Reportase Webinar dengan AUB (K2P Center) “Media Engagement for Health System and Research”

27 Maret 2020

PKMK-Yogyakarta. Kegiatan webinar ini disampaikan oleh Rayane Nasreddine dari American University of Beirut dengan tema “Media Engagement for Health System and Research” pada 27 Maret 2020 melalui Zoom. Peserta diharapkan mampu memahami konsep “Knowledge Translation” dan “Knowledge Uptake” dalam penyebaran pengetahuan untuk perubahan, khususnya melalui kebijakan-kebijakan berupa policy brief dan dialogue summary. Banyaknya pengguna media sosial seperti Twitter <27.6%, Facebook <21%, LinkedIn <11.5%, YouTube <6.8%, Pinterest dan Instagram <3%, memberikan pengguna dapat saling bertukar pengetahuan. Disisi lain, setiap pesan yang disampaikan oleh pengguna sosial media, terdapat 71% tidak ada reaksi pengguna, 6% pesan di - retweet dan 23% pesan di - reply oleh pengguna. Setiap satu jam terdapat 92% pesan yang di - retweet oleh pengguna sosial media dan setiap pesan yang dikirimkan, 85% satu pesan direspon, 10.7% dua pesan direspon dan 1.53% tiga pesan direspon oleh pengguna sosial media.

Twitter dan Facebook adalah sosial media yang banyak digunakan oleh masyarakat, bila dibandingkan:

  Twitter Facebook
Kicauan vs Pembaharuan Status 1-4 kali tweet dalam sehari Sekali update
Pengikut dan Pertemanan Pengguna tertarik dengan topik Pengguna melihat informasi sudah disajikan di Facebook
Waktu Posting Optimal Paling efektif selama jam kerja/ Rabu Paling efektif setelah jam kerja/ Sabtu
Kecepatan Penyampian berita tepat waktu Berita disampaikan tidak ada rentang waktu

Penyampian informasi melalui media Twitter untuk menentukan tujuan yang jelas, ketahui target audiensnya, menentukan kebutuhan sumber daya, konten yang disampaikan ringkas dan sederhana, menentukan langkah berikutnya (jadwal dan durasi), melibatkan followers, dan evaluasi. Selain itu, media Facebook bertujuan menyampaikan pesan secara ringkas dan sederhana, menimbulkan pertanyaan oleh pengguna, menggunakan media gambar, informasi tetap spesifik, memanusiakan, berkesinambungan, dan evaluasi.

Pentingnya untuk memanfaatkan media dengan cara “Media Review”, berupa sinopsis artikel baik harian/ minggu/ bulanan di outlet media tertentu. Ulasan berfokus pada topik spesifik baik media lokal, nasional dan internasional. Setelah dianalisis, tinjauan media dapat menyoroti konten yang berbeda dari satu cerita dalam satu bingkai dan konteks yang berbeda. Media review dapat memprioritaskan topik yakni topik hangat secara terus - menerus dibahas dalam media dan topik yang kadang - kadang disebutkan di media. Media review juga harus mencakup 5W1H yakni kapan materi diterbitkan?, dimana tepat diadakannya acara dan platform mana?, apa yang terjadi?, mengapa bisa terjadi? dan siapa pihak yang terlibat dalam acara tersebut?”. Pada akhirnya, peserta mampu mengidentifikasi pelaku dari topik utama dalam media.

Pada penggunaan media, jurnalis biasanya akan menanyakan informasi kepada peneliti dan jurnalis menginginkan dari para peneliti yakni peneliti kehilangan jargon, informasi yang diberikan seolah-olah jurnalis berusia 13 tahun, respek dengan tengat waktu jurnalis, memberikan informasi yang menarik dan menyatakan sesuatu yang menarik ke audiens. Selain itu, jurnalis perlu memahami nilai-nilai penelitian, temuan penelitian yang akurat dan mengontekstualisasikan penelitian ke masyarakat untuk informasi kesehatan dan pelaporan sosial yang efektif. Disisi lain, masyarakat perlu mengetahui fakta yang berhubungan dengan waktu, tempat dan kondisi masyarakat, informasi secara sederhana namun signifikan terkait data dan jumlah serta sisi kemanusiaan dari peneltian.

Cara untuk mengembangkan penelusuran pers Anda sendiri yakni memilih outlet berita (TV, radio, surat kabar, blog), menentukan timeline mingguan, bulanan, dan triwulanan, mempersempit pencarian Anda berdasarkan minat dan kata kunci, sintesis dan analisis, serta membagikan temuan Anda di situs website Anda. Terdapat modul yang dapat digunakan yaitu “K2P Media Bite” yang bertujuan untuk mengkomunikasikan dengan media dan mendukung pelaporan kesehatan yang berbasis bukti, dan menyebarluaskan informasi yang benar kepada masyarakat umum melalui media. Adapun outline dari “K2P Media Bite” yakni “menentukan masalah utama yang coba diselesaikan oleh penelitian ini?, siapa populasi yang terpengaruh oleh masalah ini?, kapan penelitian ini dilakukan?, di negara mana dilakukan?, mengapa penulis memutuskan untuk mengatasi masalah ini?, dan bagaimana bisa diselesaikannya?”.

Pada akhir pertemuan webinar, peserta diharapkan mampu mengembangkan media sosial seperti Twitter dan Facebook selama 1 minggu, menentukan 2 interviews untuk mengkomunikasikan topik yang dipilih (outlet media mana, kapan pesan apa yang ingin dikomunikasikan dan mengapa?), serta kembangkan gambaran media bite sesuai topik prioritas yang dipilih.

Reporter: Agus Salim