
|
29.17%
|
8.33%
|
0.00%
|
0.00%
|
25.00%
|
58.33%
|
16.67%
|
Sebagian besar responden merasa tidak memahami sama sekali terkait dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan pada kegiatan minggu ke-3. Melalui data diatas, dapat dilihat bahwa angka ketidak pahaman pada semua tujuan pembelajaran sangat tinggi, baik yang menjawab pada kolom angka 1 maupun 2. Angka ketidak pahaman tertinggi terletak pada tujuan pembelajaran 3.2, yaitu terkait model tiga alur penentuan agenda menurut Kingdon (75% untuk jawaban tidak memahami sama sekali). Paska kegiatan blended learning¸didapatkan data bahwa pada semua tujuan pembelajaran yang ditetapkan pada minggu ke-3, sebagian besar responden telah memahami tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Persentase terbesar jawaban "memahami" terdapat pada tujuan pembelajaran 3.1 yaitu penentuan agenda kebijakan dan proses menjadi agenda (66,67%), sementara persentasi terbesar "sangat memahami" terletak pada tujuan pembelajaran 3.5 yaitu berbagai interest group dan proses kebijakan (25%). Menilik data diatas, dapat ditarik sebuah gambaran bahwa proses pelaksanaan blended learning dalam memahami proses kebijakan dan implementasinya pada minggu ke-3 mampu meningkatkan pemahaman responden terharap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Nilai rata-rata Tujuan Pembelajaran dapat dihitung sebagai pertanda pemahaman awam dan akhir. Pada Minggu 3, Tujuan Pembelajaran yang paling tidak dipahami adalah mengenai IModel Tiga Alur Penentuan Agenda Menurut Kingdon (1.29). Tujuan Pembelajaran ini memang sangat teknis dan menggunakan teori yang spesifik. Namun kemudian setelah dilakukan pelatihan, ada pengembangan yang lebih baik. Sementara itu yang paling tinggi adalahPartai Politik dalam Kebijakan Publik. Secara perbandingan, didapatkan selisih rata-rata kegiatan minggu ke-1 Sebelum dan Sesudah pelatihan adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Selisih rata-rata jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-3 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Nilai Rata-Rata
|
Selisih
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Minggu ke-3
|
3.1
|
Penentuan Agenda Kebijakan dan Proses Menjadi Agenda.
|
1.38
|
2.83
|
1.46
|
3.2
|
Model Tiga Alur Penentuan Agenda Menurut Kingdon
|
1.29
|
2.75
|
1.46
|
3.3
|
Peran Badan Legislative dan Eksekutif Dalam Penentuan Kebijakan.
|
1.63
|
3.00
|
1.38
|
3.4
|
Partai Politik Dalam Proses Kebijakan
|
1.67
|
2.83
|
1.17
|
3.5
|
Berbagai Interest Group dan Proses Kebijakan
|
1.58
|
3.00
|
1.42
|
3.6
|
Strategi dan Aktifitas Interest Group Dalam Proses Kebijakan
|
1.46
|
2.92
|
1.46
|
Tabel diatas menggambarkan bahwa terdapat tiga tujuan pembelajaran blended learning minggu ke-3 dengan selisih rata-rata jawaban terbesar, sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Ketiga tujuan pembelajaran tersebut adalah tujuan pembelajaran 3.1, 3.2, dan 3.6 (selisih rata-rata jawaban responden 1,46). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman tertinggi pada topik penentuan agenda kebijakan dan proses menjadi agenda, model tiga alur penentuan agenda menurut Kingdon, serta strategi dan aktifitas interest group dalam proses kebijakan. Selebihnya, terkait tujuan pembelajaran mengenai berbagai interest group dan proses kebijakan (3.5) memiliki selisih rata-rata jawaban sebesar 1,42; peran badan legislatif dan eksekutif dalam penentuan kebijakan (3.3) memiliki selisih rata-rata jawaban sebesar 1,38; dan tujuan pembelajaran mengenai partai politik dalam proses kebijakan (3.4) memiliki selisih rata-rata sebesar 1,17.
Minggu ke-4
Kegiatan blended learning minggu ke-4 diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi peserta mengenai tujuh tujuan pembelajaran sebagai berikut:
- Pelaksanaan kebijakan yang top-down vs bottom-up, dan alternative berupa Principle-Agency relationship
- Penelitian kebijakan dan siklus kebijakan
- Evaluasi kebijakan sumatif dan formatif
- Penelitian pelaksanaan (implementation research)
- Analisis kebijakan retrospektif dan prospektif
- Hubungan peneliti kebijakan dengan pengambil kebijakan
- Strategi perubahan kebijakan.
