Session Tittle: Health Utilizations
Tuesday, 15.45 to 17.00
Dalam sesi ini dipaparkan beberapa paper yang menarik, silahkan simak.
SESI 1: Mothers' Participation in Community Groups, Prenatal Care Utilization, and Infant Health.
Partisipasi seorang ibu dalam kelompok masyarakat dapat menjadi salah satu jalur yang mungkin bisa digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan perawatan medis melalui akses ke informasi yang berhubungan dengan kesehatan, dan mempengaruhi pilihan dan produksi kesehatan individu.
Dalam konteks Indonesia, partisipasi ibu dalam masyarakat dapat dilihat dalam berbagai jenis kelompok masyarakat yang telah lama ada sebagai bentuk tradisi lokal. Sebagai contoh, partisipasi dalam kegiatan pelayanan kesehatan terpadu (Posyandu), pertemuan informal kaum perempuan (arisan), dan Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK ini merupakan bentuk pertemuan kaum wanita secara formal. Jenis partisipasi masyarakat terutama kaum ibu ini mencerminkan ada suatu bentuk kepercayaan atau kohesi yang kuat diantara anggota yang terlibat dalam kegiatan. Namun, hasil studi tentang hubungan antara partisipasi dalam kegiatan-kegiatan dengan kesehatan bayi baru sedikit yang mendapatkan perhatian dalam literatur. Hal ini juga terjadi di Indonesia dimana partisipasi dalam kelompok masyarakat merupakan salah satu jaringan yang kuat potensial yang terkait dengan akses pelayanan kesehatan.
Dalam tulisan ini dibahas suatu pertanyaan: Sejauh mana dampak partisipasi ibu dalam kelompok masyarakat ini di Indonesia, yang diterjemahkan sebagai pengaruh dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu. Studi ini menggunakan data dari Indonesia Family Life Survey tahun 2000 dan 2007 (IFLS3 dan IFLS4). Dalam konteks hubungan antara partisipasi ibu dan kesehatan bayi, studi ini mempertimbangkan beberapa sumber potensial yang menyulitkan hubungan antara kedua indikator tersebut. Salah satu hasil menunjukkan adanya kemungkinan bahwa karakteristik ibu mempengaruhi partisipasi dan pemanfaatan kunjungan prenatal ibu dan kehamilan (dalam hal ini diukur dengan berat lahir). Misalnya, ibu yang berpartisipasi dalam kelompok masyarakat cenderung diuntungkan secara sosial ekonomi dan kondisi kesehatan, sedangkan kondisi ini juga akan dapat mempengaruhi berat badan ketika masa kehamilan, dan berat badan bayi lahir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi ibu dalam arisan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap pemanfaatan layanan perawatan prenatal dan peningkatan berat badan bayi lahir. Hasil ini mungkin menunjukkan bahwa kepercayaan dan berbagi pengetahuan kesehatan di Indonesia, dari partisipasi dalam arisan, penting untuk meningkatkan pemanfaatan layanan perawatan prenatal dan berat lahir dalam konteks kurangnya akses ke informasi kesehatan melalui jalur pemerintah.
Relevansi Untuk Indonesia
Suatu hasil yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut dimana posisi promosi kesehatan dilakukan dalam bentuk partisipasi informal masyarakat. Arisan ibu-ibu mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan pre-natal, kesehatan bayi dan balita. Selama ini program promosi untuk KIA selalu bertumpu kepada kebijakan pemerintah, seperti Posyandu, Pos Bidan Desa dan sebagainya. Sehingga hasil ini sangat menarik untuk di kaji lebih lanjut.
Penulis: Deni Harbianto
The underlying theory of the health production function explains health is outcome of choices, such as those related to individual behavior, nutrition, physical activities, and the utilization of medical care. A mother's participation in community groups may be one of possible pathways to increasing the utilization of medical care through access to health-related information, and influencing the choices and the production of individual health. In the Indonesian context, mothers' participation in the community can be seen in many types of community groups that have long standing local tradition. For example, participation in integrated health activities or posts (Posyandu), women's informal gatherings (arisan), and PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) a formal woman's gathering. These types of mothers' community participation may reflect trust or strong cohesion among members who are involved in these activities. However, the study of the relationship between participation in those activities and infant health has received little attention in the literature. It includes Indonesia where the participation in community groups is one of potential strong networks associated with the access of health services, health information and sharing knowledge. In this paper I investigate the question: Whether and to what extent mothers' participation in community groups in Indonesia translates into benefits in terms of the utilization of maternal health care services and the improvement of birth outcomes using data from Indonesia Family Life Survey year 2000 and 2007 (IFLS3 and IFLS4). In the context of the relationship between mothers' participation and infant health, I consider some potential sources of bias that complicate the relationship between those two. One possibility is that characteristics of mothers affect both the mothers' participation and utilization of prenatal visits and the pregnancy outcome (in this case measured by birth weight). For example, mothers who participate in the community groups tend to be advantaged (disadvantaged) in both socio-economic background and their health conditions and risks; meanwhile these conditions also may influence pregnancy, then birth weight. The second potential source of bias arises if there are unobserved community characteristics that are correlated with mothers' participation, prenatal visits and birth weight. To control for the first potential bias, I will investigate the factors that relate to mothers' participation in community groups. Secondly, I estimate the relationship between mothers' participation and outcome variables (prenatal visit and birth weight), while controlling for the factors that affect mothers' participation in the community groups. This estimation uses community fixed effect to control for community characteristics. The results demonstrate that mothers' participation in arisan has a significant impact on the utilization of prenatal care services and birth weight. These results may suggest that trust and sharing of health knowledge in Indonesia, from participation in arisan, is important for increasing the utilization of prenatal care services and birth weight in the context of a lack of access to health information through government channels.
