Adapting Active Case-Finding for TB during The Cov-19 Pandemic in Yogyakarta, Indonesia
Selama masa pandemi COVID-19, beberapa langkah yang diambil dalam hal reorientasi layanan kesehatan, telah mengganggu pelayanan kesehatan esensial untuk penyakit lain, seperti TB, HIV dan malaria. Untuk TB, pengurangan kasus deteksi karena pandemi COVID-19 diproyeksikan mengakibatkan peningkatan penularan TB, morbiditas dan kematian. Penemuan kasus aktif (active case-finding/ACF) untuk TB menggunakan pendekatan berbasis komunitas merupakan strategi potensial untuk mengimbangi penurunan deteksi TB dengan meniadakan kebutuhan pasien untuk mencari perawatan di fasilitas kesehatan.
Sebuah studi menyajikan kerangka opsi untuk adaptasi layanan penemuan kasus aktif TB dalam menanggapi tantangan COVID-19 di Yogyakarta, Indonesia. Perubahan utama telah mencakup prioritas yang direvisi dari populasi sasaran yang berfokus pada kontak rumah tangga, mengurangi throughput penemuan kasus, implementasi langkah-langkah pengendalian infeksi tambahan dan tindakan pencegahan, serta integrasi skrining COVID-19 diantara mereka yang diskrining untuk TB. Mengontrol penyebaran COVID-19 saat ini menjadi prioritas dan tantangan utama kesehatan masyarakat. Integrasi layanan COVID-19 dengan kegiatan penemuan kasus aktif TB yang layak dapat berkontribusi untuk memperkuat respon kesehatan masyarakat terhadap kedua penyakit tersebut. Belum ada bukti tentang utilitas, keamanan atau efektivitas adaptasi yang akhirnya diterapkan di Yogyakarta. Meskipun demikian, proses yang dilakukan peneliti dan opsi yang dipertimbangkan dapat relevan dan informatif ke program lain dalam konteks serupa dari SARS-CoV-2 yang sedang berlangsung penularan.