Dokter Indonesia Gelar Aksi Damai 20 Mei
Jakarta - Kumpulan para dokter yang tergabung dalam wadah Dokter Indonesia Bersatu (DIB) akan melakukan aksi damai 20 Mei mendatang.
Para dokter yang bakal berdemo dengan menggunakan baju kebesaran lengkap dengan stetoskop ini, mengajak para dokter di seluruh Tanah Air untuk kembali kepada spirit perjuangan dokter Indonesia.
"DIB akan melakukan aksi damai hingga ke Istana Presiden. Dalam aksi ini kami mengajak seluruh dokter untuk berbaju putih lengkap dan stetoskop," kata dr Agung Sapta Adi, Presidium DIB dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (15/5) sore ini.
Anggota Presidium lainnya, dr Norman Zainal mengatakan, belum dipastikan berapa banyak dokter yang akan turun ke jalan untuk berdemo. Yang jelas, dalam aksi kali ini DIB menuntut reformasi kesehatan nasional yang berkeadilan dengan mengajukan petisi.
Menurutnya, aksi damai bertujuan untuk mengajak profesi dokter kembali kepada kemuliaan profesi dokter sesuai sumpah dokter.
Para dokter yang tergabung di DIB merasa wadah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai satu-satunya organisasi profesi belum bisa menampung segala keluh kesah dokter, termasuk adanya keterbatasan bersuara.
"Kami merasa dokter yang sudah mapan dan nyaman di IDI terkesan tidak ingin terkutak-katik dengan segala birokrasi yang sudah lazim ada di pelayanan kesehatan," katanya.
Agung Sapta Adi menambahkan, kepada seluruh dokter yang akan mengambil bagian dalam aksi damai 20 Mei nanti, untuk mengedepankan persatuan sebagai bentuk kekuatan yang mendorong perubahan secara progresif.
Ia mengajak para dokter Indonesia bisa bersatu menjauhkan segala perbedaan dan menjadikan perbedaan pandangan sebagai awal diskusi perbaikan sistem kesehatan nasional.
Ia juga menegaskan, wadah DIB yang mulai dbentuk sejak Februari 2013 di dunia maya, pada perkembangannya terus diminati para dokter.
Saat ini, sudah sekitar 17.303 dokter dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri yang bergabung. Mereka di forum dunia maya terbiasa mengungkapkan segala keluh kesah menyangkut pelayanan kesehatan di Indonesia. DIB murni gerakan moral tanpa ada intervensi politik maupun kepentingan meraih kekuasaan di pemerintah.
Adanya wadah DIB, kata dia, bukan untuk menandingi IDI, tetapi sebaliknya mendukung gerakan IDI. Gerakan moral DIB sekadar untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan Indonesia yang berkeadilan terhadap masyarakat maupun pemberi pelayanan kesehatan.
"Kami tidak ingin melebarkan jurang antara satu dokter dengan dokter lainnya. Justru kami ingin para dokter khususnya di wilayah terpencil juga mendapat hak yang sama dengan dokter yang saat ini mapan", kata Agung.[D-13]
(sumber: www.suarapembaruan.com)