Kongres Nasional ke 14 Jaringan Epidemiologi Nasional
Epidemiologi Sosial dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Primer

Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, 6-8 november 2012 

Laporan Hari I  Laporan Hari II Laporan Hari III

Laporan Hari kedua Konas JEN ke-14 

konas2Seminar Nasional JEN yang merupakan rangkaian kegiatan Konas JEN ke-14 hari kedua diawali dengan laporan Ketua JEN Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M. Sc., sambutan Wakil Dekan FK UNS, dan pembukaan resmi oleh Wakil Walikota Solo. Dalam sambutannya, Wakil Walikota Solo mengharapkan melalui seminar ini akan didapatkan rumusan-rumusan demi terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih baik. Perwakilan WHO dr. Khanchit Limpakarnjanarat, yang diwakili oleh dr. Mohammad Shahjahan, dalam keynote speech-nya menyampaikan 4 arah kebijakan secara luas untuk mengurangi ketidaksetaraan kesehatan (health inequalities) dan meningkatkan kesehatan untuk semua (health for all). Empat arah kebijakan tersebut adalah mengatasi ketidaksetaraan kesehatan melalui cakupan universal, menempatkan masyarakat sebagai pusat layanan, memasukkan kesehatan ke dalam kebijakan publik yang lebih luas, dan menyediakan kepemimpinan yang inklusif untuk kesehatan. Disampaikan pula nilai dan prinsip pelayanan kesehatan primer yang mencakup keadilan, solidaritas, keadilan sosial, akses universal kepada layanan, keterlibatan multisektoral, desentralisasi dan partisipasi komunitas, memiliki peran yang sama pentingnya saat ini.

Seminar nasional Konas JEN ke-14 ini dibagi dalam 4 sesi kegiatan yaitu :

  1. Konsep Epidemiologi Sosial (oleh Prof. Michael Dibley, MD, MPH, Ph.D)
  2. Peranan Evidence Base dengan Pendekatan Epidemiologi Sosial dalam Mendukung Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia/Internasional (oleh Prof. dr. Charles Suryadi, MPH, Ph.D) dan Pengajaran Epidemiologi Sosial dan Social Determinants of Diseases di Program MPH UGM (oleh dr. Mubasysyr Hassanbasri, MA)
  3. Best Practice Penerapan Metode Epidemiologi Sosial (oleh Pius Wareman, SKM, M.Kes, Dyah Kusworini, SKM, M.Kes, dan Dra. RA Yayi S. Prabandari, M.Si, Ph.D), serta
  4. Kajian Epidemiologi Sosial Menggunakan Data Riskesdas (oleh Dr. dr. Ratna Juwita, MPH dan Prof. dr. Charles Suryadi, MPH, Ph.D).

Prof. Michael Dibley, MD, MPH, Ph.D dari International Health Sydney School of Public Health mendefinisikan epidemiologi sosial sebagai cabang dari epidemiologi yang mempelajari distribusi sosial dan determinan sosial suatu status kesehatan. Epidemiologi sosial lebih berfokus pada paparan dari pada penyakit-penyakit spesifik. Paparan sosial tersebut meliputi status sosial ekonomi, kemiskinan, jaringan dan dukungan sosial, modal sosial, diskriminasi, ras dan etnis, gender, pendidikan, dan pekerjaan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain meski kompleks, model-model tersebut mungkin untuk dilaksanakan, namun tersediakah data untuk seluruh tingkat di tiap-tiap model tersebut? Juga masalah terkait studi multidisipliner (Apakah satu sama lain saling memahami dan bagaimana menggabungkan hasil-hasil penelitian dari disiplin yang berbeda).

Di sesi yang berbeda, terkait dengan akan dilaksanakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Prof. dr. Charles Suryadi, MPH, Ph.D menyampaikan hendaknya pelaksanaan tersebut juga harus mempertimbangkan determinan sosial dan mampu menghilangkan ketidakadilan sosial (health inequity). Di akhir paparan, pembicara menekankan bahwa dalam mengembangkan epidemiologi sosial haruslah menggunakan evidence base yang menyelesaikan (masalah kesehatan).

Hari kedua Konas JEN ke-14 diakhiri dengan paparan dan diskusi mengenai Kajian Epidemiologi Sosial Menggunakan Data Riskesdas yang dimoderatori dr. Siti Pariani, MS, M.Sc., Ph.D. Dalam kesimpulan diskusi disampaikan bahwa sebagai praktisi/epidemiolog hendaknya bekerja dengan hati, bagaimana supaya dapat berguna bagi masyarakat dan bagaimana advokasi yang dilakukan mampu mencapai tahap terciptanya political will. (Rosa)