Berdasarkan hasil pengisian form evaluasi blended learning minggu ke-4 pada 24 peserta pembelajaran, didapatkan hasil distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel 7. Persentase jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-4 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Sebelum Mengikuti Program
|
Sesudah Mengikuti Program
|
Minggu ke-4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4.1
|
Pelaksanaan kebijakan yang top-down vs bottom-up, dan alternatif berupa Principle-Agency relationship
|
66.67%
|
33.33%
|
0.00%
|
0.00%
|
4.17%
|
20.83%
|
66.67%
|
8.33%
|
4.2
|
Penelitian Kebijakan dan Siklus Kebijakan
|
70.83%
|
29.17%
|
0.00%
|
0.00%
|
0.00%
|
25.00%
|
54.17%
|
20.83%
|
4.3
|
Evaluasi Kebijakan: Sumatif dan Formatif
|
66.67%
|
33.33%
|
0.00%
|
0.00%
|
8.33%
|
29.17%
|
54.17%
|
8.33%
|
4.4
|
Penelitian Pelaksanaan (Implementation Research)
|
70.83%
|
25.00%
|
4.17%
|
0.00%
|
0.00%
|
20.83%
|
58.33%
|
20.83%
|
4.5
|
Analisis Kebijakan; retrospektif dan prospektif
|
66.67%
|
29.17%
|
4.17%
|
0.00%
|
4.17%
|
20.83%
|
66.67%
|
8.33%
|
4.6
|
Hubungan Peneliti Kebijakan dengan Pengambil Kebijakan
|
54.17%
|
41.67%
|
4.17%
|
0.00%
|
0.00%
|
25.00%
|
58.33%
|
16.67%
|
4.7
|
Strategi Perubahan Kebijakan
|
70.83%
|
25.00%
|
4.17%
|
0.00%
|
0.00%
|
37.50%
|
54.17%
|
8.33%
|
Melalui tabel tersebut, dapat digambarkan bahwa sebelum pelaksaan kegiatan blended learning minggu ke-4, sebagian besar responden tidak memahami sama sekali ketujuh tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Angka ketidak tahuan terbesar terletak pada tujuan pembelajaran mengenai penelitian kebijakan dan siklus kebijakan (4.2), dimana responden yang menjawab "tidak memahami sama sekali" sebesar 70,83% dan yang menjawab "tidak memahami" sebesar 29,17%. Melalui hasil rekapitulasi data diatas juga dapat dilihat bahwa sebelum blended learning dilaksanakan, angka pemahaman seluruh responden terharap tujuan pembelajaran 4.1, 4.2, dan 4.3 adalah sebesar 0%. Setelah pelaksanaan kegiatan blended learning, diperoleh gambaran bahwa tingkat pemahaman responden terhadap tujuan pembelajaran minggu ke-4 meningkat tajam. Hal ini dapat diamati pada tabel 7 dimana jawaban paling dominan pada semua tujuan pembelajaran adalah jawaban "memahami". Angka kepahaman terbesar terletak pada tujuan pembelajaran 4.4 (penelitian pelaksanaan), dimana responden yang menjawab "memahami" sebesar 58,33% dan yang menjawab "sangat memahami" sebesar 20,83%.
Dibandingkan dengan kegiatan minggu-minggu sebelumnya, dapat diamati bahwa angka ketidak pahaman responden mengenai tujuan pembelajaran minggu ke-4 setelah kegiatan blended learning masih tinggi (range 20,83%-37,50%). Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi peserta maupun pengelola kegiatan blended learning untuk bagaimana meningkatkan tingkat kepahaman peserta agar dapat menguasai konsep tujuan pembelajaran minggu ke-4.
Hasil perhitungan selisih rata-rata jawaban sebelum dan sesudah pelaksanaan blended learning minggu ke-4 adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Selisih rata-rata jawaban responden terkait tujuan pembelajaran minggu ke-4 (n=24)
No.
|
Tujuan Pembelajaran
|
Nilai Rata-Rata
|
Selisih
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Minggu ke-4
|
4.1
|
Pelaksanaan kebijakan yang top-down vs bottom-up, dan alternatif berupa Principle-Agency relationship
|
1.33
|
2.79
|
1.46
|
4.2
|
Penelitian Kebijakan dan Siklus Kebijakan
|
1.29
|
2.96
|
1.67
|
4.3
|
Evaluasi Kebijakan: Sumatif dan Formatif
|
1.33
|
2.63
|
1.29
|
4.4
|
Penelitian Pelaksanaan (Implementation Research)
|
1.33
|
3.00
|
1.67
|
4.5
|
Analisis Kebijakan; retrospektif dan prospektif
|
1.38
|
2.79
|
1.42
|
4.6
|
Hubungan Peneliti Kebijakan dengan Pengambil Kebijakan
|
1.50
|
2.92
|
1.42
|
4.7
|
Strategi Perubahan Kebijakan
|
1.33
|
2.71
|
1.38
|
Pada Tabel diatas, Tujuan Pembelajaran yang paling tidak dipahami di awal kegiatan adalah Penelitian Kebijakan dan Siklus Kebijakan. Akan tetapi Tujuan Pembelajaran ini meningkat jauh pemahamannya di akhir pelatihan menjadi 2.97 dari 1.29. Sebuah loncatan yang tinggi.
Tabel diatas menggambarkan pula selisih rata-rata jawaban terbesar adalah pada tujuan pembelajaran 4.2 dan 4.4 mengenai penelitian kebijakan dan siklus kebijakan, serta penelitian pelaksanaan (implementation research) sebesar 1,67. Selebihnya, tujuan pembelajaran mengenai pelaksanaan kebijakan yang top-down vs bottom-up dan alternative berupa principle-agency relationship (4.1) memiliki selisih rata-rata sebesar 1,46; analisis kebijakan retrospektif dan prospektif (4.5), serta hubungan peneliti kebijakan dengan pengambilan kebijakan (4.6) sebesar 1,42; strategi perubahan kebijakan (4.7) sebesar 1,38; dan tujuan pembelajaran mengenai evaluasi kebijakan: sumatif dan normatif (4.3) sebesar 1,29.