COVID-19 Apps as a Digital Intervention Policy: A Longitudinal Panel Data Analysis in South Korea
Banyak negara mengembangkan aplikasi pelacakan COVID-19 yang membantu individu melacak dan mendeteksi "orang" yang kemungkinan melakukan kontak dengan pasien yang dikonfirmasi. Namun, tingkat adopsinya tetap rendah. Sebuah studi dilakukan untuk menyelidiki perilaku adopsi dan penggunaan aplikasi COVID-19 di Korea Selatan yang mendeteksi "tempat" dimana orang - orang menular ditemukan dan memperingatkan orang - orang dalam jarak 100 meter di zona berbahaya. Fokusnya pada dampak aplikasi tersebut pada berbagai aspek kehidupan manusia. Peneliti menganalisis data penggunaan aplikasi seluler dari 5.940 panelis pada awal pandemi di Korea Selatan dan setelah gelombang besar pertama (6 Januari - 2 Agustus 2020).
Hasilnya menunjukkan bahwa individu berpenghasilan tinggi dan lebih berpendidikan lebih mungkin mengadopsi aplikasi COVID-19 lebih awal, dan pria dan orang berpenghasilan rendah cenderung lebih sering menggunakan aplikasi pelacakan COVID-19. Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang perilaku perlindungan kesehatan, seperti mengemudi, berbelanja online, memesan makanan secara online, dan menghindari perjalanan dan transportasi umum, serta mendukung copying sosial dan agama bagi orang yang menggunakan aplikasi COVID-19. Implikasi studi ini sangat berharga bagi pembuat kebijakan untuk menerapkan kebijakan digital untuk memotivasi orang agar secara sukarela terlibat dalam perilaku melindungi diri dan mengatasi melalui aplikasi COVID-19. Studi ini dipublikasikan pada Jurnal Health Policy pada November 2021.