BPJS Jadi Stimulus Ekonomi 2014
Jakarta, PKMK. M. Chatib Basri, Menteri Keuangan RI, mengatakan bahwa pelaksanaan program Badan Pengelola Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) menjadi salah satu stimulus perekonomian Indonesia tahun 2014. Stimulus lainnya adalah dukungan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia yang efektif-efisien. "Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2014 juga menjadi stimulus ekonomi," ungkapnya dalam rapat pembahasan pokok-pokok kebijakan fiskal dan asumsi makro APBN 2014 dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta (20/6/2013).
Dalam rapat yang sama, Armida Alisjahbana, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, menyatakan isu strategis Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014 disusun dengan tiga pertimbangan utama. Yakni, pencapaian target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, perlanjutan kebijakan yang bersifat multi-years, dan menjawab berbagai isu pembangunan terkini. Adapun isu pembangunan tersebut adalah pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), penanganan bencana banjir di Jakarta, pelaksanaan Pemilihan Umum 2014, dan penanganan keamanan dalam negeri.
Armida menyampaikan ada 15 isu strategis pembangunan nasional Indonesia di 2014. Beberapa diantaranya : pemantapan ekonomi nasional, pemantapan stabilitas politik dalam negeri, dan pemantapan kesejahteraan masyarakat. Terkait isu strategis peningkatan kesejahteraan masyarakat, itu antara lain terkait pelaksanaan BPJS Kesehatan. "Luaran dari situ antara lain peningkatan fasilitas kesehatan dasar. Juga, peningkatan layanan kesehatan rujukan termasuk jumlah tempat tidur rumah sakit. Kemudian, terkait pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI), ada transformasi ke SJSN,"tegas Armida.
Chatib Basri mengungkapkan untuk tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan di 6,4 persen sampai 6,9 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi global di tahun 2014 sedikit membaik yaitu 4 persen dari sebelumnya 3,3 persen. Kenaikan tipis itu akan berdampak kepada kenaikan volume perdagangan dunia tahun 2014 sebesar 5,3 persen; tahun ini, kenaikan tersebut sekitar 3,6 persen. "Meskipun begitu, angka itu belum kembali normal ke 6 persenan seperti di tahun 2010 atau 2011," kata Menteri Chatib Basri.