Reportase Webinar Implementation Research for Health System Equity Inclusion and Impact

9jul

9 Juli 2024

Accelerate HSS menggelar webinar bertajuk "Implementation Research for Health System Equity Inclusion and Impact" pada 9 Juli 2024 dan menghadikran tiga pembicara dari Ghana, Georgia, dan Indonesia. Pembicara dari Indonesia adalah Astara Amantia Lubis yang merupakan Program Director Health Systems Strengthening Accelerator/Results for Development. Dalam presentasinya yang berjudul "Pilot Testing Inclusive Strategic Purchasing Approaches to Strengthen PHC Providers’ Performance," Astara membahas berbagai pendekatan strategis untuk meningkatkan kinerja penyedia layanan kesehatan primer (PHC) di Indonesia.

Astara Amantia Lubis membuka presentasinya dengan menyoroti tingginya angka kematian ibu di Indonesia, yang menduduki peringkat kedua tertinggi di Asia Tenggara dengan Maternal Mortality Ratio (MMR) sebesar 189 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan bahwa implementasi layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (MNH) masih menghadapi berbagai tantangan. Permasalahan utama meliputi tingginya pengeluaran kesehatan untuk MNH di rumah sakit akibat banyaknya rujukan darurat, rendahnya pemanfaatan layanan kebidanan JKN di fasilitas kesehatan primer, serta belum optimalnya standar kualitas layanan. Akibatnya, banyak masyarakat lebih memilih membayar sendiri biaya perawatan daripada memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Astara menekankan pentingnya meningkatkan pembiayaan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama di tingkat layanan primer. Bekerja sama dengan USAID Health Financing Activity, Thinkwell, dan Universitas Gadjah Mada, tim peneliti berfokus pada pendekatan "Strategic Health Purchasing" atau pembiayaan kesehatan strategis. Pendekatan ini bertujuan untuk menggunakan dana secara efisien sambil tetap menjamin kualitas perawatan yang optimal dari penyedia layanan kesehatan.

Salah satu upaya implementasi, dilakukan proyek percontohan di Kabupaten Serang dan Kota Serang. Proyek ini mengadopsi elemen-elemen pembelian strategis, termasuk penyesuaian manfaat, implementasi kontrak, serta pemberian insentif pembayaran bagi penyedia layanan. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sekaligus mengurangi beban finansial masyarakat.

Keberhasilan proyek ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan sub-nasional untuk mengakomodir perspektif dan kebutuhan dari berbagai pihak terkait. Peran dan tanggung jawab setiap pemangku kepentingan juga telah dipetakan dan disepakati, khususnya dalam hal advokasi kebijakan.

Fase Pilot Project

Fase pilot project terbagi menjadi tiga bagian, yaitu operational research, outcome research (kuantitatif), dan implementation research (kualitatif). Pada operational research terdapat fase desain dan fase implementasi. Fase desain dimulai dengan desain ekosistem, analisis dampak anggaran, analisis infrastruktur, analisis institusional, serta pemetaan beban kerja dan beban di fasilitas kesehatan primer.

Selanjutnya pada fase implementasi, dilakukan outcome research dan implementation research. Pada outcome research, dilakukan survei terkait fasilitas kesehatan dan survei ibu. Fokus utama selama fase implementasi yang berlangsung selama 12 bulan adalah memperkuat pemantauan dan pembinaan penyedia layanan serta koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Harapannya, dalam 12 bulan akan terjadi peningkatan akses dan kualitas layanan kepatuhan penyedia layanan terhadap standar layanan yang ditetapkan serta keberlanjutan finansial bagi BPJS Kesehatan.

Selama fase desain dan implementasi, kelompok kerja teknis (TWG) berperan dalam menyempurnakan kebijakan nasional serta pedoman di tingkat subnasional. Berdasarkan penelitian hasil dan implementasi yang dilakukan oleh UGM, indikator yang sama digunakan untuk mengukur akses, kapasitas, dan cakupan layanan dalam meningkatkan akses perawatan neonatal dan postnatal.

Astara menambahkan bahwa dalam 12 bulan implementasi, terlihat dampak positif terhadap efisiensi finansial. Terjadi pergeseran tren dari rumah sakit ke layanan kesehatan primer untuk perawatan neonatal dan postnatal tanpa risiko tinggi. Sebelumnya, pada 2020, banyak perawatan jenis ini dilakukan di rumah sakit. Namun kini, ibu-ibu dapat dirawat di tingkat layanan primer, yang menurunkan biaya rata-rata layanan.

Penelitian implementasi UGM juga menunjukkan bahwa pendekatan pemantauan dan pembinaan diterima dengan baik oleh pihak-pihak terkait. Sebagai respons positif, wali kota dan bupati mengeluarkan surat keputusan tentang jaminan kualitas menggunakan tata kelola pembinaan dan pemantauan ini. Di tingkat nasional, beberapa hasil penelitian telah diadopsi, termasuk kenaikan tarif berdasarkan analisis dampak anggaran, penerapan indikator kualitas dalam sistem informasi BPJS Kesehatan, dan pembaruan pedoman nasional tentang perawatan Antenatal Care (ANC).

Sebagai penutup, Astara menggarisbawahi pentingnya penelitian implementasi dalam memperkuat strategi pembelian kesehatan yang berkelanjutan. Pihaknya menegaskan bahwa penelitian ini membantu memberikan umpan balik secara real-time dan mengidentifikasi risiko yang disebabkan oleh kebijakan kesehatan nasional di tingkat penyedia layanan, serta memberikan rekomendasi yang konkret dan terukur untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan di Indonesia.

Reporter:
Rossa Ratri (Divisi Public Health, PKMK UGM)