Reportase Meningkatkan Rekruitmen Peserta Program Rujukan Balik: Perlu Evaluasi dan Strategi Khusus Dalam Implementasi
14 Januari 2021
PKMK – Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM (14/1/2021) dalam seri ke-5 dari Forum Kebijakan JKN Bagi Akademisi dan Pemangku Kepentingan dengan judul “Meningkatkan Rekruitmen Peserta Program Rujukan Balik: Perlu Evaluasi dan Strategi Khusus dalam Implementasi”. Berdasarkan tema forum dan judul, diskusi akan membahas tentang, berbagai kendala yang dihadapi dan upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan Program Rujuan Balik di Provinsi Kalimantan Timur.
Pemantik diskusi adalah DR. dr. Rahmat Bahtiar, MPPM, selaku akademisi Universitas Mulawarman, serta pembahas yaitu dr. Phindo Bagus Dharmawan, M.Kes, AAK yang merupakan Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Kenerja BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kedeputian Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara dan dr. Ivan Hariyadi Hardjowidjojo yang merupakan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. Diskusi difasilitasi oleh Candra, SKM., MPH.
Pengantar
Mengawali diskusi, moderator memberikan kesempatan kepada Prof. Laksono Trisnantoro, PhD untuk memberikan kata pengantar, disampaikan bahwa rujukan balik memang perlu dikelola dengan baik, karena fakta yang ada selama ini dinilai memang belum cukup maksimal, ke depan pihaknya akan melakukan kajian untuk mengevaluasi program JKN di setiap provinsi, sehingga penelitian ini merupakan pembuka yang baik untuk melakukan mengetahui isu - isu JKN yang lain, karena dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dari program JKN itu sendiri. Pengantar tersebut menjadi pembuka paparan narasumber, pembahas dan pemantik bagi peserta dalam diksusi.
Pemantik
DR. dr. Rahmat Bahtiar, MPPM memaparkan materi tentang Meningkatkan Rekruitmen Peserta Program Rujukan Balik: Perlu Evaluasi dan Strategi Khusus dalam Implementasi disampaikan bahwa terdapat beberapa masalah terkait PRB tersebut, permasalahan pertama menurutnya sebagai implementasi dari kendali mutu dan kendali biaya PRB di kalimantan timur tersebut belum berjalan secara optimal, selanjutnya dia membahas mengenai faktor - faktor PRB yang belum optimal tersebut dalam implemetasinya, hal tersebut bertujuan untuk dapat melakukan identifikasi masalah dalam pencapaian target pelaksanaan PRB dari aspek kewilayahan, FKTRL, FKTP, dan pasien serta melakukan identifikasi potensi guna melakukan pengoptimalan pelaksanaan program PRB tersebut, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan olehnya sampai saat ini rekrutmen peserta PRB di FKRTL provinsi Kalimantan Timur masih rendah.
Pada akhir pemaparannya pemantik juga memberikan beberapa rekomendasi yang menurutnya dapat diterapkan guna perbaikan PRB, antara lain Tim TKMTB tingkat provinsi/kabupaten bersama dengan IDI wilayah dapat membantu mensosialisasikan PRB pada perkumpulan dokter spesialis yang terlibat dalam PRB, melakukan sosialisasi program PRB di FKRTL, FKTP dan Masyarakat, kemudian sosialisasi ke pemerintah daerah untuk membuka apotek di kabupaten dengan akses yang sulit bekerjasama dengan BUMD, memberikan insentif bagi FKRTL yang telah melaksanakan PRB sesuai dengan target dan dilakukannya evaluasi PRB dengan melibatkan sektor terkait perlu dilaksanakan secara rutin agar cakupan kepesertaan dapat meningkat.
Pembahas
Pembahas pertama yang diberikan kesempatan oleh moderator untuk merespons pemaparan dari narasumber adalah dr. Phindo Bagus Dharmawan, M.Kes, AAK, dalam pembahasannya beliau menyoroti tentang 3 hal, yang pertama mengenai PRB, kedua Mengenai Overview Rekrutmen Peserta PRB di Wilayah Kaltimtengseltara dan ketiga Mengenai Strategi Peningkatan Rekrutmen Peserta PRB, terkait dengan permasalahan PRB menjelaskan mengenai definisinya, bahwa hal tersebut merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atas rekomendasi/ rujukan dari dokter spesialis/ sub spesialis yang merawat, selanjutya mengenai Overview Rekrutmen Peserta PRB di Wilayah Kaltimtengseltara beliau menjelaskan mengenai fakta bahwa 9 Kabupaten belum memiliki Apotek PRB, antara lain Kabupaten Kutai Barat & Kabupaten Mahakam Ulu (Kaltim), Kabupaten Malinau & Kabupaten Tana Tidung (Kaltara), Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Barito Timur (Kalteng), kemudian ada 34 Apotek PRB belum memiliki akun epurchasing, yang merupakan kendala yang saat ini dihadapi terkait PRB, dan terakhir Mengenai Strategi Peningkatan Rekrutmen Peserta PRB yang akan berfokus pada edukasi dan peningkatan pemahaman perserta terkait hal tersebut, pembahas kedua yang diberikan kesempatan oleh moderator adalah dr. Ivan Hariyadi Hardjowidjojo, dalam pemaparannya pihaknya sependapat dengan persoalan - persoalan seperti yang dikemukakan oleh pemantik dan pembahas sebelumnya terkait berbagai kendala yang dihadapi provinsi mereka terkait PRB, pihaknya berharap ada inovasi kedepan yang dapat dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk dapat mengatasi persoalan yang ada khususnya terkait penyediaan apotek didaerah yang terpencil.
Sesi Diskusi
Seluruh pembahas dapat menghadiri kegiatan ini, Moderator memberikan banyak waktu untuk peserta berpartisipasi dalam sesi diskusi untuk memberikan pertanyaan kepada pemantik dan para pembahas, salah satu pertanyaan yang menarik diberikan oleh peserta adalah terkait apakah telah ada kajian bersama yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan timur terkait dengan fenomena PBR tersebut, dari pertayaan tersebut ditemukan jawaban bahwa sejauh ini memang hanya dilakukan sebatas pembahasan saja, sedangkan sesuatu yang tertuang dalam bentuk kajian memang belum pernah dilakukan untuk mengatasi fenomena PBR tersebut.
Reporter: Sami Setiawan