Sesi Pleno I ICTOH
Reporter: Jusniar
Sesi Pleno I ICTOH dilaksanakan di Royal Ballroom, pada Jum'at (30/4/2014) pukul 10.05 – 12.00 WIB. Ada dua pemateri yang hadir dalam pleno I ini, yaitu dari WHO Indonesia dan International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases. Dr. Farrukh Qureshi (WHO Representative Indonesia) menyampaikan Impact of FCTC on Reduction of Tobacco Use. FCTC perlu dilaksanakan karena terbukti cost effective. Sejak tahun 2007, WHO telah mengembangkan strategi MPOWER yang perlu dilaksanakan oleh pembuat kebijakan di Indonesia. Ada 15 negara yang sudah menerapkan > 50% permukaan kemasan rokok berisi pictorial warning. Kemudian, ada 107 negara yang sudah menerapkan 30% - 50% permukaan kemasan rokok berisi pictorial warning. Pada tahun 2012 ada 24 negara yang melarang iklan, promosi dan sponsor rokok (TAPS)
Dr. Ehsan Latif (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases) menyampaikan FCTC and Health Development. Konsumsi tembakau merupakan salah satu faktor risiko penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakitv respiratori kronis dan diabetes. Penyakit tidak menular membunuh 35 juta orang per tahun, 80% di antaranya di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2005, rumah tangga di Indonesia yang memiliki perokok mengeluarkan 11,5% pendapatannya untuk produk tembakau, lebih tinggi daripada gabungan pengeluaran untuk ikan, daging, telur dan susu yang 11%. Solusi untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan konsumsi tembakau adalah meratifikasi dan mengimplementasikan FCTC.