The relationship between socio-economic status and child general practitioner visits in the first 12 months of life in the context of the Australian healthcare system
Presenter: Xanthe Golenko (Griffiith University. Centre for Applied Health Economics, School of Medicine)
Study di Australia telah menunjukkan bahwa orang-orang dari status sosial-ekonomi rendah memiliki tingkat jasa dokter umum (GP) yang lebih tinggi karena meraka memilkki risiko kesehatan yang lebih besar. Namun, konsultasi ke GP ini angkanya menjadi lebih sedikit ketika dibandingkan dengan orang-orang dengan status ekonomi yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan kesenjangan kebutuhan kesehatan. Dari studi juga menunjukkan bahwa pola ekonomi ini juga mengakibatkan kesenjangan dalam pelayanan kesehatan Anak. Penduduk dengan status kesehatan rendah cenderung menggunakan lebih besar ke pelayanan kesehatan Dokter Umum. Disini lain yang menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah bahwa pemanfaatan dokter umum oleh penduduk yang berstatus ekonomi rendah ini juga didorong oleh adanya asuransi kesehatan sosial
Hal lain juga menunjukkan bahwa pendidikan ibu menjadi prediktor terkuat dalam kunjungan ke dokter umum. Trend yang lain juga menunjukkan hubungan antara tingkat status ekonomi dan penyakit pada anak.
Kesimpulan: Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara kesehatan dan kekayaan sudah ada sejak 12 bulan pertama kehidupan, dengan anak-anak dari keluarga status ekonomi rendah lebih berisiko cedera dan penyakit dan memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk layanan GP.
Penemuan juga menunjukkan bahwa dengan menghapus biaya akses dapat diasumsikan bahwa akan semakin banyak penduduk/anak yang mengakses ke palayanan kesehatan, dan ini berlaku untuk masyarakat luas. Hambatan untuk mengakses selain biaya mungkin lebih relevan bagi anak-anak dari keluarga budaya yang beragam dan mereka yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil.
Relevansi untuk Indonesia
Sekali lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa adanya sistem jaminan kesehatan oleh pemerintah, mampu mempengaruhi kenaikan yang positif dan signifikan bagi pemanfaatan pelayanan kesehatan khususnya ke dokter umum.
Penulis: Deni Harbianto
Introduction Previous studies in Australia have shown that people of lower socio-economic status (SES) have higher utilisation of general practitioner (GP) services due to greater health risks. However GP consultations are shorter compared to people of higher SES which results in unmet need and contributes to disparities in health outcomes. Few studies have been conducted in Australia which focus specifically on the first 12 months of life, resulting in a lack of knowledge around the level of bulk-billing and how this may affect child GP service utilisation. The purpose of this study is to examine the relationship between SES and child GP service use in the first 12 months of life in context of the Australian health care system. Methods This research draws on existing data collected from a prospective, longitudinal birth cohort study, Environments for Healthy Living (EFHL). Participants were recruited annually from three public hospitals between 2006 and 2010 resulting in a study sample of 1,202 mother and child dyads. A range of biological, socio-demographic and health-related information for both mother and child was collected at baseline and 12 months using self-completed questionnaires. Individual linked data for consenting participants was obtained from Medicare Australia which provides an accurate recount of all GP service use and costs for the child. Negative binomial regression was used to test the relationship between SES and child GP service use in the first 12 months of life and the effect of cost on this relationship, controlling for various social and demographic factors. Results Results demonstrated an inverse relationship between SES and child GP visits; as SES decreases the number of child GP visits increases. Maternal education and child gender were found to be the strongest predictors of child GP visits. Almost 70% of participants were bulk-billed for all consultation while the remaining 30% paid for at least one visit, with most paying less than $100 over the 12 month period. Bulk-billing was found to have little effect on the relationship between maternal education and child GP visits however it was significantly associated with SES. Trends also indicate a relationship between SES and child injury and illness. Conclusion Data from this study indicates that the relationship between health and wealth already exists in the first 12 months of life, with children from lower SES families more at risk of injury and illness and having greater need for GP services. Findings also suggest that removing cost improves equity of access however it cannot be assumed that this applies to the broader community. Barriers to access other than cost may be more relevant for children from culturally diverse families and those living in rural and remote locations. Findings from this study provide a better understanding of the patterns of GP service use and associated costs for children in their first 12 months of life. As such, this study furthers the understanding of SES in the early stages of the life-course and provides insights with regards to health policy and practice in Australia.