Out-of-Pocket expenditure and patient experience of care under-Indonesia's national health insurance: A cross-sectional facility-based study in six provinces
Negara - negara berpenghasilan rendah dan menengah di seluruh dunia berusaha untuk mencapai cakupan kesehatan universal (UHC), seringkali melalui perluasan skema asuransi kesehatan wajib. Namun, bukti tentang kemajuan menuju perawatan yang berpusat pada pasien dan pengeluaran di luar kantong yang berkualitas masih kurang, terutama untuk kelompok populasi miskin. Sebuah studi dilakukan untuk menyumbangkan bukti yang berpusat pada pasien yang memeriksa pengalaman pasien dan OOP di bawah JKN, pada asuransi kesehatan sosial Indonesia. Data dikumpulkan dari 2526 wawancara pasien keluar yang dilakukan di antara penerima JKN pada 2015, dengan menghitung ukuran pengalaman pasien sumatif dari 14 item pengalaman.
Hasilnya, rata - rata ukuran pengalaman pasien adalah 11,7 dari 14 poin maksimal. Perbedaan terlihat dengan peringkat tertinggi pada ‘kemudahan memahami bahasa penyedia’ (97%) dan terendah pada ‘waktu tunggu’ (54%). OOP dilaporkan oleh 20% pasien dengan rata - rata setara dengan US$40, alasan paling umum adalah obat - obatan (61% dari semua OOP). Heterogenitas OOP yang cukup besar terjadi menurut provinsi dan jenis fasilitas. Peneliti menemukan perbedaan dalam OOP berdasarkan gender (perempuan membayar lebih mungkin, tetapi lebih sedikit) dan kepesertaan JKN bersubsidi (kemungkinan sama dengan non-subsidi, tetapi membayar lebih sedikit). Temuan ini menunjukkan bahwa selama implementasi awal, pasien di bawah JKN dilaporkan sebagian besar memiliki pengalaman positif namun seperlima diantaranya mengalami OOP (sebagian besar pada obat-obatan). Penelitian lebih lanjut yang berpusat pada pasien diperlukan untuk memastikan kemajuan JKN menuju UHC di Indonesia.