logoKKI

jkki2kki2

  • Home
  • Tentang KKI
    • Visi & Misi
    • JKKI
    • Hubungi kami
  • publikasi
    • E-Book
    • Artikel
    • Hasil Penelitian
    • Pengukuhan
    • Arsip Pengantar
  • Policy Brief
  • Pelatihan
  • E-library
  • Search
  • Login
    • Forgot your password?
    • Forgot your username?
30 Aug2014

Pengalaman Kabupaten Sambas Membuat Nakes Bertahan Di Daerah Terpencil

Posted in agenda

Setiap tahun pemerintah menaikkan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) yang mau mengabdi di daerah terpencil. Namun, ternyata materi tak menjadi pendorong. Kuncinya, kepedulian pemerintah daerah.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Ketut Sukarja. Pada satu panel di Loknas PPSDM kesehatan yang digelar, di Jakarta, Jumat (29/8).

Ketut Sukarja menuturkan, selama kurun 2007-2010, kabupaten Sambas minim tenaga kesehatan. Puskesmas maupun rumah sakit di daerah itu minim tenaga dokter.

"Saat ditempatkan di Sambas 2007 itu saya langsung berdialog dengan bupati dan BKD setempat mencari solusi bagaimana agar dokter dan tenaga kesehatan lainnya mau mengabdi di Sambas," ujarnya.

Hasil pertemuan itu disepakati untuk memberi insentif yang layak bagi dokter baru maupun dokter spesialis. Insentif dokter diberikan sebesar Rp 500 ribu per bulan dan insentif dokter spesialis Rp 5 juta," ujarnya.

Kebutuhan akan dokter kemudian diajukan ke BKD, lanjut Ketut, tak lama para dokter pun berdatangan ke Kabupaten Sambas. Setiap tahun insentif ditingkatkan, untuk dokter pegawai tidak tetap (PTT) menjadi sekitar Rp 6 juta dan dokter spesialis menjadi Rp 15 juta per bulan. "Itu baru insentif saja," ujarnya.

Dan yang tak kalah penting, menurut Ketut Sukarja, keberadaan dokter di "orang" kan. Artinya, bukan saja mereka diberi fasilitas yang bagus, tetapi juga dibantu pengurusannya sebagai pegawai negeri sipil.

"Kami harus mau repot mengurusi agar bisa menjadi PNS di Sambas. Hal ini dapat dukungan dari BKD. Sehingga jalannya jadi lebih mudah," ujarnya.

Karena itu, lanjut Ketut, dari 27 Puskesmas yang ada di Sambas saat ini sudah ada satu dokter. Dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sudah memiliki 4 dokter spesialis.

"Kami sudah minta pada BKD agar dokter di Puskesmas ditingkatkan menjadi 2 orang," ujarnya.

Upaya lain, lanjut Ketut, Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang dapat mengelola keuangannya sendiri. Dari dana itu mereka bisa membiayai kebutuhan dokternya sendiri.

"Dana kapitasi setiap Puskesmas di Sambas mencapai Rp 100 juta. Kebutuhan tenaga kesehatan bisa diatasi dengan dana itu. Jadi tenaga kesehatan bukan masalah lagi di Sambas," katanya menandaskan. (TW)

 

{jcomments on}

Twitter
Twitter
Facebook
Whatsapp
share with Whatsapp
Telegram
share with Telegram
Email
Send by email
powered by social2s

jadwalbbc

oblbn

banner dask

review publikasi

maspkt


reg alert

Memahami tentang

  • Sistem Kesehatan
  • Kebijakan Keluarga Berencana
  • Health Policy Tool
  • Health System in Transition Report

Arsip Agenda

2022  2023  2024

2019  2020  2021

2018  2017  2016

2015  2014  2013

2012  

Facebook Page

Copyright © 2019 | Kebijakan Kesehatan Indonesia

  • Home
  • Tentang KKI
    • Visi & Misi
    • JKKI
    • Hubungi kami
  • publikasi
    • E-Book
    • Artikel
    • Hasil Penelitian
    • Pengukuhan
    • Arsip Pengantar
  • Policy Brief
  • Pelatihan
  • E-library